Mohon tunggu...
Hilman Saepul Rahman
Hilman Saepul Rahman Mohon Tunggu... Guru - Staff Education

Pendidikan itu menuntun murid berdasarkan kodrat zaman dan kodrat alam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Pesan Ayah....

5 Agustus 2023   22:32 Diperbarui: 5 Agustus 2023   22:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat banyak orang di luar sana yang mengidolakan seseorang. Seseorang itu bisa jadi artis, tokoh nasional, penulis, pemikir bahkan politikus. 

Tidak salah seseorang mengidolakan seseorang lainnya. Saya sendiri jika ditanya siapa idola anda yang paling berpengaruh dalam kehidupan anda saat ini ? Maka dengan tegas saya akan menjawab AYAH. 

Ayah saya sosok sederhana yang mengajarkan arti penting kesederhanaan itu sendiri. 

Sederhana jika diartikan dengan hidup sesuai kebutuhan, maka Ayah orang yang paling pertama mempraktikkan hidup sederhana yang saya tahu dan sangat berdampak dalam kehidupan saya hari ini. 

Sebagai contoh kecil dan sangat sepele. Namun masih diingat hingga hari ini. Bagaimana Ayah mengingatkan saya sebagai anaknya agar ketika makan tidak boleh menyisakan remeh (butiran nasi). "Upami emam tong sok nyesakeun remeh, sanajan sabutir", demikian pesan Ayah kepada saya, dalam bahasa Sundanya. Jika diartikan, "Jika makan jangan pernah menyisakan butiran nasi meski satu butir".

Pesan itu masih selalu saya ingat dan saya praktikan bahkan saya sampaikan juga kepada anak-anak saya. Sederhana yang menjadi alasan mengapa tidak boleh menyisakan butiran nasi di piring saat kita selesai makan. 

Ada banyak perjuangan dan pengorbanan para petani   hingga masuknya nasi sesuap demi sesuap ke dalam mulut kita. Bermandikan peluh dan keringat serta do'a dipanjatkan agar tanaman padinya panen memuaskan. Tidak kurang dari 3 bulan sejak menyemai petani menunggu padinya di panen. Menunggu bukan sekedar menunggu duduk manis, tapi merawat, memupuk, menyiangi dan membasmi hama penyakit seperti tikus, walang sangit dan lain sebagainya. 

Jadi mulai sekarang stop menyisakan butiran nasi saat selesai makan. Dengan cara tidak menyisakan nasi di piring setelah selesai makan adalah bentuk penghargaan kita kepada petani padi. Bisa jadi ada keberkahan pada butiran nasi yang tidak habis dimakan atau sengaja tidak dimakan karena kekenyangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun