Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berbekal Obat Herbal, Dapat Menyembuhkan Penyakit Batu Ginjal

27 Juli 2021   16:52 Diperbarui: 27 Juli 2021   18:07 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu Ginjal istri saya.

Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis memang menjadi momok menakutkan bagi semua orang, karena penyakit yang satu ini, jika tidak diobati atau mendapat tindakan medis, maka berimplikasi negatif terhadap kesehatan kita -- komplikasi terhadap organ tubuh yang lain dan mengakibatkan kematian.

Dikutip dari www. alodokter.com penyakit ini dipicu beragam kondisi, seperti kurang minum air putih, berat badan berlebih, atau akibat efek samping operasi pada organ pencernaan. Penjelasan ini memang benar, namun yang diderita istri saya sudah berlangsung lama, sehingga sulit untuk disimpulkan, karena hal ini merupakan ranah medis, yang jelas bahwa memang tiga faktor pemicu di atas benar.

 Walaupun begitu, kesibukan dengan rutinitas di rumah, terkadang kita abai dengan hal-hal seperti itu, selain itu, pemahaman yang minim terkait ilmu kesehatan merupakan salah satu faktor di balik mendapatkan  penyakit ini. 

Hal ini seperti yang dialami oleh istri saya, gejala awalnya sih memang seperti: nyeri saat buang air, nyeri perut, mual, dan muntah, lebih sering buang air kecil, demam, urine yang keluar terkadang bercampur darah.

 Sehingga, terkadang merasa lemas seusai melakukan pekerjaan rumah. Bahkan, untuk menunaikan salat saja mengalami hambatan, karena tidak bisa berdiri lama lantaran sering buang air kecil.

Selain itu, jika bepergian ke pasar atau tempat umum lainnya, tidak bisa leluasa, lantaran sering mampir ke toilet, untuk buang air kecil,  bahkan ketika berada di atas kendaraan roda dua, begitu saya memacu kendaraan dan menemui jalan berlubang atau "polisi tidur" memang istri saya menjerit kesakitan, lantaran tekanan roda kendaraan pada kontur jalan sangat dirasakan oleh istri saya, justru itu, untuk mengantisipasi hal ini, maka saya memilih memacu kendaraan dengan kecepatan standar.

Di dalam rumah tangga, tentu kita merasa frustasi apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit, terlebih seorang istri. Pasti berdampak pada pekerjaan di rumah. Dan, kondisi seperti ini, memang menjadi masalah besar, sehingga, pada kondisi-kondisi tertentu, mau tak mau saya harus mengambil alih pekerjaan istri: memasak, nyuci, dan membersihkan rumah.

Karena selalu mengeluh sakit apabila bekerja, maka saya memutuskan membawa istri mengontrol pada dokter kandungan, dugaan saya jangan sampai penyakit yang diderita istri saya adalah penyakit kista, karena penyakit ini memang menjadi langganan bagi kaum perempuan.

Namun, setelah dicek melalui alat Ultrasonografi (USG) kata dokter, bahwa memang ada kista, hanya saja masih sangat kecil, sehingga sang dokter menyarankan untuk mengkonsumsi obat sesuai resep yang diberikan untuk mengantisipasi pertumbuhan kista lebih besar, sambil datang konsultasi kembali. 

Lalu, dia meminta untuk konsultasi ke dokter ahli penyakit dalam, lantaran sesuai hasil pemeriksaan ada sedikit benjolan, sehingga memastikannya hanya melalui pemeriksaan dokter ahli penyakit dalam.

Menindaklanjuti saran tersebut, kami ingin ke dokter ahli, hanya saja kondisi istri saya mulai lemas, lantaran sering bolak-balik WC, sehingga kami pun memutuskan untuk ke rumah sakit, dan selama 4 hari menjalani perawatan, serta dilakukan pemeriksaan ternyata benar apa yang dikatakan dokter kandungan tadi soal sedikit benjolan tersebut, dan ternyata itu adalah batu ginjal.

Dan sesuai hasil foto rontgen menunjukkan bahwa penyakit batu ginjal yang diderita istri saya, memang sudah dikategorikan harus mendapat tindakan medis lebih lanjut -- operasi, lantaran kata dokter sakit batu ginjal istri saya memang berlangsung cukup lama, ternyata benar, jika  sudah sangat membesar serta butuh penanganan medis lebih lanjut -- operasi.

Benar juga, jika dokter mengatakan sudah berlangsung lama, dan apabila merujuk pada faktor pemicu seperti efek samping operasi pada organ pencernaan. Karena, pada tahun 2011, istri saya menjalani operasi usus buntu. Lalu beberapa tahun kemudian dia sering merasakan ada gejala-gejala yang terkait penyakit batu ginjal, selain itu mungkin salah satu faktor pemicunya adalah karena kesibukan dengan rutinitas, sehingga jarang mengkonsumsi air.

Isyarat dokter untuk melakukan tindakan medis (operasi), agar tidak menimbulkan dampak serius terhadap kondisi istri saya. Namun, di rumah sakit saat itu -- tahun 2020, pelayanan terhadap pasien covid-19 memang menjadi perhatian serius, terlebih kota Ternate termasuk daerah yang ditetapkan sebagai zona merah, dengan angka penderita virus mematikan itu sangat tinggi. 

Justru itu, kekhawatiran saya memuncak terkait kontak dengan pasien covid di rumah sakit, sehingga saya memutuskan agar tindakan operasi, sebagaimana disarankan oleh dokter, ditangguhkan dulu, sambil meminta resep obat, untuk jalani perawatan di rumah sambil konsultasi ke dokter.

Dan ketika hendak kembali pulang ke rumah, ada salah seorang pasien menceritakan kepada istri saya perihal penyakit yang sama, yang pernah ia alami beberapa tahun lalu, katanya dia pernah mencoba dengan obat herbal, yang dimaksud dengan herbal tersebut adalah bukan herbal yang dijual pada toko obat, melainkan ramuan tradisional yang oleh masyarakat Maluku Utara disebut rorano.

Rorano, merupakan ramuan tradisional berupa daun rumput, kulit pohon,  akar pohon dan daun pohon. Di Maluku Utara, rorano memang diyakini dapat menyembuhkan segala macam penyakit; baik yang diderita anak-anak, orang dewasa, laki-laki dan perempuan. 

Karena kata si pasien tersebut, terkait sakit batu ginjal yang diderita istri saya seperti yang pernah dia alami. Sehingga, saya pun membulatkan tegad bahwa dengan rorano pasti akan bisa -- sembuh, lantaran kakek dan bapak saya memang sering membantu mengobati penyakit yang diderita orang lain dengan menggunakan rorano, termasuk nenek mantu saya, juga "spesialis" kalau megenai rorano.

Khusus pengobatan menggunakan rorano, memang tidak sembarangan seperti yang kita bayangkan. Sebab, proses pengambilan daun, akar rumput, maupun kulit pohon pun harus mengikuti kaidah-kaidah yeng religius, karena diyakini segala macam tumbuh-tumbuhan pasti memiliki sang penjaganya. 

Justru itu, saya pernah ditegur oleh bapak saya ketika diminta memetik beberapa daun untuk membuat rorano, karena tidak membaca basmallah, dan shalawat serta tidak "siloloa" (meminta izin). Dan hal ini memang menjadi semacam aturan baku bagi semua orang tua di Maluku Utara dalam mengambil ramuan untuk pembuatan rorano.

Ketika kami kembali pulang ke rumah dari rumah sakit, kami memutuskan ke rumah orangtuanya, dan meminta kepada neneknya untuk istri saya menjalani pengobatan tradisional, dan selama seminggu di rumah orangtuanya di desa Bibinoi Kecamatan Bacan Timur Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan. 

Kondisi istri saya agak sedikit membaik, gejala-gejala sakit yang disebut di atas, memang mulai berkurang, namun belum seratus persen sembuh, lantaran batu ginjalnya belum keluar.  

Maka, setelah  kami kembali ke Ternate, saya meminta kepada kakek dan Bapak saya untuk memberi rorano sebagai tambahan, serta melakukan terapi menggunakan air mineral, dan Alhamdulillah, rorano (ramuan tradisional). Yang diberikan Kakek maupun bapak saya mulai membuahkan hasil, satu per satu batu ginjal istri saya mulai jatuh, jumlahnya tujuh buah.

Memang, selain rorano, istri saya juga rutin mengkonsumsi air mineral, karena air mineral sangat efektif bila orang yang menderita penyakit di dalam perut, seperti penyakit batu ginjal maupun penyakit lainnya, yang sering berdampak pada melemahnya kondisi badan; baik pada siang maupun malam hari.

Ramuan yang diberikan oleh bapak saya memang bukan saja sangat cocok dengan penyakit batu ginjal, namun khsusnya di lingkungan kami para kerabat yang menderita penyakit mag akut pun cocok dengan rorano  tersebut, sehingga apabila ada orang yang menderita penyakit mag, mereka sering meminta kepada saya beritahu kepada bapak saya untuk mengobati penyakit mereka.

Namun, terlepas dari ramuan tradisional yang dipercayakan sejak turun temurun untuk menyembuhkan segala macam penyakit, kita juga harus memohon kepada Yang Maha Kuasa, sang pemilik jagad raya, karena apapun penyakit yang diderita oleh umat-Nya, pasti ada obatnya, dan semuanya tergantung doa kita.

Tulisan ini, bukan bermaksud untuk merendahkan obat medis, namun hanya bermaksud berbagi pengalaman terkait cara pengobatan. Sebab, apapun penyakit yang kita diderita, berawal dari alat medis lah kita dapat mengetahui penyakit tersebut, hanya saja cara pengobatannya yang ditempuh masing-masing dapat menyembuhkan penyakit tersebut; baik melalui medis maupun pengobatan tradisional.

Dan satu hal yang harus kita akui bahwa setiap daerah, tentu memiliki berbagai macam ramuan yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit, tergantung dari kita, apakah memepercainya atau tidak. Kalau saya sih, sangat yakin dengan ramuan tradisional!

Karena sakit batu ginjal yang diderita istri saya sembuh tanpa tindakan operasi, hanya dengan pengobatan tradisional. Salam Sehat!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun