Mohon tunggu...
Inovasi

Heboh! Demam 'Skip Challenge'

11 Maret 2017   11:21 Diperbarui: 11 Maret 2017   11:48 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah ramai soal ‘Mannequine Challenge’ kini ada lagi istilah ‘Skip Chal­lenge’ yang mendadak booming. Aksi menekan dada hingga nyaris kehabisan napas jadi ajang seru-seruan sekelompok remaja hingga videonya beredar luas. Demam Skip Challenge ini mewabah di kalangan pelajar hingga jadi tren baru yang dianggap kekinian.

Video tantangan menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu hingga pingsan ini banyak berseliweran di berbagai jejaring sosial. Sekelompok pelajar di tingkat SMP dan SMA keranjingan melakukan permainan ini. Upaya menyandarkan temannya di tembok dan menekan keras dadanya hingga nyaris pingsan dianggap seru. ­

Dari video yang beredar, siswa yang mengenakan sera­gam putih abu justru tertawa saat melihat temannya keha­bisan napas, hingga kejang-kejang dan tergeletak. Tak hanya satu video, banyak pula unggahan video dengan latar tempat dan orang berbeda yang meniru Skip Challenge. Sampai-sampai demam Skip Challenge ini mewabah di seluruh pelosok negeri. Tak ayal, semua kalangan dibuat geger dengan kemunculan permainan ini.

Di Bogor, demam permainan ini tak lagi asing. Kebanyakan siswa mengetahuinya dari Youtube. Salah seorang siswa SMA di Kota Bogor, Yudha, mengaku mengetahui tan­tangan itu sejak lama. Namun, baru belakangan ini kembali muncul ke permukaan dan menjadi viral.

“Sebenarnya tahu ini sudah lama, tapi memang dulu ng­gak se-viral ini dan baru hits lagi sekarang,” kata Yudha yang saat ini duduk di kelas XII.

Meski demikian, Yudha dan kawan-kawannya di sekolah tak tertarik sedikit pun dengan tantangan tersebut. Berbeda dari tantangan-tantangan yang viral sebelumnya, Skip Challenge dianggap tidak keren dan tidak lucu bagi anak-anak SMA.

“Kebanyakan anak SMP kay­anya yang main begituan. Di sekolah saya nggak ada, lagian kayaknya bahaya,” ujar Yudha.

Di tengah viralnya tantangan ini, Skip Challenge ternyata menimbulkan kekhawatiran banyak pihak, khususnya orang tua dan guru. Mereka takut ada anak atau siswa yang meniru tantangan ini karena dianggap memba­hayakan.

“Saya sangat tidak setuju dengan Skip Challenge. San­gat berbahaya karena bisa menghentikan napas akibat oksigen terhalang tekanan di dada. Saya sudah mengimbau orang tua untuk ikut menga­wasi anak-anaknya untuk ti­dak melakukan permainan ini. Di sekolah kami sendiri semua guru-guru sudah melarang dan terus mengawasi anak-anak,” ujar Kepala Sekolah SMAN 1 Bogor, Sri Erningsih.

Munculnya demam Skip Challenge ini membuat se­jumlah kalangan ketar-ketir. Tak sedikit pihak yang kha­watir aksi ini menelan korban. Sebab, dianggap berpotensi menghilangkan nyawa ses­eorang.

Seperti yang diutarakan Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Bimantoro Kurniawan. “Sebelum melakukan sebai­knya berpikir panjang. Jangan sampai malah mencelaka­kan orang lain. Kalau sampai menghilangkan nyawa itu ada pidananya,” kata Bimantoro.

Ia pun mengaku sudah meli­hat tayangan video Skip Chal­lenge yang beredar luas. Atas hal itu ia mengingatkan kaum muda tidak ikut-ikutan hal yang merugikan diri sendiri. “Ya sudah lihat videonya di Facebook,” kata dia.

Kekhawatiran senada juga diungkapkan Kapolresta Bo­gor Kota Kombes Suyudi Ario Seto. Seiring viralnya tantan­gan tersebut, dirinya meminta semua pihak ikut menga­wasi anak-anak di lingkungan sekitar agar tidak ikut-ikutan tantangan itu.

“Mungkin anak-anak ta­hunya lucu-lucuan atau senang-senang aja, padahal menghambat oksigen ke otak sehingga menyebabkan tidak sadarkan diri, sangat berisiko. Ini hal membahayakan yang perlu perhatian semua pihak, terutama sekolah dan orang tua,” pesan Suyudi.

Menurutnya, belum ada un­sur pidana dalam tantangan tersebut. Kecuali sampai ter­jadi hal-hal berbahaya seperti sakit bahkan meninggal.

“Ini bahaya. Harus ada la­rangan agar tidak berlanjut. Sejauh ini memang belum ada laporan terkait tantangan itu karena memang baru viral. Tapi rasanya perlu dicegah tanpa harus menunggu hal-hal yang tidak diinginkan,” tandas Suyudi.

(fin/rez/ d/feb/dit)

SUMBER :Harian Metropolitan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun