Belakangan ini nama Ainunnisya (20) mendadak viral di kampus IAIN Ternate, namanya makin dikenal, bukan karena aksi kocak di platform media sosial, melainkan meraih prestasi membanggakan di bidang Tilawah.
Sehingga, ia bukan hanya dikenal di kalangan mahasiswa dan akademisi di kampus, melainkan masyarakat umum juga cukup familiar dengan nama gadis kelahiran Lolobata, Kecamatan Wasile Tengah, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Namanya kian dikenal masyarakat luas, lantaran kerap tampil mengikuti ajang Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) maupun Seleksi Tilawatil Quran (STQ) di berbagai kabupaten dan kota di Maluku Utara. Bahkan, mewakili provinsi Maluku Utara pada event nasional.
Pemilik suara merdu yang senantiasa tampil melantunkan ayat suci Al-quran pada berbagai kegiatan di kota Ternate itu, menceritakan awal mula tertarik dengan bidang Tilawah quran sejak berada di kelas V Sekolah Dasar (SD) di kabupaten Halmahera Timur.
Walaupun begitu, bakat tilawahnya mengalir dari darah keluarga sang ibu. Sebab, neneknya, Fatma Salasa, juga merupakan mantan qoriah di Maluku Utara. Dan, ketiga tantenya termasuk sang paman, bernama Radjilun Muchsin dan ibunya, Hasni Muchsin juga meneruskan bakat dari sang neneknya. Sehingga, pada ajang STQ maupun MTQ mereka kerap tampil dan menggondol juara.
Ia mengisahkan awal mulanya belajar Tilawah bersama sang paman, Radjilun Muchsin. Dan, sejak berada di bangku SD, prestasi pertama yang ditorehkan kala itu yakni menjadi juara harapan I pada lomba tilawah tingkat anak-anak. Berawal dari momen inilah, ia kerap tampil pada ajang MTQ tingkat anak-anak maupun mengikuti festival kasidah.
Untuk lomba festival kasidah, gadis yang kini berada di semester VI pada program studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Ternate, itu berhasil menorehkan prestasi pada ajang kasidah, yang digelar Lembaga Seni Kasidah Indonesia (LASKI) di RRI Ternate pada 2013 silam. Saat itu, ia berhasil keluar sebagai juara pada ketegori tingkat anak-anak.
Dan, pada tahun yang sama, ia kembali menorehkan prestasi pada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat provinsi Maluku Utara, yang diselenggarakan di Kabupaten Pulau Morotai. Kala itu, ia tampil mewakili kabupaten Halmahera Selatan, dan berhasil keluar sebagai juara I pada tingkat anak-anak.
Sedangkan pada tahun 2014, saat berlangsungnya Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) di kabupaten Halmahera Barat, ia kembali tampil mewakili kabupaten Halmahera Selatan. Namun, hanya berhasil menjadi juara 3.
Walaupun mendapat juara 3, bukan berarti melenturkan semangatnya. Sebab, saat ia menempuh pendidikan pada Madrasah Tsanawiyah di Yayasan Al-Khairaat Ternate, dan memilih tinggal bersama sang neneknya. Sehingga, bakatnya mulai semakin terlihat. Sebab, sang nenek yang juga sebagai mantan qoriah tetap fokus mendidiknya.
Berkat didikan sang nenek, pada tahun 2016 ia berhasil terpilih mewakili provinsi Maluku Utara pada ajang Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren Tingkat Nasional (POSPENAS VII). Namun kala itu, bukan terpilih mengikut lomba Tilawah, melainkan lomba Kasidah, dan berhasil mejadi juara 3.
"Rumah nenek saya di kelurahan Tabahawa kecamatan Ternate Tengah, karena nenek juga mantan qoriah. Sehingga, setiap hari saya belajar bersama nenek," katanya seraya menambahkan setelah lulus Madrasah Tsanawiyah, ia tetap memilih melanjutkan ke Madrasah Aliyah, karena pertimbangan sekolah tersebut dekat dengan rumah sang nenek.
Tinggal bersama sang nenek, membuat putri dari Rusman Fabanyo dan Hasni Muchsin itu terus mengasah kemampuannya. Sehingga, pada 2020 lalu, ia kembali terpilih mewakili provinsi Maluku Utara di MTQ tingkat Nasional, pada lomba Syarhil Qur'an, namun kali ini ia hanya berhasil mencapai 10 besar.
Karena bakatnya dinilai cukup menjanjikan jika berada di bangku kuliah, maka sekembali mengikuti MTQ tingkat Nasional, ia memutuskan untuk melanjutkan studi di IAIN Ternate.
Menurutnya, pilihan berkuliah di kampus yang berada di kecamatan Ternate Utara tersebut, lantaran ada dua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dinilai sangat membantu dalam mengasah kemampuan dalam bidang Tilawah.
Dua UKM yang dimaksud adalah Sanggar Marimoi Bidang Tilawah, dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ). Dan, setelah resmi menjadi mahasiswi IAIN Ternate pada 2020 lalu, ia kerap belajar bersama sejumlah mahasiswa yang memiliki bakat yang sama.
"Sejumlah senior yang kerap menjuarai SQT dan MTQ tingkat kabupaten dan kota, maupun provinsi, memang rata-rata berasal dari IAIN Ternate, dan mereka juga mengasah kemampuan mereka pada dua UKM tersebut." Ungkapnya.
Pada tahun kedua, tepatnya 2022 lalu, sosok pemurah senyum itu, berhasil mencuri perhatian pada MTQ tingkat provinsi Maluku Utara yang digelar di Kabupaten Pulau Morotai, ia berhasil bersaing dengan sejumlah teman-temannya dari kota Ternate maupun dari kabupaten lainnya, dan menjadi juara 2 adalah merupakan prestasi yang dinilai cukup membanggakan, karena menurutnya MTQ tingkat provinsi memang persaingan cukup ketat, terlebih pada kategori remaja.
Prestasi yang ditorehkan pada ajang STQ maupun MTQ, ternyata sebangun dengan prestasi akademiknya. Sebab, gadis yang aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu, ternyata memiliki Indek Prestasi Kumulatif (IPK) pada tiap semester sangat baik. Untuk itu, dari prestasi akademik yang diperolehnya, diapresiasi dengan beasiswa dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku Utara, selama 4 semester, yakni mulai dari semester 3 hingga semester 6.
Ia mengungkapkan, selain berkuliah ia juga menjadi guru ngaji, pada Pondok Tilawah Qur'an (PTQ) milik salah satu pamannya, PTQ tersebut berada di kelurahan Kalumata, kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate.
"Setelah pagi hingga siang saya mengikuti perkuliahan, malam hari saya jadi guru ngaji, jadwal saya yaitu senin sampai jumat, dan mulai ngajar setelah magrib sampai pukul 9.30," ungkapnya.
Selain itu, karena mendapat beasiswa dari Bank Indonesia, sehingga diharuskan terlibat pada setiap kegiatan yang digagas bank Indonesia perwakilan Maluku Utara, melalui komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI), komunitas ini memang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi penerima beasiswa Bank Indonesia.
Terlibat dalam komunitas GenBI Malut, menurut gadis yang akrab disapa Ainun, itu sangat mengutungkan, lantara banyak pengalaman penting yang diperoleh pada setiap kegiatan. Sebab, katanya menjadi modal berharga jika kelak lulus kuliah.
Selain terlibat dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di luar kampus, ia juga cukup aktif menggikuti kegiatan yang selenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) maupun aktif sebagai pengurus Senat Mahasiswa (SEMA) tingkat Universitas.
Untuk itu, kata Sulung dari tiga bersaudara itu, selain menambah pengalaman, ia juga pintar membagi waktu, pasalnya pada saat-saat tertentu juga ia kerap terlibat pada pada organisasi Ikatan Persaudaraan Qori dan Qoriah (IPQAH) Maluku Utara.
Walaupun kesibukan pada organisasi intra dan extra kampus, tak lantas membuat ia mengabaikan bakatnya. Sebab, di tengah kesibukan, pada februari lalu, ia kembali menorehkan dua prestasi yang cukup membanggakan pada dua kota yang berbeda yakni di kota Tidore Kepulauan dan kota Ternate.
Untuk kota Tidore, ia tampil mewakili kecamatan Oba Utara pada STQ tingkat kota Tidore Kupulauan dan berhasil menyabet juara 2 tingkat dewasa putri. Sementara pada STQ kota Ternate, ia tampil mewakili kecamatan Ternate Utara, dan menggondol juara 1 tingkat dewasa putri.
"Saya tetap fokus mengasah kemampuan, semoga suatu saat nanti bisa membawa Maluku Utara berprestasi pada ajang Nasional, dan impian saya adalah setelah menyelesaikan studi S-1, dapat melanjutkan ke jenjang S-2," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H