Seusai laga pembuka grup C antara Argentina vs Arab Saudi. Saya mendapat sedikitnya 151 pesan via percakapan WhatsApp. Isinya pun beragam, namun konteksnya sama yakni Argentina kalah dari Arab Saudi.Â
Dari ratusan pesan tersebut, ada yang menyindir Argentina tim lemah di turnamen piala dunia 2022. Sindiran ini, tentu merujuk pada lawan yang dihadapi Lionel Messi dkk.Â
Sebab, timnas Arab Saudi kerap diasosiasikan sebagai anak-anak pesantren; kumpulan para ustad; guru ngaji dan sejenisnya.Â
Terlepas dari sindiran soal penampilan Argentina yang ditujukan kepada saya. Namun, secara objektif dapat dikatakan bahwa kemenangan Arab Saudi atas Argentina, hanyalah soal dewi fortuna.Â
Sebab, secara statistik dengan jelas menunjukkan Argentina tampil jauh lebih baik dari Arab Saudi.Â
Terbukti sepanjang babak pertama dan kedua, Messi dkk lebih dominan dalam penguasaan bola, yakni 70 persen, berbanding 30 persen dari Arab Saudi.Â
Sedangkan untuk pelanggaran, pemain Argentina hanya melakukanya sebanyak 7 kesalahan. Sedangkan, anak asuh Herve Renard melakukan 21 pelanggaran.Â
Dan soal hukuman, sepanjang pertandingan pemain Argentina tidak memperoleh kartu kuning dari wasit. Sedangkan, 6 kartu kuning didapatkan pemain Arab Saudi.Â
Pemain yang mendapatkan kartu kuning diantaranya: Salem Al Dawsari, Abdulelah Al Malki, Ali Al Boleahi, Saud Abduhamid, Mohammed Al Owais, dan Nawaf Al Abed.Â
Enam kartu kuning yang dikeluarkan wasit untuk pemain Arab Saudi, memang tidak terlepas dari strategi Ultra-defensive yang diterapkan pelatih Herve Renard.Â
Karena Arab Saudi tampil dengan skema 4-4-1-1. Pola ini seperti diterapkan Jose Mourinho, kala menukangi Chelsea dan Inter Milan.Â
Walaupun Herve Renard menerapkan pada pertandingan versus Argentina dan berhasil meredam agresivitas Messi. Namun, di balik skema Defensive, memberi kerugian bagi timnas Arab Saudi.Â
Pasalnya, Argentina tampil dengan skema ofensif, dengan pakem 4-2-3-1 yang lebih menekan lini pertahanan Arab Saudi, memaksa pemain Arab Saudi kerap melakukan pelanggaran, hingga mengalami cedera.Â
Sedangkan, untuk pemain Argentina tak satupun pemain mengalami cedera dan mendapat kartu kuning.Â
Untuk itu, kartu kuning yang didapatkan Arab Saudi menjadi kerugian besar dalam menatap laga selanjutnya, terlebih jika mereka melenggang ke babak 16 besar.Â
Sedangkan bagi timnas Argentina, kekalahan 1-2 dari Arab Saudi, jelas merupakan kerugian. Namun, di balik kekalahan tersebut ada pesan tersirat yang harus dipahami.Â
Sebab, piala dunia kali ini, Lionel Messi dkk jelas diunggulkan bakal menjadi juara.Â
Lantas pesan tersiratnya seperti apa? Jelas nasib Argentina di piala dunia 2022, mirip seperti yang dialami timnas Spanyol di piala dunia 2010.
Jika Argentina datang ke Qatar seusai menggondol trofi Copa America 2021 dan Finalissima 2022. Maka, sama halnya Spanyol pada 2010.
Mereka datang di Afrika Selatan, dengan predikat juara piala Eropa 2008. Saat itu, Spanyol diprediksi bakal menjadi juara piala dunia 2010.
Namun, pada pertandingan perdana di piala dunia 2010. Secara mengejutkan Spanyol menelan kekalahan 0-1 dari timnas Swiss.Â
Kekalahan dari Swiss, membuat Spanyol disorot, bahwa bermodal trofi piala Eropa, ternyata tampil melempem di laga awal piala dunia 2010.
Sorotan tersebut, membuat Spanyol berbenah, pada laga kedua dan ketiga, Xavi Hernandez dkk, sukses meraih poin maksimal, hingga lolos ke babak perdelapan final, delapan final, semi final, serta tampil di babak final dan mengalahkan Belanda di partai puncak dengan skor 1-0, lewat gol yang dilesakan Andres Iniesta pada babak Ektra time.Â
Nah, nasib Argentina kini pun diprediksi bakal mirip seperti Spanyol, datang ke Qatar sebagai predikat juara Copa America dan Finalissima, namun takluk di laga perdana piala dunia.Â
Namun, dari kekalahan tersebut Messi dkk, masih memiliki tabungan dua pertandingan. Apabila, dua laga melawan Mexico dan Polandia, Argentina berhasil meraih poin sempurna dan lolos ke babak 16 besar.Â
Mungkin nasib Argentina bakal mirip seperti Spanyol di piala dunia 2010. Mungkin iya mungkin tidak, tergantung laga versus Mexico dan Polandia.Â
Jika saja, Argentina bernasib seperti Spanyol, praktis pertandingan melawan Arab Saudi, dapat dipastikan bahwa Argentina membuat "prank" para penggemarnya di seluruh dunia.Â
Terlebih, para fans tim lain yang ingin melihat Argentina gagal di piala dunia 2022. Terlepas dari hasil pertandingan versus Arab Saudi.Â
Akankah, Argentina bakal bernasib seperti Spanyol di piala dunia 2010??? Mungkin hanya Tuhan yang tahu. Tapi, yang jelas, saya tetap berkeyakinan Argentina bakal melenggang hingga mencapai babak final piala dunia 2022. Hehe...Â
Salam Bola!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H