Mohon tunggu...
Inovasi

Bang, Ingat Anak-Istri!

23 Maret 2017   11:45 Diperbarui: 23 Maret 2017   20:00 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sirine mobil patroli polisi terdengar nyaring. Ditambah bunyi tembakan yang puluhan kali melesat, memecah kerumunan massa yang terpusat di Terminal Laladon, Ciomas. Prakk!! Lemparan batu membuat suasana makin tegang dan mencekam. Lagi-lagi karena urusan perut, masing-masing saling ribut tanpa tedeng aling-aling. “Ingat anak istri, bang!” cetus seorang warga yang tak tega melihat amukan massa.

Perang antarwong cilik berturut-turut membuat aparat kalang kabut. Petugas kepolisian sempat kesulitan meredam aksi anarkis warga yang semakin menjadi-jadi.

Beberapa kendaraan roda dua yang diketahui milik driver ojek online dihancurkan. Sopir angkutan kota (angkot) emosi lantaran ojek online masih beroperasi dan mengam­bil penumpang di kawasan terminal. Bahkan, aksi kejar-kejaran sopir angkot dengan pengemudi ojek online pun sempat terjadi di Jalan Raya Dramaga, Bogor.

Pengemudi ojek online yang bersembunyi di salah satu minimarket diseret keluar. “Wah ini nih nyumput (sem­bunyi, red) di sini. Eh, jan­gan nyumput,” teriak salah seorang sopir angkot sambil menarik pengemudi ojek on­line keluar dari minimarket.

Sedikitnya enam angkot di kawasan Terminal Laladon, Kabupaten Bogor, rusak. Warga yang melihat bentro­kan tersebut dibuat takut. Di­ta (22), salah seorang peng­guna ojek online, mengaku tak habis pikir dengan aksi saling serang yang terjadi. Padahal, kedua kubu sama-sama mencari rezeki.

“Ngapain coba pakai beran­tem kayak gini. Kasihan kan anak istri di rumah. Itu mot­ornya sampai rusak parah,” kata Dita yang ikut melihat aksi kejar-kejaran pengemudi online.

Sementara itu, usai aksi tawuran pecah, ribuan penge­mudi ojek online langsung menggeruduk Balaikota Bo­gor di Jalan Ir H Juanda, Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu (22/03).

Mereka mendesak Pemer­intah Kota dan Kabupaten (Pemkot dan Pemkab) Bogor memberi jaminan keamanan dan kenyamanan saat berop­erasi di jalanan, sehingga aksi sweeping yang dilakukan sopir angkot tak terulang kembali.

“Kita ke sini hanya ingin ada kepastian dari pemerin­tah bahwa kita berhak men­cari nafkah dan dijamin rasa amannya saat mengangkut penumpang. Kita lelah sudah dua hari ini dapat ancaman dan teror para sopir angkot yang melakukan aksi sweep­ing di jalanan,” ungkap Budi (28), driver GrabBike saat dite­mui di Balaikota Bogor, Rabu (22/03) petang.

Di saat bersamaan, sekitar pukul 18:00 WIB, kericuhan yang semula memanas di Jalan Raya Laladon, meram­bat hingga ke Jalan Raya KH Abdullah Bin Nuh, tepatnya di depan gerbang pintu masuk Perumahan Yasmin, Bogor Barat, Kota Bogor. Sekelom­pok orang diduga simpatisan sopir angkot nyaris bentrok dengan ojek online.

Sambil membawa bambu runcing, sekelompok massa berjalan kaki menuju kantor transportasi online yang ada di Jalan Sholeh Iskandar. Namun, niat mereka sudah lebih dulu dihadang petugas.

Lagi-lagi tembakan mem­ecah di Rabu malam. Pihak kepolisian dari unit Sabhara yang datang ke lokasi lang­sung membubarkan paksa kerumunan kedua kubu. Unit polisi bermotor juga datang mengusir kerumu­nan warga dan menjauhkan kedua kubu.

Dari kejadian itu, ada lima orang yang diduga provoka­tor bentrokan antara sopir an­gkot dan driver ojek online di kawasan Yasmin, Kota Bogor dan Terminal Laladon, Ciomas, Jalan Raya Laladon-Dramaga, Kabupaten Bogor, dibekuk petugas Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Pol­resta Bogor Kota, Rabu (22/03) malam.

Kasat Reskrim Polresta Bo­gor Kota Kompol Condro Sasongko mengungkapkan, lima orang yang diduga pro­vokator aksi sweeping beru­jung bentrok itu semuanya berasal dari kalangan penge­mudi angkot. “Mereka di­tangkap karena kedapatan membawa senjata tajam dan menghasut untuk melakukan aksi sweeping yang berujung bentrokan di kawasan Yas­min,” kata Kompol Condro, Rabu (22/03).

Kapolres Bogor AKBP AM Dicky mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan mediasi antara sopir angkot melalui Organda, Dinas Per­hubungan dan perwakilan driver transportasi online. “Kini situasi sudah kondusif, kedua belah pihak sudah menahan diri. Lokasi juga sudah bisa dilalui,” katanya.

(ads/yos/c/feb/run)

SUMBER : Harian Metropolitan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun