Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Tiga Tahun Kepergian Sahabat (DR Jumahir Jamulia, M.Hum)

25 September 2021   15:57 Diperbarui: 25 September 2021   16:00 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 2017 lalu, setelah beliau menyelesaikan studi S-3-nya, dan kembali ke Ternate, pada suatu sore saya mengajaknya minum Aer Guraka (air Jahe) dan makan pisang goreng pada malam hari di Kawasan Tapak II Kelurahan Kampung Makassar Timur, Ternate, tepanya di jalan Sultan Djabir Syah. Di tengah irama kehidupan kota Ternate yang anteng, kami melewati malam itu dengan mengulik kisah lama kami di STAIN Ternate.

Cerita tentang kesuksesan kami menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Praktik Belajar Kewarganegaraan, ketika di hari terakhir dan penutupan kegiatan, kami menghabiskan sisa hari itu, bersama para narasumber dari Jakarta berkunjung ke salah satu tempat wisata di kecamatan Ternate Barat, kemudian bergeser ke tempat wisata lainnya, karena tamu-tamu dari Jakarta itu takjub dengan pesona wisata di kota Ternate. 

Dan, satu persatu destinasi wisata pun kami singgahi, sehingga tak sadar, pada hari itu kami pun berkeliling kota Ternate, dan menyaksikan panorama alam Ternate, hingga menikmati senja dan malam jatuh di salah  satu tempat wisata tervaforit di kecamatan Pulau Ternate.

Selain ngobrol tentang kegiatan tersebut, beliau juga bercerita soal menjalani kehidupan semasa menempuh studi di kota Makasar. Beliau bilang, pada 2014 ada dua kegiatan seminar Internasional, masing-masing di kota Surabaya dan Jakarta, beliau diminta menjadi pemateri pada seminar tersebut, sehingga katanya berbekal dua kegiatan itulah, beliau mengantongi dua sertifikat seminar Internasional sebagai pemateri pada kegiatan terkait bidangnya: Linguistik Bahasa Inggris.

Bahkan, selain menjadi mahasiswa pascasarjana pada Universitas Hasanuddin, Makassar, kesehariannya di lingkungan adalah sebagai guru ngaji pada salah satu tempat pengajian di kelurahan Tamalanrea Makassar, sekaligus menjadi Dosen Tidak Tetap (DTT) di Universitas Mulim Indonesia (UMI) Makassar. 

Dari sinilah, sehingga kala anak pertamanya Aulia Amatullah (21) menyelesaikan pendidikan SMU, maka beliau menyarankan putrinya itu menempuh pendidikan S-1 di UMI Makassar, yang saat ini berada pada semester tujuh di jurusan ilmu komunkasi. Sementara anak keduanya Ijul Ramadhan, di sekolahkan pada salah satu SMK di Tamalanrea.

Dan, karena sering bertemu dan ngobrol bareng sehingga pembicaraan kami tentang lembaga les bahasa Inggris dengan metode belajar yang baik, beliau mengatakan bahwa di Ternate, lembaga English Training Center (ETC) Ternate merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang mengadopsi sistem belajar lembaga asing, kebetulan saat itu, saya ingin putri saya belajar bahasa Inggris, sehingga beliau merekomendasikan ke ETC Ternate.

Maka mengikuti sarannya, saya memutuskan mendaftarkan putri saya sebagai siswa di ETC Ternate, berselang enam bulan kemudian, ketika putri saya terpilih mengikuti kegiatan Fundemic Tour di Jepang pada 2018, saya menemuinya dan meminta beliau men-translite surat dari ETC Ternate serta mengucapkan terima kasih kepadanya atas rekomendasi lembaga les bahasa Inggris kepada saya, karena berkat rekomendasinya, sehingga putri saya pun akhirnya mahir berbahasa Inggris seperti beliau, dan berkesempatan mengunjungi negeri Matahari Terbit. Jepang.

Menurutnya istrinya, sejak berada di Makassar, ada dua impian terbesar yang ingin beliau wujudkan ketika kembali ke Ternate: Membuka lembaga les bahasa Inggris dan menerbitkan kamus bahasa Inggris-Patani, lantaran beliau termasuk salah satu putra Patani dan satu-satunya Doktor Linguistik dari Kabupetan Halmahera Tengah, Maluku Utara, sehingga beliau ingin kombinasikan bahasa daerahnya itu dengan bahasa Inggris, sebagai karyanya. Namun, dua impiannya tersebut belum sempat dituntaskan, karena Allah berkehendak lain, beliau telah berpulang.

Selain itu, beliau pun beberapa kali diajak menjadi dosen di Universitas Bumi Hijrah Sofifi, Kota Tidore Kepulauan. Namun, kesibukannya menjadi tenaga pengajar dan kepala Laboratorium Bahasa di IAIN Ternate, membuatnya mengurung niat menjadi Dosen Tidak Tetap (DTT) pada kampus tersebut.

Semenjak kembali aktif menjadi dosen di IAIN Ternate, setelah tuntas menyelesaikan pendidikan pascasarjana-nya di Makassar, dari 2017-2018 beliau pun disibukkan dengan aktifitas sebagai tenaga pengajar bahasa Inggris dan tanggung jawab sebagai kepala LAB Bahasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun