Mohon tunggu...
Hilman Syahrial
Hilman Syahrial Mohon Tunggu... Lainnya - Hi!

Untuk Pemenuhan Tugas Ujian Akhir Semester

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konflik Sebagai Upaya Pengembangan Kegiatan Pembelajaran Daring Di Era Pandemi Covid-19

29 Desember 2021   12:46 Diperbarui: 29 Desember 2021   13:41 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara online. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology, dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp. 

Pembelajaran secara online bahkan dapat dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram. Tanpa peristiwa Covid-19, pembelajaran secara daring telah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak beberapa tahun terakhir. Terlebih lagi, memang pendidikan online tengah diusung untuk menjadi arus utama pada tahun 2025

Namun dalam prakteknya, Kegiatan pembelajaran daring kerap menemui tantangan dan hambatan, mulai dari hambatan sinyal, kendala aplikasi, kendala kepemilikkan gawai, dan masih banyak yang lainnya.

Jika ditelaah dalam teori konflik, tantangan dan hambatan pembelajaran daring ini sejatinya dapat menjadi sebuah tolak ukur dan bahkan dapat diubah menjadi upaya pengembangan pembelajaran daring ini sendiri.

Dikutip dari (Maunah, 2015:74) Teori konflik berpendapat bahwa kehidupan sosial di masyarakat terdapat berbagai bentuk pertentangam. Paksaan dalam wujud hukum dipandang sebagai faktor utama untuk memelihara lembaga-lembaga sosial, seperti milik pribadi (property), perbudakan (slavery), kapital yang menimbulkan ketidaksamaan hak kesamaan. 

Kesenjangan sosial terjadi dalam masyarakat karena bekerjanya lembaga paksaan tersebut yang bertumpu pada cara-cara kekerasan, penipuan dan penindasan. Dengan demikian, titik tumpu dari konflik sosial adalah kesenjangan sosial.

Dalam (Haryanto, 2012: 42-43) Salah satu pemikiran yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan teori konfik adalah analisis Marx tentang konflik yang menyatakan bahwa konflik utama yang terjadi di masyarakat adalah konflik antar-kelas. 

Sejarah sosial menurutnya pada hakikatnya merupakan sejarah perjuangan kelas. Dalam pandangan Marx, setiap tipe masyarakat selalu terdapat di dalamnya dua kelas yang saling berbeda kepentingannya secara diametrikal sehingga menimbulkan konflik di antara keduanya.

Mengutip dari (Sari, 2021: 36) Menurut Marx, masyarakat selalu mengalami kontradiksi-kontradiksi yang disebabkan oleh dinamisasi cara produksi yang terus mengalami perubahan. Dengan demikan, Marx menekankan aspek "cara-cara produksi (mode of production) yang menyebabkan terjadinya kontradiksi/ketegangan di masyarakat".

Dalam dunia Pendidikan, Peran peserta didik menurut Marx harus memiliki kesadaran yang dimulai dari kesadaran pribadi menuju kesadaran kolektif para peserta didik. Sebab, kesadaran kolektif tersebut dapat membawa mereka ke dalam pola pendidikan yang memanusiakan. 

Mereka harus berani mengkritisi segala kebijakan pendidikan yang merugikan, khususnya sekolah tempat mereka belajar. Mereka juga berhak untuk berpartisipasi dalam pendidikan dengan cara turut serta dalam memformulasikan proses belajar di kelas. Artinya, mereka berhak menyuarakan sesuatu yang mereka inginkan dalam proses berjalannya pembelajaran di kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun