Berawal dari bimbingan belajar di rumah, hingga terpilih mengikuti kegiatan Fundemic Tour di Jepang.
Namanya Nanda Rizqiyah Khosyatillah Hilman, pilihan nama ini, selain memiliki arti yang baik, tentu saya berkeinginan suatu kelak dia tumbuh menjadi anak yang sholehah. Sebab, semua orang tua pasti berkeinginan sama, yaitu memiliki anak dengan kepribadian baik, serta berharap di masa depan menjadi anak yang sukses. Namanya jika diartikan, kata Nanda dalam bahasa Melayu-Indonesia yang artinya Anakku, dan Rizqiyah yaitu Jalan penghidupan yang tentram, sementara Khosyatillah menurut studi Numerologi yang memiliki arti Bertanggung jawab, melindungi, merawat, dan bermasyarakat.
Nama ini kemudian lebih familiar dipanggil Nanda, sehingga teman saya Leny Aswati Novita Dewi tenaga pengajar pada lembaga SINOTIF, sebuah Lembaga bimbingan belajar khusus pelajaran eksakta : Matematika, fisika, dan kimia, di Jakarta pun lebih akrab memanggilnya Nanda, begitu pun juga teman saya -- istri salah satu Kapolsek di Jawa Barat hingga saat ini, tetap memanggilnya Nanda.
Namun, setahun kemudian dia jatuh sakit, membuat salah satu Kakeknya bernama Abdul Fattah Ahmad, meminta kepada saya agar mengganti namanya, karena dianggap terlalu panjang, sehingga nama Nanda Rizqiyah Khosyatillah lalu diganti menjadi Nurrizqiyah, jika diartikan kata Nur (Indonesia) memiliki arti Suka ilmu pengetahuan, Nur (Arab) yakni Cahaya dan Rizqiyah yaitu jalan penghidupan yang tentram, dan kakeknya pun lebih akrab memanggilnya Nona, hingga saat ini panggilan Nona pun familiar bagi teman-temannya di lingkungan, maupun di sekolah.
Sejak berada di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurrizqiyah dikenal sebagai anak yang cerewet, istri saya mengatakan Nurrizqiyah memiliki kepribadian ekstrovert seperti saya, dia kemudian berguyon, Bapaknya semasa kuliah aktif di Organisasi dan sering megang Megafon, saat Demonstrasi, akhirnya anaknya pun jadi cerewet. Istri saya berkata demikian, memang berdasarkan fakta. Sebab, semasa kuliah, saya bukan sebagai mahasiswa Kupu-Kupu alias Kuliah Pulang-Kuliah Pulang. Tetapi lebih aktif di Organisasi, baik intra, maupun ektra Kampus. Di Organisasi intra kampus pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ternate, karir organisasi saya terbilang cukup baik. Sebab, pada Sementer dua, saya dipilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Jurusan (DPMJ) Tarbiyah, kemudian pada semester empat, terpilih menjadi ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM), dan semester enam menjadi kandidat Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIN Ternate.
Selain di Organisasi Intra Kampus, saya juga terlibat pada organisasi pergerakan dan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah STAIN Ternate, dan saat mengikuti Latihan Kepemimpinan (LK I) HMI komisariat Tarbiyah, saya menjadi peserta terbaik pertama dari ratusan Mahasiswa. Sehingga, guyonan istri saya memang benar sesuai fakta, bahwa karakter Nurrizqiyah, memang hampir seratus persen seperti saya.
Pada suatu kesempatan, saat Nurrizqiyah berumur lima tahun, kami berkeliling kota Ternate, Nurrizqiyah sering mengajukan pertanyaan, saat merespon hal-hal yang dia saksikan selama di atas kendaraan. Pertanyaan yang dilontarnya membuat saya dan istri saya selalu fokus menjawab, begitu pertanyaan pertama dijawab, selalu ada pertanyaan berikutnya, hingga kami kembali pulang ke rumah, selalu diberondong sejumlah pertanyaannya.