Satu persatu teman-teman mulai datang dan memasuki ke dalam kafe, kami memilih menempati tempat di sudut kanan dekat jendela dan pintu utama kafe, agar sambil ngobrol, kami melengok ke jalan raya, menyaksikan para pejalan kaki maupun lalu lalangnya kendaraan roda dua dan empat.
Sambil menanyakan kabar satu persatu, untuk memulai obrolan, pelayan kafe pun menghampiri -- mengulas senyum kepada kami kemudian menyodorkan daftar menu untuk kami pilih. Begitu si pelayan kembali ke tempatnya, tawa kami memecah suasana di kafe, lantaran salah seorang teman berkelakar bahwa si pelayan kafe tadi rupanya masuk kategori menjadi seorang model -- cantik.
Gurauan ini membuat kami kembali mengingatkan kejadian beberapa tahun lalu, dikala kami ngopi bareng di salah satu warung kopi, dan kata yang sama pernah dilontarkan oleh seorang teman ketika melihat seorang waria bersama teman wanita di dalam warung kopi, karena berdandan layaknya seorang wanita, sehingga si teman menduga bahwa dia adalah wanita dan pengen ajak untuk dijadikan model dalam kegiatan hunting foto, tapi ternyata rupanya dia bukan seorang wanita tapi waria, he..he..he.
Minuman yang dipesan dan dihidangkan pelayan kafe pun belum disentuh sama sekali, kami tetap asyik ngobrol, sambil sesekali asap rokok menyembul di sudut ruang kafe -- tempat kami melangsungkan diskusi ringan soal fotografi. Malam itu, tidak ada topik lain, semuanya fokus pada cerita membangkitkan gairah fotografi di Ternate.
Begitu giliran saya mengutaran pendapat, saya sampaikan bahwa hingga sejauh ini, memang jarang memotret lantaran ada sedikit masalah pada lensa dan kamera, ditambah kesibukan menjalani kuliah pada program pascasarjana, sehingga fokus perhatian memang pada pendidikan. Tapi, bukan berarti tidak memotret sama sekali, sebab di waktu senggang, saya tetap turun di lapangan memotret momen-momen human interest; baik aktivitas para pengunjung maupun pedagang di pasar higienis Ternate.
Namun, keinginan saya jika pada tahun 2022 nanti setelah menyelesaikan pendidikan S-2, saya akan kembali menjalani rutinitas pada dunia fotografi seperli dulu lagi. Dan impian terbesar dari saya adalah melaksanakan kegiatan pameran fotografi tentang wajah kota Ternate dari waktu ke waktu, sebab ratusan galeri tentang Ternate menceritakan kota Ternate 10 tahun terakhir masih tersimpan rapih di hardish.
Alasan yang sama pun disampaikan seorang teman, katanya belakangan dia jarang memotret karena sudah bekerja pada salah satu perusahan tambang di kabupaten Halmahera Tengah, sehingga tidak memiliki waktu untuk memegang kamera, walaupun begitu di saat cuti kerja, dia tetap berkunjung pada sejumlah tempat wisata dan memotret keindahan alam Halmahera.