Mohon tunggu...
Hilmannuraziz RBP
Hilmannuraziz RBP Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Di Balik Nomor Satu, Terdapat Motif Tertentu

23 April 2020   09:05 Diperbarui: 25 April 2020   21:35 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa detik pertama, para aktor wanita memparodikan diri menjadi sejumlah tokoh publik ternama. Namun, yang menjadi daya tariknya adalah penggunaan perhiasan hingga cara berbusananya. Meskipun terlihat lucu dan menarik, hal itu tidak diperbolehkan karena tampaknya terlalu mencolok dan berlebihan.

Kesalahan berikutnya adalah, di akhir iklan, pernyataan "syarat & ketentuan berlaku" yang terlalu kecil dan tidak menyebutkan informasi yang menjelaskan di mana dan bagaimana audiensi dapat memenuhi syarat dan ketentuan.

screenshot pribadi
screenshot pribadi
Penulis sekali lagi menemukan kalimat superlative dalam iklan Shopee lain (Shopee Diskon 50%) , yang berbicara tentang aktor laki-laki yang sakit dan dirawat dengan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Iklan menyarankan agar membayar BPJS melalui Shopee, yang mereka anggap “paling murah” dan juga memiliki diskon 50%.

Sangat menggoda, tetapi sekali lagi kalimat itu tidak dapat memberikan data dan sumber yang akurat, apakah betul adanya jika lebih murah melalui Shopee.

Kembali ke beberapa detik pertama. Pria itu awalnya dirawat oleh seorang dukun dan ternyata penyakitnya tidak segera sembuh, seperti yang dijanjikan dukun itu.

Sebagian orang masih meyakini kepercayaan ini. Namun, ada kekhawatiran bahwa ini akan menimbulkan kebingungan di pihak masyarakat.

Mungkin iklan tidak menunjukkan bahwa dukun segera menyembuhkan aktor laki-laki, tetapi menurut pasal 3.10 EPI menyatakan bahwa iklan tidak boleh menampilkan pemeran yang dapat menyebabkan kecemasan dan / atau menyebarkan kepercayaan palsu atau takhayul di antara masyarakat.

Ini masih tidak dapat diterima dan kita tahu bahwa kunjungan ke ahli (dokter atau ahli medis) akan direkomendasikan dan dijamin pasti.

screenshot pribadi
screenshot pribadi
Iklan lain yang penulis temukan menggunakan kata superlatif adalah iklan Good Mood (Good Mood Rasa Yogurt). Di akhir iklan, ada kata "No.1 di Jepang" yang diukir pada medali emas seolah-olah menyombongkan produk terlarisnya.

Meskipun paling menonjol di negara Jepang, produk ini melanggar aturan EPI dalam pasal 1.2.2 yang menjelaskan bahwa tidak boleh menggunakan kata "nomor satu" kecuali jika disertai dengan bukti yang dapat dibenarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun