Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Putriku Berkeinginan Menjadi Tenaga Pengajar Bahasa Inggris di ETC Ternate

22 Juni 2021   15:25 Diperbarui: 22 Juni 2021   16:06 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa butuh tiga hari lagi untuk menandai lima tahun perjalanan putriku di Lembaga English Training Center (ETC) Ternate. 

ETC merupakan salah satu Lembaga kursus bahasa Inggris Profesional yang ada di kota Ternate, Maluku Utara, yang sudah melahirkan ribuan alumni. 

Sehingga, tak jarang para siswa di SMP maupun SMU yang menjuarai lomba debat bahasa Inggris tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, ketika ditanya belajar bahasa Inggris di mana, pasti mereka sebut ETC Ternate. 

Di ETC, anak-anak bukan hanya dilatih dan dididik menguasai bahasa Inggris, tapi diajar tentang kedisiplinan, dan berkarakter yang baik. Sehingga, jebolan ETC pasti tampil beda dengan alumni dari Lembaga kursus lainnya. 

Sebenarnya, awalnya ETC bukan menjadi pilihan bagi saya dan istri untuk menitipkan anak kami belajar, karena saya sebenarnya berkeinginan, bahwa putri kami setidaknya harus menguasai bahasa Arab. 

Agar kelak melanjutkan studi pada Universitas Islam Negeri (UIN) dengan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa, sehingga suatu saat nanti menjadi, akademisi dan tentunya menjadi tenaga yang bakal mendampingi para jemaah haji ke tanah Suci

Namun, keinginan agar putri kami menguasai bahasa Arab terpaksa harus dikubur rapat-rapat, lantaran selama beberapa jam mencari tempat kursus bahasa Arab di Ternate, namun menurut informasi saat itu -- akhir tahun 2016, tidak ada Lembaga kursus bahasa Arab, tapi yang ada malah Lembaga kursus bahasa Inggris. 

Karena tidak mendapat Lembaga kursus bahasa Arab, maka alternatif terakhir adalah lembaga kursus bahasa Inggris dan pilihannya jatuh di ETC Ternate --- di terima menjadi siswa ETC, dan selama enam bulan belajar, dan akhirnya putri kami terpilih mengikuti kegiatan Fundemic Tour selama 9 hari di Tokyo, Jepang, bersama sejumlah tenaga pengajar dan ketua yayasan ETC Ternate. 

Karena dalam kunjungan ke negeri Sakura, mereka menggunakan seragam yang sama berwarna oranye. Sehingga sekembalinya, dari Jepang, salah seorang tenaga pengajar bilang kepada putri kami, seragam ini disimpan dengan baik. 

Agar suatu kelak nanti jika putri kami menjadi tenaga pengajat di ETC harus menggunakan seragam tersebut, karena seragam tersebut merupakan seragam resmi dan dipergunakan oleh semua tenaga pengajar dan hanya dimiliki oleh dua orang siswa, yakni salah seorang siswi SMU dan putri kami, yang ketika itu mereka sama-sama mengikuti kegiatan Fundemic tour di Jepang. 

Kini, peluang untuk menjadi tenaga pengajar di ETC pun terbuka lebar, sehingga ada salah seorang teman yang bilang, lebih baik putri kami jika lulus SMP nanti harus melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cendekia di Desa Dodinga, kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, karena MAN Cendekia merupakan salah satu sekolah favorit di Maluku Utara. 

Namun, saya tetap berkeinginan harus melanjutkan studi di salah satu SMU di Ternate, agar bisa menuntaskan impiannya menjadi tenaga pengajar di ETC Ternate, sebab bagi saya sekolah di mana pun prinsipnya sama, yaitu belajar. Dan, apabila melanjutkan studi di MAN Cendekia di Kabupaten Halmahera Barat, tentu memupus impiannya menjadi tenaga pengajar di ETC. 

Lantaran, lokasi sekolah di kabupaten Halmahera Barat, jauh dari Ternate, sehingga tidak memiliki waktu untuk belajar dan bahkan menuntaskan impiannya menjadi tenaga pengajar. 

Tapi, kata salah satu adik saya bahwa anak-anak belajar di Sekolah Agama itu memang bagus, maksud dia adalah MAN Cendekia, namun bagi saya tak perlu jauh dari orang tua, lantaran saya punya program yang jelas dan terukur soal mendidik anak di rumah. 

Karena, saya berkeinginan, putri kami tetap di Ternate, agar program belajar di rumah berjalan maksimal, seperti: belajar menulis, debat, pidato, dan tentunya belajar agama (hafalan ayat alquran). 

Selain itu, belakangan ini dia sangat mengidolakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, maka saya menyarankan jika mengidolakan ketua Muslimat Nahdatul Ulama (NU), maka kelak di kampus harus menjadi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), agar bisa bertemu dan berswafoto bersama sang idola termasuk Najwa Shihab. 

Untuk urusan menjadi aktivis di kampus, waktunya masih cukup lama, tapi yang paling utama adalah menjadi tenaga pengajar di ETC Ternate, karena ini merupakan impiannya, sekaligus suatu kebanggaan bagi kami. 

Menjadi tenaga pengajar pada Lembaga kursus bahasa Inggris, tentu menjadi impian bagi semua orang yang menguasai bahasa Internasional tersebut, namun bagi anak-anak yang berada di bangku SMP maupun SMU, hal ini dikatakan menambah pengalaman mereka, terlebih ke depan mereka menempuh pendidikan di bangku kuliah. 

Karena, selama berada di bangku SMP gemar berdebat, sehingga salah satu impiannya ketika menjadi mahasiswa adalah mengambil jurusan Hubungan Internasional (HI), karena jurusan yang satu ini memang cocok bagi anak-anak ekstrovert dan mahir berbahasa Inggris. 

Walaupun begitu, masih butuh 3 tahun lagi untuk menjadi mahasiswi, sehingga impiannya menjadi tenaga pengajar merupakan langkah awal, membangun mental menuju dunia kampus. 

Ternate, 22 Juni 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun