Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang 100 Hari Kepergian Ayah Mertua

21 Maret 2022   21:37 Diperbarui: 21 Maret 2022   21:41 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan pada 2018 lalu, ketika anak kami terpilih mengikuti kegiatan fundemic tour bersama lembaga English Training Center (ETC) Ternate selama 9 hari di Jepang, beliau terlihat bangga. 

Karena bangga atas prestasi cucu kesayangannya itu, membuat beliau memilih tinggal di rumah kami di Ternate selama sepakan, demi mengantarkan cucunya bertolak dari Bandara Babullah Ternate menuju Jakarta.

Dan, bukan hanya turut mengantarkan ke bandara, beliau pun menitip sejumlah uang sebagai bekal selama cucunya berada di Jepang. "saya boleh gagal dalam pendidikan, namun melihat prestasi cucu saya, ini merupakan suatu kebanggaan bagi saya," kata beliau kepada keluarganya di desa Bibinoi, Bacan Timur Tengah. Bahkan, kala musim panen buah kelapa, uang penjualan kopra pun beliau selalu menyisihkan buat cucu kesayangannya.

Hingga, menjelang tutup usianya pada 31 November 2021 lalu, beliau kerap menyebut nama putri kami, karena menurutnya beliau sangat berkeinginan untuk melaksanakan ibadah puasa ramadan bersama kami di Ternate. 

Namun, kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk beliau ke Ternate, sehingga beliau hanya menitip pesan, agar kami dapat menjaga cucu kesayangannya dengan baik, lantaran beliau sangat menyayanginya. 

Walaupun begitu, sifat penyayang terhadap cucu bukan hanya berlaku kepada anak kami, tapi untuk keenam cucunya.

Dikenal warga sebagai pekerja keras, sehingga ayah mertua memang tidak terlalu berharap kepada harta warisan orangtuanya, sehingga untuk anak-anaknya, beliau harus berusaha sendiri. 

Untuk itu, kata istri saya, beliau jarang berselisih paham dengan saudara-saudaranya soal harta. Hingga beliau jatuh sakit pun, beliau hanya menitip pesan kepada semua anaknya, agar tetap menjaga hubungan baik dan hindari sifat rakus terhadap harta. Karena menurutnya, persoalan harta kadang membuat hubungan keluarga menjadi renggang.

Ayah mertua memang dikenal sebagai pekerja keras, hal ini terlihat dari aktivitas yang dijalani semasa beliau belum jatuh sakit. Selalu giat berkebun demi menghidupi keluarga. Bahkan, selain mengurusi kebun, tak jarang beliau pun terlibat sebagai nelayan, jika kondisi laut lagi bersahabat.

Beliau juga memiliki keahlian membuat perahu nelayan, walaupun berukuran kecil. Namun untuk pekerjaan yang satu ini, beliau sangat tekun. 

Sehingga, kala istri saya saat bersekolah di kota Tidore Kepulauan, beliau pernah memberi satu unit perahu buat seorang imam yang juga sebagai orangtua wali istri saya di Tidore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun