Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengulik kisah Belajar Menulis Bersama Mendiang Dr Arifin Rada, MH

31 Agustus 2022   07:09 Diperbarui: 31 Agustus 2022   07:13 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantaran menulis menjadi pekerjaan penting bagi beliau, maka untuk menulis di Jurnal akademik, menurutnya sudah dianggap biasa. Bahkan untuk menerbitkan buku. 

Karena sering bersama, beliau terus membimbing saya untuk menjadi penulis yang baik. Hanya saja, kesibukan di administrasi, membuat waktu untuk menulis pun tidak berjalan seperti biasanya. 

Namun, teknik menulis yang kerap beliau ajar menjadi modal bagi saya hingga kini, sehingga hari ini, saat melihat salah satu bukunya, yang beliau hibah ke saya kala itu, membuat saya tergerak mengulik kisah inspiratif kami dulu. 

Bukan hanya beliau, tapi siapa saja yang saya anggap sangat berjasa bagi kehidupan saya, terlebih menjalani kinerja sebagai pegawai di STAIN maupun IAIN, akan saya apresiasi mereka dengan tulisan, sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada mereka. 

Bang Ipin, pada 2015 silam, jika belum dipanggil Sang Khaliq, beliau termasuk orang pertama di Fakultas Syariah yang bakal meraih gelar guru besar (gubes), lantaran saat itu, administrasi pendukung untuk guru besar sudah 90 persen rampung. 

Namun, Allah SWT berkehendak lain, walaupun begitu, pada tahun 2009, beliau telah berhasil menyelesaikan satu karya-nya sebagai bukti pengabdian beliau di IAIN Ternate. 

Karya yang dimaksud adalah buku berjudul Kecurangan Dalam Birokrasi Pemerintahan Pemicu Terjadinya TINDAK PIDANA KORUPSI. Buku ini menjadi rujukan bagi mahasiswa di Syariah, karena pembahasan soal hukum sangat komprehensif, terlebih soal pidana. 

Saya membayangkan, jika beliau masih ada, tentu niat baik beliau untuk mendidik mahasiswa IAIN Ternate pada dunia menulis pasti berjalan dengan baik. Sebab, harapan beliau adalah ketika mahasiswa dapat memahami dunia menulis dengan baik, maka menjadi modal berharga kala mereka lulus dari kampus. 

Artinya bahwa setiap tenaga pendidik di IAIN Ternate pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, yang nantinya dikenang oleh civitas akademika. Namun, bagi saya sisi baik beliau yang saya potret adalah keinginan kuat dari beliau pada dunia tulis menulis. 

Terlepas dari dunia menulis, beliau termasuk sosok yang sangat terbuka jika diajak ngobrol seputar persoalan bangsa maupun dunia aktivis. Sehingga, menghabiskan waktu bersama, tentu begitu banyak pengetahuan yang kita serap dari beliau. 

Jadi, cukup simple, seorang dosen yang akrab dengan mahasiswa, tentu keakraban dan kebaikan akan terus dikenang, terlebih hal tersebut kita tulis untuk menghormati sepak terjang mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun