Pada pertengahan tahun 2023, tepat pada 21 Mei, sekitar satu jam lebih saya menunggu putri saya di depan SMAN 1 kota Ternate.
Siang itu mereka (anak-anak IPS) tengah konsentrasi pada sebuah projek. Projek tentang menangani sebuah kasus kriminal.
Ada yang menjadi petugas kepolisian, jaksa, saksi, kuasa hukum, dan keluarga dari terdakwa.
Mereka tampil layaknya kejadian sesungguhnya di sebuah pengadilan, dengan menggunakan stelan jas lengkap.
Projek yang mereka garap kurang lebih sebulan itu, berjalan sukses dan mendapat apresiasi dari guru pembimbing.
Seusai kegiatan, seperti biasa saya tetap menanyakan perihal kegiatan yang diikuti putri saya, bertanya, lalu memberi masukan dan tentunya disertai motivasi.
Dan, ketika kami bermotor menuju rumah, pembicaraan kami akhirnya menyerempet pada aksi mahasiswa di tahun 1998.
Kebetulan putri saya menanyakan tentang apa sesungguhnya yang dilakukan mahasiswa kala itu.
Penjelasan yang saya sampaikan soal reformasi, akhirnya memantiknya untuk mengetahui lebih tentang gerakan mahasiswa di tahun 1998.
Karena, ingin mengetahui tentang aksi mahasiswa, maupun para aktivis yang menjadi korban dalam aksi.
Maka, pembicaraan kami ketika itu, mengerucut pada novel Leila S.Chudori berjudul Laut Bercerita. Dan, putri saya pernah membaca prolognya di internet, sehingga ia sangat tertarik untuk memilikinya.
Keinginan untuk membaca novel Laut Bercerita untuk mengetahui cerita sesungguhnya dari novel tersebut, akhirnya pada rabu (31/1/2024) lalu, saat mengetahui kalau saya mendampingi rektor mengikuti kegiatan AICIS 2024 di Semarang.
Ia lalu titipkan pesan, jika ada waktu luang harus membeli novel Laut Bercerita. Namun, saat berada di kota Semarang, karena sibuk bolak-balik hotel dan kampus UIN Walisongo akhirnya lupa.
Tapi, tiba-tiba perjalanan dari Semarang ke Jakarta pada pukul 8 pagi harus transit, dan melanjutkan perjalanan ke Ternate pada senin (5/2/24) pagi, sehingga berkesempatan untuk berkunjung ke toko buku.
Dan' alhamdulillah, novel impiannya akhirnya dibeli pada sebuah tempat penjualan buku bekas di dekat hotel HI Senen.
Informasi soal telah membeli novel Laut Bercerita pun sampai di telinga-nya, membuatnya bahagia, lantaran keinginan membaca cerita dari novel Laut Bercerita yang ia pendam sejak Mei 2023 lalu akhirnya terwujud.
Bukan hanya kali ini diberi hadiah buku, tapi berkali-kali telah menghadiahi buku bacaan berupa novel remaja, saat mendapat rezeki; baik dibeli pada toko buku Gramedia Ternate maupun di Jakarta.
Karena, kerap kali menghadiahkan buku, sehingga skema belajarpun harus mengikuti keinginan saya.
Terkadang, ada yang menilai berilah kebebasan pada anak-anak, hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, yang dilakukan saya dalam mendidik putri saya cukup dibilang "otoriter" dan alhamdulillah berhasil.
Sebab, dengan kondisi saat ini, jika memanjakkan anak-anak, tentu membuat mereka terbiasa dan cenderung malas, terlebih jika terjebak pada ketergantungan android dan media sosial.
Karena didikan keras, suatu kali saat pulang mengikuti training Pelajar Islam Indonesia (PII), dan merasa kecapekan, dan tetap dipaksa harus mengikuti les bahasa Inggris, hingga jatuh pingsang di jalan.
Namun, ada hikmah di balik semua yang dilaluinya karena mendapat orangtua dengan mengusung didikan keras. Kini, ia tampil menjadi tenaga pengajar di tempat kursus bahasa Inggris.
Jadi, apa yang diraihnya di bangku SMAN 1 Ternate maupun di ETC Ternate, terdapat cerita-cerita memilukkan yang mewarnai perjalanannya dari SD hingga SMA.
Cerita-cerita tersebut, dibuat menjadi plot buku yang bercerita tentang perjalanan dari Tidore ke Ternate hingga ke Jepang, dan ditulis saat waktu liburan: Sabtu dan Minggu.
Semoga, Novel Laut Bercerita memotivasi-nya, agar di tahun 2025 mendatang ketika berada di bangku kuliah, tampil sebagai seorang aktivis yang concern menyuarakan isu-isu sosial, lingkungan dan perempuan. Semoga!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H