Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Putriku Kebanggaanku

11 Juli 2020   16:41 Diperbarui: 11 Juli 2020   17:32 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama Nurrizqiyah dengan wanita Jepang yang mengenakan Kimono

Berawal dari bimbingan belajar di rumah, hingga terpilih mengikuti kegiatan Fundemic Tour di Jepang.

Namanya Nanda Rizqiyah Khosyatillah Hilman, pilihan nama ini, selain memiliki arti yang baik, tentu saya berkeinginan suatu kelak dia tumbuh menjadi anak yang sholehah. Sebab, semua orang tua pasti berkeinginan sama, yaitu memiliki anak dengan kepribadian  baik, serta berharap  di masa depan menjadi anak yang sukses. Namanya jika diartikan, kata Nanda dalam bahasa Melayu-Indonesia yang artinya Anakku, dan Rizqiyah yaitu Jalan penghidupan yang tentram, sementara Khosyatillah menurut studi Numerologi yang memiliki arti Bertanggung jawab, melindungi, merawat, dan bermasyarakat.

Nama ini kemudian lebih familiar dipanggil Nanda, sehingga teman saya Leny Aswati Novita Dewi tenaga pengajar pada lembaga SINOTIF, sebuah Lembaga bimbingan belajar khusus pelajaran eksakta : Matematika, fisika, dan kimia, di Jakarta pun lebih akrab memanggilnya Nanda, begitu pun juga teman saya -- istri salah satu Kapolsek di Jawa Barat hingga saat ini, tetap memanggilnya Nanda.

Nurrizqiyah bersama Ibunya
Nurrizqiyah bersama Ibunya

Namun, setahun kemudian dia jatuh sakit, membuat salah satu Kakeknya bernama Abdul Fattah Ahmad, meminta kepada saya agar mengganti namanya, karena dianggap terlalu panjang, sehingga nama Nanda Rizqiyah Khosyatillah lalu diganti menjadi Nurrizqiyah, jika diartikan kata Nur (Indonesia) memiliki arti Suka ilmu pengetahuan, Nur (Arab) yakni Cahaya dan Rizqiyah  yaitu jalan penghidupan yang tentram, dan kakeknya pun lebih akrab memanggilnya Nona, hingga saat ini panggilan Nona pun familiar bagi teman-temannya di lingkungan, maupun di sekolah.

Foto bersama Nurrizqiyah dan buyutnya di Tidore 
Foto bersama Nurrizqiyah dan buyutnya di Tidore 

Sejak berada di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurrizqiyah dikenal sebagai anak yang cerewet, istri saya mengatakan  Nurrizqiyah memiliki kepribadian ekstrovert seperti saya, dia kemudian berguyon, Bapaknya semasa kuliah aktif di Organisasi dan sering megang Megafon, saat Demonstrasi, akhirnya anaknya pun jadi cerewet. Istri saya berkata demikian, memang berdasarkan fakta. Sebab, semasa kuliah, saya bukan sebagai mahasiswa Kupu-Kupu alias Kuliah Pulang-Kuliah Pulang. Tetapi lebih aktif di Organisasi,  baik intra, maupun ektra Kampus. Di Organisasi intra kampus pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ternate,  karir organisasi saya terbilang cukup baik. Sebab, pada Sementer dua, saya dipilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Jurusan (DPMJ) Tarbiyah,  kemudian pada semester  empat, terpilih menjadi ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM), dan semester enam menjadi kandidat Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIN Ternate.

Selain di Organisasi Intra Kampus, saya juga terlibat pada organisasi pergerakan dan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah STAIN Ternate, dan saat mengikuti Latihan Kepemimpinan (LK I) HMI komisariat Tarbiyah, saya menjadi peserta terbaik pertama dari ratusan Mahasiswa. Sehingga, guyonan istri saya memang benar sesuai fakta, bahwa karakter Nurrizqiyah, memang hampir seratus persen seperti saya.

Foto bersama sepupu dan Buyut di Bacan, Halmahera Selatan
Foto bersama sepupu dan Buyut di Bacan, Halmahera Selatan

Pada suatu kesempatan, saat Nurrizqiyah berumur lima tahun, kami berkeliling kota Ternate, Nurrizqiyah sering mengajukan pertanyaan, saat merespon hal-hal yang dia saksikan selama di atas kendaraan. Pertanyaan yang dilontarnya membuat saya dan istri saya selalu fokus menjawab, begitu pertanyaan pertama dijawab, selalu ada pertanyaan berikutnya, hingga kami kembali pulang ke rumah, selalu diberondong sejumlah pertanyaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun