Mohon tunggu...
Hilmiaty M. Utami
Hilmiaty M. Utami Mohon Tunggu... -

unpredictable person yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Salah Paham di Bulan Ramadhan : “Malah Bikin Seru”

12 Agustus 2011   07:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan kali ini jatuh pada bulan Agustus sama halnya seperti tahun kemarin. Ingatan ramadhan tahun lalu pun membayang lagi. Ya...ramadhan tahun lalu begitu sangat berbeda. Di sebuah kawasandi Kabupaten Bandung Barat, kami bersembilan yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 5 orang perempuan disatukan dalam satu Kelompok Kerja Nyata (KKN) dari salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Kami menyewa dua rumah (untuk laki-laki dan perempuan) yang akanmenjadi tempat tinggal sementara. Kami pun harus melaksanakan program KKN bertepatan dengan bulan Ramadhan.

Suatu hari di bulan Ramadhan, keuangan kelompok mulai menipis begitu pula dengan persediaan makanan hanya tersedia beras, telur, dan mie instan yang hanya cukup untuk beberapa hari ke depan. Saat satu jam menjelang berbuka, anak laki-laki mulai berdatangan ke basecamp perempuan, di mana biasa makanan tersedia.

Anak-anak perempuan masih kebingungan menentukan menu berbuka karena bahan yang tersedia terbatas dan kami pun belum dapat berbelanja karena harus menunggu hari pasar datang. Tiba-tiba sang ketua kelompok mendapat sms dari salah seorang warga yang bunyi pesannyakurang lebih seperti ini ” Neng..Jang...diantos di rorompok, urang buka sasarengan di dieu”.

Sontak kami semua kegirangan, wahhhh....hari ini kami bisa menghemat pengeluaran tapi bisa makan kenyang. Kami pun sepakat untuk tidak memasak dan akan pergi ke rumahnya setelah shalat magrib. Dan jatah pengeluaran hari ini bisa dipakai untuk menambah anggaran acara anak-anak PAUD.

Saat yang dinanti pun tiba, seusai shalat dan meneguk air putih untuk membatalkan puasa, kami bersembilan langsung meluncur ke rumah yang dituju. Senyum terus terukir di bibir kami karena sudah terbayang lezatnya ayam dan ikan bakar yang menjadi makanan khas di sana.

Setibanya di rumah warga, kami bersalaman dengan si empunya rumah tapi kami belum melihat deretan makanan. Oh mungkin belum disiapkan, pikir kami. Obrolan pun di mulai ditemani kerpik pisang dan kacang yang sudah tersedia sedari tadi.

Setengah jam berlalu, mata kami saling berkedip dengan mengelus perut yang keroncongan. Si bapak yang punya rumah akhirnya memanggil istrinya dan mengenalkan pada kami semua. Terlihat ekspresi kurang menyenangkan dari istrinya. Entah apa yang salah dengan kami.

Pasangan suami istri itu pun masuk ke dapur dan terdengar percakapan serta suara piring yang beradu. “Ohhh.....sepertinya lagi nyiapin makanan nih” seru salah seorang dari kami dengan berbisik. Senyum kami pun kembali mengembang....(tetep ngarep hehe)

Mereka pun keluar dari dapur tapi tangan mereka berdua kosong, istrinya langsung masuk kamar dan suaminya malah mengajak kami mengobrol lagi. Mata kami pun saling bertatapan heran, keripik pisang dan kacang sudah mulai habis tapi kenapa ikan bakarnya belum datang juga????

Satu jam lebih kami di rumah itu, akhirnya kami pun pamit dengan dalih mau shalat tarawih. Dengan menahan ketawa dan perasaan campur aduk serta perut yang bernyanyi dari tadi, kami segera menjauh dari rumah tersebut dan.....HAHAHAHAHAHA.....Tawa kami pun akhirnya meledak...ternyata tak ada ikan ataupun ayam bakar. Para pedagang makanan pun jadi sasaran .

Entah kami yang salah paham dengan isi sms itu atau yang punya rumah kaget karena kami bersembilan? Entahlah sampai sekarang masih menjadi misteri, yang jelas bulan Ramadhan tetap penuh berkah. Tak dapat ikan bakar, masih dapat tertawa ceriapun juga berkah. Pengalaman bulan Ramadhan di tempat orang yang tak terlupakan :) . [Telkomsel Ramadhanku]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun