Sementara empat wanita, duduk berderet di tepi kali memunggungi rumah, mereka terlihat asyik ngobrol sambil menyuci pakaian. Dan, di dekat tempat keempat perempuan tersebut, seorang bapak bersama anaknya membersihkan kendaraan mereka, sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke desa Tutupa, yang tak jauh dari desa Bibinoi.
Kali Bibinoi, kini belum ada pembangunan jembatan penghubung, sehingga warga yang bepergian ke desa Tutupa, Tabapoma Tomara dan Wayatim, harus menerobos air kali, dan sudah berlangsung lama.
Terkadang bagi warga empat desa tersebut harus menunggu  di tepi kali hingga air kali kembali surut, atau kala berpapasan dengan debit air kali yang makin tinggi, seusai turunnya hujan, terpaksa mereka mengurung niat untuk melanjutkan perjalanan ke kampung mereka lantaran kondisi air kali sangat deras.
Kondisi seperti ini seperti saya dan istri alami pada 2019 lalu, ketika berkunjung ke keluarga mertua di desa Tutupa, kami terpaksa tidak dapat melanjutkan perjalanan, dan kembali pulang ke rumah, hingga esok hari, saat kondisi air mulai surut barulah kami bisa mencapai desa Tutupa.
Sama halnya dengan kami, petugas kepolisian yang mengantar logistik pemilu 2019 ke empat desa (Tutupa, Tabapoma, Tomara dan Wayatim), mereka pun bernasib seperti kami. Lantaran takut, logistic tersapu derasnya air kali, sehingga mereka pun terpaksa menginap di rumah warga hingga pagi hari, dan kembali melanjutkan perjalanan.
Sebab, bepergian ke empat desa tersebut, bukan hanya melewati kali Bibinoi, namun masih ada tiga kali yang letaknya berada di depan kali Bibinoi, dan jaraknya juga tak jauh.
 Jika kali pertama karena letaknya di perkampungan Bibinoi, sehingga warga menyebutnya kali Bibinoi, namun perihal penyebutan nama tersebut hingga kini belum tahu pasti, yang jelas bahwa warga lebih familiar dengan sebutan kali Bibinoi.
Sementara tiga kali sesudah kali Bibinoi, yakni kali kedua atau kali Raim, dan yang ketiga (Kali Mou) dan keempat (Kali Balipota). Jika, setelah dar kali Bibinoi dan melewati  tiga kali tersebut, maka perjalanan kita semakin mudah untuk mencapai desa Tutupa, Tabapoma, Tomara dan Wayatim.