Serta mengapa fotografer  kebanyakan tidak tertarik membuat karya pada genre yang satu ini? jawabannya, tentu sederhana, karena foto jurnalistik seorang fotografer atau pewarta foto harus "bisa" menulis. Sebab, bukan hanya menghasilkan sebuah karya, tapi kita harus bercerita tentang karya tersebut melalui keterangan foto (caption), agar dapat dipahami oleh publik. Dan, tentu foto jurnalistik yang dipublis pun harus menjunjung etika foto, agar tidak menimbulkan sentimen negatif atau mengganggu psikologi orang yang terekam lensa kamera.
Setiap cabang olahraga memang menghadirkan euforia penonton yang sangat menarik untuk diabadikan, dan pertandingan sepak bola termasuk satu diantaranya. Walaupun begitu, setiap pewarta foto atau fotografer harus memiliki trik serta insting yang baik dalam merekam momen-momen selama berlangsungnya pertandingan, artinya bahwa mata seorang fotografer tidak hanya tertuju pada bola dan para pemain. Tapi, harus memperhatikan momen penting lainnya yang tersaji di sudut-sudut lapangan atau pada tribun penonton.
Karena, terkadang seorang pewarta foto hanya fokus memotret para pemain di dalam lapangan, maka sejumlah kejadian yang berlangsung secara spontan mereka tidak tahu dan tentunya tidak memiliki gambar atas kejadian tersebut. Dan, hal ini seperti berlangsungnya sejumlah pertandingan sepak bola di Stadion Gelora Kie Raha (SGKR) Ternate. seusai pertandingan, beberapa teman saya -- karena terus menyimak pertandingan sehingga, momen pada tribun mereka tidak abadikan.
Seperti pada laga eksebisi antara Persiter All Star kontra tim asal provinsi Maluku yaitu Tulehu All Star, pertandingan yang berlangsung SGKR Ternate itu bertajuk perang bintang anak-anak Maluku dan Maluku Utara yang berkompetisi di Liga 1 dan Liga 2 Â Indonesia dan tentunya menghibur warga Ternate, karena sekian lama publik Maluku Utar tidak menyaksiakan klub kebanggaan Persiter Ternate belaga pada pentas sepak bola nasional. Sehingga, laga yang berlangsung pada Minggu (26/11/2017) lalu itu, mendapat apresiasi dari warga, ini terlihat dari hasil penjualan tiket penonton mencapai 15 ribu tiket.
Laga perang bintang yang mendapat sambutan meriah dari publik Maluku Utara itu pun menghadirkan senyum bagi kalangan pewarta foto di Ternate, karena sekian lama tidak memotret anak-anak Maluku Utara yang berlaga di pentas sepak bola nasional di SGKR Ternate. dan pertandingan pun berjalan normal tanpa hambatan, sehingga  menghadirkan momen-momen manarik, yang dapat kami abadikan dengan sempurna. Seperti kejadian di tribun menjelang digelarnya pertandingan, euforia penonton, momen terciptanya gol, duel antar pemain di lapangan serta aksi nyeleneh suporter di gawang tim lawan.
Momen seperti itu, memang menghadirkan kepuasaan bagi kami yang sepanjang pertandingan, yang selalu fokus membidik dengan lensa kamera. Sehingga, walaupun terasa capek, namun begitu usainya pertandingan dan mensortir file pada komputer, rasa lelah pun seakan hilang lantaran terbayarkan dengan gambar yang kami abadikan tersebut.