Mohon tunggu...
Hilman Syamami Zaman
Hilman Syamami Zaman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi

Nothing Special...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebutuhan Manusia untuk Berada pada Lingkungan Masyarakat yang Sesuai

25 April 2021   12:55 Diperbarui: 25 April 2021   12:57 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia berdasarkan akar kata berasal dari kata "manu"  dan "mens"  yang artinya berpikir, memiliki akal budi atau makhluk yang berakal budi dan merupakan makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Sedangkan jika definisi secara istilah manusia dapat diartikan sebagai fakta atau konsep mengenai sebuah gagasan atau realitas, seorang individu atau sebuah kelompok. Manusia dapat diartikan menurut sudut pandang lain, seperti sudut pandang biologis, rohani dan istilah kebudayaan atau secara campuran. Secara bologis pengelompokkan manusia diklasifikasikan ke dalam Homo sapiens yang merupakan spesies dari golongan mamalia, manusia merupakan salah satu primate yang dilengkapi otak dan kemampuan yang tinggi. Secara kerohanian, konsep yang digunakan adalah konsep jiwa yang bervariasi karena pada agama hubungan antara kekuatan dan makhluk hidup ada kaitannya. Secar antropologi kebudayaan, dijelaskan berdasarkan bahasa bahwa organisasi mereka dalam masyarakat majemuk beserta perkembangan teknologi yang dimiliki serta kemampuan utuk membentuk kelompok dan lembaga agar bisa saling mendukung dan menolong satu sama lain. Manusia dengan segala fungsi dan potensinya merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tunduk pada aturan hukum alam, beregenerasi melalui proses kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan kematian dan terus berulang. Keterkaitan dan interaksi dengan alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan timbal balik yang menghasilkan hubungan yang positif maupun negatif. Manusia memiliki teknologi tinggi karena perbandingan massa otak dan massa tubuh yang terbesar diantara makhluk lain di bumi, perbandingan ini dapat memberikan petunjuk mengenai segi intelektual relatif. Sebagai makhluk individu manusia memiliki pemikiran-pemikiran mengenai hal-hal atau tentang apa yang menurutnya baik dan  manusia menyesuaikan hal tersebut dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun harus bisa berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan, saling memahami, saling menolong dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya harus dijaga, manusia tidak bisa secara sepihak atau semena- mena dalam menggunakan kekayaan alam yang dianugerahkan kepada manusia. Secara sudut pandang dan pengertian manusia, terdapat beberapa penggolongan manusia, penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya, hal ini menjadikan manusia menjadi 2 golongan laki-laki dan perempuan. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan, hal ini dikarenakan saat bai organ reproduksi masih belum terbentuk dengan jelas. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Jika berdasarkan pada usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda dan pemudi, dewasa, dan (orang) tua. Untuk penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan, warga negara, anggota partai), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial, manusia memerlukan manusia lain untuk bisa saling bertahan hidup dan saling berkomunikasi, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa bergantung manusia tersebut bergaul dengan siapa, pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan apapun, manusia belajar untuk bisa bertahan hidup dan masuk ke dalam golongan tertentu dikarenakan lingkungan yang manusia pelajari. Manusia tidak bisa hidup sendirian, untuk bisa memenuhi kebutuhan yang diperlukan seperti kebutuhan sandang,pangan dan papan serta kemampuan untuk berkomunikasi dan menjalin kerja sama tidak bisa dilakukan jika sendirian,  jika hanya sendirian ia tidak akan bisa menjadi manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Hubungan tersebut menentukan posisi manusia di masyarakat, di satu sisi manusia bisa menjadi anak buah, tetapi di sisi lain manusia bisa menjadi pemimpin. Jika dalam keluarga manusia bisa menjadi ayah atau ibu, tetapi di sisi lain manusia juga anak. Jika manusia adalah kakak, tetapi di sisi lain manusia adalah adik. Dalam hubungan antar manusia (interpersonal) yang menyangkut hubungan antara manusia, ada pemimpin yang sangat dipatuhi dan dihormati rakyatnya karena kebijaksanaan dan kepemimpinanya yang menjadikan rakyatnya tunduk dan patuh serta menghargai pemimpin tersebut, namun ada juga pemimpin yang hanya ditakuti bukan dihormati atau dihargai, begitupunguru atau orang tua, ada yang dipatuhi dan dihormati , ada juga orang tua dan guru yang tidak dipatuhi dan tidak pula dihormati. Hal ini dapat terjadi dikarenakan berbagai hal.

Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan bagaimana model dan kualitas hubungan yang dimiliki oleh manusia.

1. Teori Transaksional (model Pertukaran Sosial)

Berdasarkan teori ini, hubungan antar manusia dengan manusia lainnya berlangsung mengikuti kaidah transaksional yang berlaku secara umum di masyarakat. Menurut teori ini apakah masing-masing manusia merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya dengan manusia lain atau malah merugi sehingga tidak memberikan efek timbal balik yang seimbang. Jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pasti akan terus dijalankan, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu , putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan.

Demikian juga pada hubungan sosial yang lain, misalnya antara rakyat dan pemimpin, suami isteri, mantu mertua direktur anak buah, guru murid, mereka akan memikirkan kontribusi yang mereka lakukan apakah sebanding dengan keuntungan yang mereka peroleh atau justru hubungan yang dilakukan malah merugi. Demikian juga hubungan antara daerah dengan pusat, antara satu entitas dengan entitas lain.

2. Teori Peran

Berdasarkan teori ini, dalam pergaulan sosial antar manusia sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat, pengaturan mengenai apa dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya sudah diatur sebelumnya. Dalam skenario itu sudah tertulis seorang pemimpin harus bagaimana, tugas seorang gubernur harus seperti apa, seorang guru harus bagaimana dalam mendidik murid, murid harus bagaimana dalam menimbang ilmu dan berperilaku yang baik. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh kewajiban suami,  kewajiban isteri, peran seorang ayah, peran seorang ibu, bagaimana sikap anak, sikap mantu, sikap mertua dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang mematuhi scenario dan berperan sesuai dengan perannya maka hidupnya akan harmonis dan berjalan lancar tetapi jika menyalahi skenario, maka manusia akan dihina oleh manusia lain. Dalam era sekarang ini sangat terlihat pemimpin yang menyalahi skenario sehingga sering menimbulkan ketidak puasan dan demo dari masyarakat

3. Teori Permainan

Menurut teori ini, klasifikasi manusia itu hanya terbagi tiga berdasarkan pada rentang usia, yaitu anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Anak-anak dikategorikan sebagai seseorang yang manja, tidak ngerti tanggungjawab secara individu, dan saat permintaanya tidak segera dipenuhi anak-anak akan marah atau bahkan menangis. Sedangkan orang dewasa, lugas dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai manusia, memiliki kesadaran akibat dan sadar resiko dari segala hal yang dilakukan. Sedangkan untuk orang tua, ia selalu memaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi anak-anaknya, terkadang orang tua juga membela anaknya meskipun anaknya salah dikarenakan rasa sayang tersebut. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis, hanya saja sebagian orang akan terganggu, tetapi orang akan heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan dan bersikap seperti anak- anak. Suasana rumah tangga juga sangat ditentukan oleh bagaimana kesesuaian antara orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan, bukan sikap yang berkebalikan dari apa yang seharusnya dilakukan. Jika tidak maka suasana pasti akan buruk.

Lingkungan Hidup Manusia

Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan sosial budayanya, saat manusia lahir alam dan budaya tersebut yang akan membentuk kepribadian dan emosional dari manusia. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya.

Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism) yang dapat mengatur alam dan lingkungan tempat tinggalnya. Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan tempat manusia itu tinggal. Saat seoang bayi lahir, ia akan merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi jika dibandingkan saat masih di dalam rahim ibunya, dan oleh karena itu ia akan menangis, bayi meminta dan menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan dari apa yang sebelumnya dimiliki itu dapat tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination), kepekaan untuk saling memiliki (sense of belonging) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Sesuatu dapat dipenuhi jika alat yang berupa lingkungan dapat digunakan dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, manusia tidak bisa hidup sendiri dan manusia memiliki peranan yang harus dipenuhi agar bisa hidup dengan baik. Manusia akan merasa dihargai kehadirannya jika ia bisa menjalankan fungsi dan perannya dengan baik serta mendapat penghargaan dari usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh manusia tersebut. Manusia juga memiliki keinginan untuk bisa bergabung dan masuk ke dalam lingkungan yang bisa mendukung untuk berkembang agar bisa menjadi pribadi yang baik. Misalnya dalam suatu keorganisasian, seorang manusia ingin agar dapat mengaktualisasikan dirinya namun ada berbagai kendala yang menghalangi sehingga manusia tidak bisa bergabung dan memenuhi keinginannya dalam aktualisasi tersebut. Manusia akan merasa tersisihkan dan kurang dihargai jika tidak bisa masuk ke dalam lingkungan yang paling dekat dari tempat ia hidup, pada dasarnya ada banyak hal yang ingin dilakukan jika manusia bisa masuk ke dalam lingkungan tersebut, misalnya berusaha mengembangkan diri dan memperbaiki jika masih ada hal yang kurang terkait lingkungan tersebut, seorang manusia juga akan berusaha untuk menjadikan lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik dan bisa dijalani dan dinikmati oleh banyak orang. Kendala awal atau halangan yang menghambat seseorang dalam memenuhi keinginanya untuk masuk ke dalam lingkungan yang ia maksud adalah cara masuk ke dalam lingkungan tersebut, sebagian orang akan merasa tidak nyaman dan tidak menyukai bagaimana cara awal masuk ke dalam suatu lingkungan, hal ini dikarenakan ketidaksesuaian mengenai tujuan dan realitas yang dihadapi serta hal-hal yang sudah dilakukan untuk bisa masuk dan mencapai lingkungan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun