Asap… asap! Teriak mahasiswa begitu melihat asap putih keluar dari sela ruang server di Gedung Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB). Siang itu, seketika api membumbung tinggi hingga membuat sejumlah mahasiswa dan civitas akademik lainnya berhamburan. Di tengah api yang membesar, beberapa mahasiswa terlihat berani mendobrak pintu ruang yang terkunci. Brakk! Ruang server yang ada di lantai satu itu akhirnya terbuka. Saat itu juga mereka sibuk bolak-balik membawa ember berisi air sambil menunggu pemadam datang.
120 menit kobaran api melahap Gedung Fateta IPB di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Api diketahui muncul skeitar pukul 11:30 WIB, sedangkan petugas pemadam kebakaran baru datang sekitar pukul 12:00 WIB siang. Demi menjinakkan api yang mengamuk, sejumlah mahasiswa spontan mendobrak pintu yang terkunci. Ada juga yang sengaja memecahkan kaca gedung. Sepuluh unit mobil damkar pun datang dan api baru bisa dipadamkan dua jam kemudian.
Rudi, salah seorang mahasiswa yang sempat menyaksikan peristiwa itu mengatakan, api tiba-tiba berkobar dari sela-sela ruang server Fateta hingga menjalar ke ruang sidang mahasiswa. Sejumlah mahasiswa mengaku sempat ketakutan lantaran kobaran api sangat besar. Namun dengan peralatan seadanya, mahasiswa bahu-membahu mematikan api yang mengepul di lantai satu. “Banyak mahasiswa yang panik dan berlari. Untung beberapa ada yang inisiatif mematikan bawa-bawa ember isi air,” ujar Rudi.
Senada, Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor Makmur mengatakan, petugas sempat kesulitan memadamkan api yang sudah mulai menjalar ke lantai dua. Namun atas kerja sama yang baik dengan mahasiswa, api berhasil padam. Bangunan lantai tiga yang berisi alat-alat kimia pun berhasil diselamatkan.
“Dugaan sementara karena korsleting listrik. Kita juga masih menghitung kerugiannya. Tapi yang pasti, laboratorium di gedung itu habis terbakar,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Kerja Sama dan Pengembangan Fateta IPB Slamet Budijanto mengapresiasi tindakan mahasiswa IPB yang mau membantu memadamkan api. Meski harus bolak-balik menggotong ember, mereka berhasil meminimalisasi risiko melebarnya api ke lantai tiga.
“Saya sampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa IPB. Merekalah yang menjadi tulang punggung dalam memadamkan api. Kalau dari awal tanpa mahasiswa yang bahu-membahu memadamkan api, saya yakin api akan menyambar ke lantai tiga (laboratorium yang penuh bahan kimia, red),” tuturnya.
Sementara itu, Rektor IPB Herry Suhardiyanto memastikan pascainsiden ini perkuliahan mahasiswa hari ini berlangsung normal.
Ia mengaku sudah memberikan arahan agar satu wing C2 listriknya dimatikan sementara. Setelah clean, wing yang lainnya bisa dinyalakan satu per satu, termasuk lantai di atas ruang server.
“Untuk hari ini aktivitas perkuliahan sedikit terganggu karena tidak berani hidupkan listrik. Tetapi Insya Allah besok perkuliahan sudah kembali lancar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ruang server Fateta merupakan tempat core switch dan distribution switch untuk menghubungkan Fateta dan fakultas-fakultas lainnya. Ditaksir kerugian atas kejadian ini mencapai Rp2 miliar. “Sekarang sedang diidentifikasi peralatan-peralatan yang dibutuhkan agar internet segera pulih kembali. Diperkirakan kerugian akibat kebakaran tersebut mencapai Rp2 miliar,” pungkasnya.
(ads/c/feb/run)
SUMBER : Harian Metropolitan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H