Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jatuh Cinta Pada Perpustakaan

17 Januari 2023   21:50 Diperbarui: 17 Januari 2023   22:18 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perpustakaan menyimpan energi yang memicu imajinasi. Perpustakaan membuka jendela ke dunia dan menginspirasi kita untuk mengeksplorasi dan mencapai, dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup kita." - Sidney Sheldon

Kata-kata sang novelis asal Amerika tersebut, sangat menginspirasi bagi para pegiat literasi. Hal ini saya rasakan sendiri, saat ditempatkan sebagai tenaga administrasi di perpustakaan pusat IAIN Ternate pada 2019 lalu sampai saat ini. Seperti disebut mendiang Sidney Sheldon [energi yang memicu imajinasi]. Tentu energi yang dimaksud tersebut adalah energi yang bersumber dari buku bacaan yang tersedia di perpustkaan.

Bagi mereka yang enggan jatuh cinta pada dunia literasi, tentu mempersepsikan bahwa perpustakaan tak lebih hanya sebagi tempat menyimpan buku. Sehingga, terkadang setiap pegawai non-pustakawan yang ditempatkan pada perpustakaan tentu merasa "frustasi". Karena tidak familiar dengan dunia literasi.

Terlebih, pada Perguruan Tinggi, kerap ada yang berkelakar perpustakaan adalah [tempat buangan] bagi mereka yang malas dan lain-lain. Sementara bagi para pegiat literasi, jika menjalani aktivitas di perpustakaan, dinilai sebagai tempat terbaik dan mendatangkan manfaat yang sagat banyak.

Walaupun semasa kuliah dulu, saya gemar membaca dan berdiskusi, namun sejak menggeluti pekerjaan dengan membutuhkan konsentrasi level tinggi, di unit keuangan, membuat waktu saya tersita pada administrasi perkantoran, sehingga jarang menyentuh buku. Terlebih, mulai jatuh cinta dengan dunia fotografi, memaksa lebih intens memegang kamera dan selalu fokus berada depan aplikasi photoshop.

Kondisi inilah perlahan-lahan mengikis semangat membaca dan lebih giat menghasilkan karya fotografi. Saat itu, jika membaca buku, hanya buku bertema fotografi. Jadi, ratusan buku yang tersimpan di dalam kamar hanya seperti hiasan tanpa makna.

Karena jarang membaca buku, sehingga saat diskusi dengan mahasiswa pun kerap saya merasa terjebak dengan sindrom low self esteem. Sebab, hanya menjadi pendengar setia, lantaran ingin menyampaikan pandangan tentang sebuah topik pun, terkadang "takut" dibantah dengan informasi-informasi terbaru yang telah dikonsumsi teman-teman mahasiswa.

Padahal, terkadang saya berpikir apa sih yang kurang dari saya, dulu gemar membaca, bahkan disebut aktivitis, karena kerap terlibat pada aksi massa seperti para aktivis pada umumnya.

Itu semua bermula dari lebih giat menekuni dunia fotografi, sehingga dari 2009-2018 jarang membaca buku. Saat itu, saya kembali mengingat kata-kata yang diucapkan imam Masjid Al-Islah, kelurahan Tanah Abang, kota Tidore Kepulauan, mendiang Ustad Jafar, katanya bekerja di birokrasi, jika kita malas membaca, maka ilmu kita akan "mati."

Kata tersebut beliau sampaikan kepada saya kala usai salat subuh di masjid Al-Islah. Ketika itu, semasa menempuh pendidikan pada SMKN 1 Soasio, kota Tidore Kepuluan dan selama dua tahun menjadi penjaga masjid Al-Islah, sehingga kami kerap bertukar pikiran seusai salat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun