Ibu Dijah, mungkin tidak seperti dosen kebanyakan yang menduduki sejumlah jabatan penting di kampus, namun kepedulian terhadap mahasiswa begitu tinggi, baik di kampus maupun di masyarakat menjadi amal jariyah-nya.
Sosok ibu Dijah pun dapat digambarkan seperti beberapa dosen yang saat ini masih aktif sebagai tenaga pendidik di IAIN Ternate. Yakni ketulusan mengabdi untuk lembaga.
Sebab, pengabdian pada lembaga bukan diukur pada seberapa banyak jabatan yang diemban atau memiliki gelar yang tinggi. Tapi, ketulusan dalam mendidik mahasiswa dan pengabdian.
Lantaran ketulusan dan pengabdian merupakan tanggung jawab utama sebagai seorang pendidik. Dari ketulusannya dapat menjadi inspirasi bagi kita bahwa mengabdi pada lembaga.
Sehingga, kerap diskusi dengan sejumlah teman di kampus, sosok beliau sering saya munculkan sebagai inspirasi, walaupun pengabdian di IAIN Ternate, terbilang cukup singkat.
Namun, terkadang saya sampaikan bahwa sosok-sosok tertentu; baik tenaga administrasi maupun dosen, mereka mengabdikan diri pada lembaga sangat ikhlas, dan mereka layak dikenang sebagai sang inspirasi.
Mengutip kata salah satu pegawai senior di IAIN Ternate (alm) Yunus Ahadi, "kita menjalani pekerjaan di kampus hanya 9 jam, dan selebihnya adalah interaksi di luar kantor (lingkungan masyarakat), maka kita harus saling menjaga hubungan baik, agar rasa keakraban terus terjalin dengan baik hingga kita tutup usia."
Atas dasar inilah, secara pribadi saya merasa terpanggil untuk mengenang orang-orang yang berkepribadian baik selama mereka mengabdi di IAIN Ternate.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H