Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita Berkunjung ke "Bumi Anoa" Sulawesi Tenggara (Bagian 1)

26 Februari 2023   01:02 Diperbarui: 26 Februari 2023   01:20 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pria berjalan melintasi koridor di depan ruang  keberangkatan Bandara Babullah Ternate, kamis (23/2/2023)

Namun, tak dinyana, informasi yang disampaikan petugas bandara Babullah, soal jadwal keberangkatan yang semula diperkirakan pada pukul 16 tepat,  digeser ke pukul 17 lebih, karena persoalan teknis.

Informasi tersebut membuat saya tersentak kaget, lantaran tiket keberangkatan  ke kota Kendari telah dikantongi, apabila terlambat tiba di bandara Hasanuddin, praktis gagal berangkat ke Kendari.

Sehingga, saya harus kembali mengabari sang kawan di travel, untuk membatalkan tiket penerbangan petang menuju ke Kendari, dan menggantikan dengan penerbangan pagi hari.

Setelah menunggu, pesawat pun tiba, dan kami diminta para petugas untuk segera melakukan boarding, dan menaiki pesawat. Sore itu, matahari mulai meredupkan sinarnya, geliat di landasan pacu pun mulai menuju sepi, lantaran pesawat yang kami tumpangi merupakan pesawat  yang melayani penerbangan terakhir  di bandara Babullah Ternate, pada Kamis (23/2/2023).

Menempati posisi tengah, tepatnya kursi paling pinggir, sambil menatap ke arah depan, sesekali saya mendongak keluar, menatap langit Ternate yang mulai perlahan-lahan siaga menerima semburat jingga.

Karena lupa membawa headset, maka sambil menunggu pilot menerbangkan burung besi, seusai mengecangkan sabuk pengaman, saya menyadandarkan punggung di kursi dan meraih buku untuk membaca.

Pramugari mulai melontar arahan, memeragakan cara memakai sabuk pengaman, cara membuka pintu darurat, hingga penggunaan masker saat kondisi darurat dan memakai  pelambung.  Roda pesawat mulai bergulir melintasi landasan pacu, untuk siap take off.

Pesawat perlahan-lahan menuju ketinggian, para penumpang yang sedari dari duduk menanti pesawat di ruang tunggu keberangkatan. Kini, mulai menyandarkan punggung di kursi pesawat. 

Ada yang asyik menikmati penerbangan ke Makassar dengan headset di telinga menikmati alunan musik. Sementara yang lainnya, terlihat menyandarkan pungung di kursi dengan mata terpejam.

Dengan buku Novel di tangan, saya tetap terkonsentrasi melahap cerita pada setiap halaman, sambil mencuil-cuil roti berisi coklat yang diletakan di meja depan kursi. Setidaknya hal ini dilakukan untuk mengganjal perut, agar kondisi tubuh tetap stabil.

Namun, begitu usai menikmati roti dan air mineral, rasa kantuk mulai menyergap, membuat saya memutuskan meletakan buku di dalam tas ransel yang tergeletak di bawah kursi penumpang yang berada di depan saya. (Bersambung).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun