"Entah aku mulai dari mana. Sebuah serangan telak telah menghantam manusia." Lebah mulai menjelaskan.
"Apakah musuhnya besar dan kuat seperti elien?" Kemboja penasaran.
Lebah menggeleng. "Justru sebaliknya ia sangat kecil tak bisa dilihat oleh mata. Ia menyerang garang lewat kerumunan."
Kemboja kaget. "Oh, ini mengapa tak ada lagi yang mengantar jenazah?"
Lebah menggangguk, " Namanya virus Corona. Ketika ia menyerang, manusia akan meninggal karena sulit bernapas. Jutaan manusia telah meninggal karenanya."
"Namanya begitu indah, namun ternyata mematikan." Kemboja bergidik.
"Nah, ia salah satu korbannya." Lebah menunjuk pada makam yang barusan dikuburkan.
***
Suasana segar pagi ini. Kemboja terbangun dari tidur panjangnya. Tersenyum pada daun dan mengucap selamat pagi pada dahan.
Suasana begitu hening. Penjual bunga dan gerombol anak peminta-minta sudah lama tak ia lihat. Mata Kemboja melihat ke arah pekuburan.
"Ini makamnya?" Sayup suara jelas menggaung di antara deretan nisan. Seorang gadis kecil berjongkok mengeja nama di makam yang dikuburkan astronot.