Tak ada orang sukses tanpa belajar sungguh-sungguh, demikian kata Menko Polhukam, Mahfud MD. Kata-kata ini mengandung motivasi level tinggi bagi pelajar maupun mahasiswa untuk menatap masa depan mereka.
Untuk itu, giat dan tekun belajar, suatu saat nanti pasti memetik hasilnya. Hal ini seperti yang ditunjukkan putri kami selama menjalani les bahasa Inggris pada lembaga English Training Ceter (ETC) Ternate, hingga mengantarkannya meraih sejumlah prestasi; baik di bangku SD, SMP maupun saat ini berada di bangku kelas X SMAN 1 kota Ternate.
Prestasi di kelas X SMA diraih melalui kegiatan debat bahasa Inggris tingkat SMA se-kota Ternate, yang diselenggarakan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Ternate bertema Gebyar dan Expo FTIK yang berlangsung pada 12-14 September 2022 di IAIN Ternate. Kegiatan ini termasuk pertama kali seusai pandemi Covid-19.
Kegiatan yang melibatkan mahasiswa IAIN Ternate dan siswa SMA pada sejumlah lomba tersebut, utusan dari SMAN 1 kota Ternate, berhasil menyabet predikat sebagai juara umum, setelah berhasil meraih sejumlah trofi dan penghargaan individu pada berbagai mata lomba yang diikuti.
Dari sejumlah penghargaan yang diraih SMAN 1 kota Ternate, putri kami dan kawan-kawannya yang tergabung dalam tim B SMAN 1 kota Ternate berhasil menyumbang sebuah trofi, setelah berhasil menyabet juara III pada lomba debat bahasa Inggris, setelah menyingkirkan lawan-lawannya pada babak penyisihan dan babak final.
Pada laga final diprediksikan bakal bersua dengan para seniornya di SMAN 1 Ternate yang tergabung pada tim A. Namun, sayangnya diluar dugaan, siswa SMAN 1 kota Ternate harus saling jegal pada partai semifinal, setelah cabut lot mempertemukan tim B (siswa kelas X) berhadapan tim A (siswa kelas XII).
Walaupun harus merelakan posisi runner-up pada siswa SMAN 4 kota Ternate dan tim B SMAN 1 kota Ternate puas berada pada posisi ketiga, namun trofi juara I dan III mengantarkan SMAN 1 Ternate meraih juara umum pada Gebyar dan Expo FTIK IAIN Ternate, setelah pada beragam mata lomba, utusan SMAN 1 kota Ternate menyabet sejumlah trofi sekaligus mengukuhkan posisi sebagai salah satu sekolah unggulan di kota Ternate dan Maluku Utara, yang kerap meraih penghargaan pada berbagai kegiataan lomba.
Terlepas dari posisi juara umum, putri kami berhasil menyumbangkan prestasi sebagai Best Speaker lomba debat bahasa Inggris untuk SMAN 1 kota Ternate. Dan, ini merupakan prestasi perdana kategori individu untuk sekolahnya. Tentu prestasi yang diraih berkat giat dan tekun belajar; baik di rumah maupun dibimbing para guru saat berada di sekolah. Terlepas dari prestasi pada even Gebyar dan Expo FTIK IAIN Ternate, ada dua aspek menjadi faktor penting di balik prestasi akademik maupun non akademik yang diraih putri kami:
Giat Belajar dan Disiplin Ibadah
Saat ini dunia anak-anak tidak terlepas dari pengaruh media sosial, sehingga orang tua dituntut mendidik dan menjaga anak-anak, agar tidak terjebak dengan perilaku kecanduan gadget. Hal ini bukan berarti menghindari anak-anak dari teknologi, tapi untuk meminimalisir waktu mereka dalam mengakses media sosial. Sebab, jika tidak mendapat perhatian penuh, pasti menghadirkan dampak negatif, seperti: malas belajar dan beribadah.
Karena kontrol ketat dan disiplin belajar yang kami diterapkan untuk putri kami di rumah, akhirnya berbuah manis. Selain meraih prestasi akademik maupun non akademik di sekolah, satu hal yang sudah menjadi kebiasaan putri kami adalah menjaga salat lima waktu.
Hal ini memang menjadi perhatian, sebab prospek kehidupan di masa mendatang yang serba teknologi, diyakini menghadirkan fenomena yang berbeda dengan kehidupan saat ini. Sehingga, aspek religiusitas harus benar-benar mendapat perhatian dalam membentuk karakter, sekaligus sebagai fondasi awal.
Sebab, konsekuensi yang dihadapi dari kecanggihan dan pengaruh teknologi adalah soal moralitas. Seperti anak-anak yang kerap terjebak pada perilaku tidak terpuji seperti: kasus hate speech, ujaran kebencian, dan menyebarkan berita bohong (hoax) dan lain-lain. Untuk itu, aspek moralitas harus benar-benar mendapat perhatian bagi setiap orang tua sejak dini, agar anak-anak tidak terjebak pada hal-hal negatif.
Dan langkah untuk membentengi anak-anak pada dampak kecanggihan teknologi seperti itu, setidaknya orang tua harus memiliki orientasi yang terukur dan membaca prospek perkembangan dunia pendidikan, sehingga upaya penguatan pendidikan karakter dan disiplin belajar, dapat mengantarkan anak-anak pada hal-hal positif, terlebih mendukung potensi mereka di dunia akademik.
Pintar Bergaul dan Mencintai Ilmu Pengetahuan
Pergaulan saat ini, bukan hanya terjadi pada dunia nyata dalam lingkungan masyarakat. Namun, juga berlangsung pada dunia maya. Tentu setiap orangtua pasti memiliki gambaran secara nyata pada aspek ini. Di rumah, putri kami selain disiplin belajar dan ibadah. Soal pergaulan pun mendapat perhatian. Hal ini bukan berarti membatasi bergaul dengan anak-anak lainnya. Namun, batasan pergaulan sudah ditentukan, yakni bergaul lebih intens hanya pada anak-anak yang memiliki kesamaan karakter, terlebih pada semangat mencintai ilmu pengetahuan.
Sebab, kami menciptakan suasana rumah lebih pada nuansa dunia literasi, sehingga dalam memilih teman-teman bergaul pun sangat selektif. Sebab, anak-anak dengan kesamaan visi menjadikan mereka terus berkembang dan memiliki semangat meraih prestasi. Langkah seperti seperti ini diterapkan, agar tidak terpengaruh dengan pola [pergaulan bebas] dan terjebak pada pengaruh kecanduan teknologi.
Untuk itu, pada beberapa kesempatan, selain mengikuti kegiatan belajar bahasa Inggris, dan belajar menulis, putri kami bersama teman-temannya lebih intens terlibat pada kegiatan-kegiatan bertema sosial -- penggalangan dana. Karena, kegiatan yang demikian, selain menguatkan karakter sosial, aspek ini dinilai memberi nilai positif bagi mereka di masa depan.
Selain itu, satu hal yang kami terapkan sejak dini adalah tidak membeda-bedakan dalam pergaulan, yakni tetap menjunjung nilai toleransi beragama di tengah pergaulan. Sebab, sikap menghargai antarsesama menjadi perhatian dalam pendidikan karekter di rumah. Untuk itu, putri kami tetap enjoy bergaul bersama anak-anak dari beragam latar belakang dan agama.
Hal ini menjadi perhatian, lantaran sebagian besar keluarga dari ibunya beragama Kristen dengan beragam tradisi dan budaya. Sehingga, pola interaksi yang mengedepankan pendekatan humanis jika dibentuk sejak dini, menjadi modal berharga untuknya. Selain itu, impiannya menempuh pendidikan pada salah satu perguruan tinggi ternama di kota Yogyakarta, sehingga pola pergaulan dengan menjunjung nilai-nilai rahmatan lil alamin, setidaknya menjadi acuan dalam menjalani interaksi, sebab yang selalu diingatkan adalah: semuanya manusia pada prinsipnya sama yakni sebagai hamba Allah, hanya warna kulit, bahasa, budaya dan agama lah yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H