Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indahnya Hidup Berdampingan dan Saling Menghormati Antar Agama

22 November 2020   23:36 Diperbarui: 23 November 2020   00:26 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama istri saya dan keluarganya beragama Kristen di Desa Songa Kecamatan Bacan Timur Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. 

Ini merupakan contoh nyata, bahwa menjunjung tinggi toleransi beragama, mendatangkan manfaat yang sangat besar ketimbang membangun sentimen sosial yang berdampak pada merenggangnya silahturahmi antara agama. 

Memang potensi konflik yang paling berbahaya adalah agama, sehingga kepentingan-kepentingan tertentu yang terkadang dibalut persoalan agama, seharusnya menjadi musuh bersama yang patut kita lawan, agar toleransi keberagaman yang terjalin berpuluh-puluh tahun tetap terjaga dengan baik. 

Saya termasuk orang yang paling menentang pada kelompok, atau organisasi keagamaan -- mengusung semangat beragama yang terkadang berlebihan. Berlebihan di sini dalam arti memunculkan sentimen antar agama, olehnya itu dalam wacana keagamaan di media sosial yang menjurus pada hal-hal yang memicu konflik beragama, terkadang dengan frontal saya memprotes. 

Sebab, apa yang saya lakukan dengan mengacu pada pengalaman konflik horizontal yang terjadi pada 1999 silam di Maluku Utara, yang sebetulnya jika dianalisa hanya mendatangkan kerugian bagi masyarakat -- dampaknya sangat nyata, dan mempengaruhi segala sektor kehidupan. 

Seperti pada hajatan politik 2018 lalu, di Bacan Kabupaten Halmahera Selatan, kebetulan saat itu istri saya adalah calon anggota legsilatif, dalam melakukan kampanye, hal paling utama yang dilakukan adalah membangun kesadaran politik, untuk menghindari sentimen antar warga, baik muslim maupun non-muslim. 

Hal ini dilakukan oleh istri saya, lantaran sebagian besar keluarnya beragama non muslim. Sehingga, rasa kekeluargaan tetap terjaga dengan baik, walaupun berbeda pilihan politik. Karena, terkadang momen politik jika tidak dikelola dengan baik, dapat memutus tali silahturahmi antar keluarga, terlebih berbeda agama. 

Sehingga, upaya menjalin keakraban pasca momen politik merupakan suatu keharusan dan mendapat perhatian penuh. Olehnya itu, dalam momentum pemilihan kepala daerah di tahun 2020 walaupun berbeda pilihan politik, kita tetap membangun kesadaran warga, agar tidak terjadi konflik kepentingan yang menjurus pada hal-hal yang dapat memecah belah persaudaraan, dan mengganggu toleransi beragama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun