"Pesan ibu yang menguatkan saya adalah, ketika dia berkunjung ke Ternate, dia bilang ingat perjuangan bapak, jadi harus giat belajar agar cepat lulus kuliah," kenangnya
Kisah perjuangan Ningsi Hi Hama meriah gelar sarjana di IAIN Ternate, hampir sama persis dengan Dian Rahma Sidi Umar, yakni berkuliah sambil berjualan untuk mengais rupiah sebagai tambahan beban hidup sepanjang menjalani perkuliahan.
Jika Ningsi sebagai anak yatim, namun Dian Rahma masih memiliki orangtua lengkap. Namun, Dian Rahma tak mau bergantung seutuhnya kepada kedua orangtuanya, karena sejak berada di semester satu ia mendapat beasiswa KIP-K, ia sisipkan sebagian sebagai modal untuk berjualan online.
Menurut dia, selain tidak bergantung sepenuhnya kepada orangtua, di sisi lain, ia inggin tunjukkan bahwa dengan melatih jiwa entrepreneurship, kelak memantiknya untuk menggulirkan bisnis jika telah resmi menamatkan pendidikan tinggi.
Sebagai mahasiswi berpretasi, ia juga menjalani aktivitas di kampus seperti Ningsi Hi Hama, yakni saat ia mengikuti tes untuk menjadi asisten dosen dan berhasil lulus. Dengan pengalaman yang didapatkan sepanjang menjadi asisten dosen, menurut dia menjadi modal berharga jika kelak menyandang status sebagai seoarang pendidik.
"Yang pasti, dari pengalaman tersebut, membuat saya terdorong untuk belajar agar kelak saya bisa tampil seperti dosen-dosen saya di tadris Biologi," kata Dia, seraya mengaku sangat terinspirasi dari sosok Dr Astuti Muhammad Amin.
Selain tampil sebagai asisten dosen, Dian mengungkapkan bahwa selama berkuliah, ia sangat tertarik pada organisasi, sehingga terdorong ia untuk bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat IAIN Ternate.
"Kalau di HMPS memang kami sering membuat kegiatan, selain itu juga terlibat pada kegiatan HMI," ucapnya.
Dian mengaku, selama menjalani perkuliahan di IAIN Ternate, ia memang jarang untuk kembali pulang ke kampung halamannya, lantaran kerap dinasehati orangtua, bahwa harus mengusung keseriusan kuliah.