Mohon tunggu...
Hilman Saepul Rahman
Hilman Saepul Rahman Mohon Tunggu... Guru - Staff Education

Pendidikan itu menuntun murid berdasarkan kodrat zaman dan kodrat alam

Selanjutnya

Tutup

Humor

Angin Sepoi-sepoi

22 Januari 2023   13:42 Diperbarui: 22 Januari 2023   13:59 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                Sumber gambar  Pixabay

Jadi ingat cerita 3 jenis angin...

Angin ribut, angin topan dan angin sepoi-sepoi...

Ketiga angin itu merasa paling kuat dan paling hebat.

Lalu ditest kekuatan ketiga angin tersebut.

Testnya dengan cara masing-masing angin berhembus, siapa yang mampu menjatuhkan kera yang bergelantungan di pohon, itulah angin yang hebat.

Dimulai dari angin ribut, Wushhhhh angin ributpun berhembus menggerakkan pohon dan dahan. Berbagai hewan yang ada di pohon itu berjatuhan. Tapi tidak dengan sang kera, dengan gayanya yang khas sang kera masih tetap duduk di dahan pohon, dengan sekali-kali bergelantung di dahan.
Angin ribut menyerah kalah, karena gagal menjatuhkan si kera.

Berikutnya angin topan dengan sombongnya dia menepuk dada seraya berujar "Akulah Topan,". Tidak berlama-lama angin topanpun langsung berhembus menerobos dedaunan, dahan dan ranting. Tidak sedikit dahan yang patah, dedaunan rontok menemui ajalnya. Lagi-lagi angin Topanpun gagal menjatuhkan sang kera dari atas pohon yang kokoh. Angin topan bertekuk lutut, mengakui kelemahannya.

Berikutnya giliran angin sepoi-sepoi membuktikan kehebatannya, merasa tidak diunggulkan oleh kedua angin lainnya, tapi penuh percaya diri. Berhembuslah angin sepoi-sepoi menyentuh ranting dan dedaunan diiringi kicau burung, menyentuh dengan sentuhan yang halus, _"jangankan kera nyamukpun tidak akan jatuh, begitu kata angin topan mengejek"_

Namun angin sepoi-sepoi terus berhembus dengan hembusan yang halus dan lembut, mulailah sang kera terlihat sesekali memejamkan matanya, lalu terbuka lagi matanya, namun pada hembusan halus berikutnya sang kera tak berdaya, matanya rapat serapat-rapatnya, sang kera ngantuk dan tidur terlelap dengan mimpinya,  hilang keseimbangan badan sang kera, genggam erat tangannya terlepas dari dahan yang dia pegang dan akhirnya terjatuh menimpa ranting dan dedaunan yang kemudian terkapar di bawah pohon di atas bebatuan gunung......

Akhir dari cerita ini ada pelajaran yang bisa kita ambil, terkadang sesuatu yang dianggap remeh temeh ternyata membuat kita terlena untuk mengukir prestasi. Ingat tujuan mulia kita. Jangan terlena dengan sesuatu yang melupakan akan tujuan kita.

_#Sekedar mengingatkan diri ini yang sering terlelap_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun