Seperti dikutip dari cnnIndonesia.com, Senin (15/3/2021) Menpora Zainudin Amali menyatakan bangunan mangkrak di Hambalang, Kabupaten Bogor, akan digunakan menjadi tempat latihan bagi atlet-atlet andalan Indonesia. "Kita sedang mempertimbangkan untuk melihat Hambalang menjadi tempat untuk sentra atlet senior dan atlet-elite kita yang sudah siap bertanding," kata Menpora.
Dari pernyataan Menpora tersebut perlu digaris bawahi kata mempertimbangkan, sebab bisa jadi dilaksanakan bisa juga tidak, jika menurut KBBI kata mempertimbangkan merupakan kata kerja yang dapat diartikan: (1) memikirkan baik-baik (memutuskan dan sebagainya; (2) memikirkan pertimbangan kepada; dan (3) menyerahkan sesuatu supaya dipertimbangkan.
Mengapa Menpora tidak menyebut "akan dituntaskan" tapi memilih kata "mempertimbangkan" hal ini tentu kita semua dapat pahami bahwa proyek dengan nilai Rp 2,5 Triliun yang menyeret sejumlah politisi partai Demokrat termasuk mantan Menpora Andi Malarangeng, karena berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) negara mengalami kerugian mencapai Rp 706 miliar.
Sehingga, pemerintah perlu mengkaji lebih jauh sebelum melanjutkan proyek yang oleh netizen disebut candi Hambalang itu, hal ini berdasarkan pernyataan Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), Darajat Hoedajanto seperti dilansir cnnIndonesia.com, Senin (17/3/2021) Darajat menyebutkan pentingnya kajian ulang untuk melanjutkan mega proyek Hambalang. Selain itu diperlukan kepastian terkait aturan dan pelaksanaan pengerjaan proyek agar tidak tersangkut dengan permasalahan Hambalang di masa lalu.
Tentu Pemerintah perlu mengkaji secara teliti agar tidak terjebak dengan persoalan hukum yang pada akhirnya mencoreng nama baik Menpora Zainudin Amali maupun presiden Joko Widodo. Terlepas dari persoalan hukum. Proyek Hambalang dilihat dari kacamata olahraga, memang sangat menguntungkan masa depan anak bangsa di bidang olahraga.
Sebab, kita ketahui pada awalnya pembangunan proyek Hambalang jika dapat diselesaikan pada masa kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Maka, setidaknya menampung begitu banyak anak bangsa yang berprestasi di bidang olahraga, untuk mengasah potensi mereka demi mengharumkan nama negara di berbagai even olahraga; baik skala asia maupun dunia.
Publik pada saat itu, sebenarnya menaruh harapan besar atas pembanguan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di bukit Hambalang. Namun, ekspektasi tersebut dibuyarkan oleh segelintir orang yang mencari keuntungan di balik pembangunan tersebut. Bayangkan, jika proyek Hambalang dapat dituntaskan pada tahun 2012, maka dapat dipastikan hingga kini prestasi Indonesia di bidang olahraga pun bakal bersaing dengan negara-negara besar lainnya.
Namun itu semua, hanya soal cerita masa lalu, kini publik tentu berharap kepada presiden Joko Widodo dapat mengkaji dan menuntaskan mega proyek mangkrak itu. Yang nantinya dijadikan sarana olahraga yang menghimpun anak-anak bangsa dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengasah potensi yang mereka miliki.
Dengan alasannya inilah, sehingga diharapkan presiden Jokowi dapat mengambil keputusan dengan melibatkan berbagai lembaga hukum dan memastikan apakah dapat dilanjutkan pembangunan Hambalang ataukah pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga di bangun pada setiap Provinsi dengan sarana memadai.
Secara pribadi, saya menaruh harapan besar kepada pemerintah melanjutkan mega proyek Hambalang. Sebab, dilihat dari efesiensi anggaran, tentu pembangunan Hambalang jika dilanjutkan, maka dapat dipastikan membutuhkan anggaran yang jauh lebih kecil bila dibandingkan pembagunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga dibangun pada setiap Provinsi.
Dan, jika dilihat dari kacamata politik, menuntaskan mega proyek Hambalang, dapat diasumsikan sebagai langkah jitu seorang Jokowi membungkam SBY, sebab publik tentu dapat menilai bahwa Jokowi lah sebagai sosok pembawa perubahan di Indonesia, hal ini berdasarkan fakta yang tersaji pada pembangunan di setiap daerah. Termasuk menuntaskan mega proyek Hambalang. Sehingga, penilaian bahwa di era kepemimpinan Jokowi jauh lebih baik dibandingkan 10 tahun SBY memimpin Indonesia.
Dan menuntaskan proyek Hambalang, memberi garansi politik bahwa Jokowi menyelamatkan prestasi anak bangsa di berbagai cabang olahraga, sehingga ke depan anak-anak bangsa yang mengasah potensi pada Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, dapat mengharumkan nama negara di kanca Internasional, maka nama Jokowi selalu dikenang sebagai figur sentral di balik prestasi anak bangsa. Namun, jika wacana soal korupsi Hambalang, pasti nama SBY terus diseret lantaran proyek Hambalang mangkrak di periode kepemimpinannya.
Untuk itu, presiden Joko Widodo perlu mempertimbangkan melanjutkan mega proyek Hambalang, agar nantinya memberi dampak positif terhadap masa depan anak bangsa di berbagai cabang olahraga. Salam Olahraga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H