Karena "perintah" sang kawan di travel terus berkecamuk dalam pikiran, maka saat hendak melangkah melewati ambang pintu, bayangan gagal berangkat terus menghantui pikiran, jika tidak mendapat tiket.Â
Maka, tak berpikir panjang, sekali menoleh menatap wajah mantan pacar (istri), sambil melempar senyum, lalu memanggil adik ipar, untuk sama-sama ke bandara. Dan, tidak ada pilihan lain, selain harus memacu kendaraan agar cepat mencapai bandara.
Saat mencapai areal bandara, tepatnya di gerbang utama, meraih dompet di dalam tas ransel, namun rupanya saya lupa membawa kartu uang elektronik yang digunakan untuk masuk akses bandara.Â
Maka, disarankan petugas loket untuk membeli kartu baru, dan tanpa berpikir panjang, saya harus merogok kocek dan dapatkan kartu elektronik, agar cepat ke terminal bandara.
Berada di terminal bandara Babullah, dengan cekatan saya menghampiri kantor salah satu maskapai penerbangan. Dan, alhamdulillah, rupanya nasib baik memihak, ada seat yang lowong.Â
Namun, menurut petugas pada maskapai tersebut, bahwa tiket yang tersedia hanya sampai di Makassar, jika ingin melanjutkan penerbangan ke kota Kendari, maka harus membeli tiket pada maskapai lain.
Sontak, saya merasa panik "takut" tidak mendapat tiket ke Kendari. Untuk itu, saya harus kembali mengabari seoarang kawan di travel untuk membantu menyiapkan tiket penerbangan ke Kendari.Â
Dan, tak berlangsung lama, informasi perihal tiket pun telah diatasi sang kawan, maka tak lama kemudian tiket tersebut dikirimi via percakapan pribadi WhatsApp. Tuntas!!!
Berada di Ruang Tunggu Keberangkatan
Sambil menunggu kedatangan pesawat, satu hal yang terlintas dalam benak adalah Ketika berada di kota Kendari, jika seusai kegiatan, saya bakal mengunjungi destinasi wisata unggulan di sana (Kendari).
Karena, waktu yang tercantum pada boarding pass yakni check ini tepat pukul 15.45 wit, Â maka dalam benak saya, pesawat bakal tiba di bandara Hasanuddin Makassar tepat waktu, dan melanjutkan penerbangan ke kota Kendari .