Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Putriku Kebanggaanku

11 Juli 2020   16:41 Diperbarui: 11 Juli 2020   17:32 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kampus, teman-teman saya bercerita tentang anak-anak mereka belajar di lembaga bimbingan belajar, baik itu matematika, maupun bahasa Inggris. Sekembali dari kampus, saya menyampaikan kepada istri saya, berdasarkan informasi yang saya peroleh tersebut, saya berkeinginan Nurrizqiyah juga belajar seperti anak-anak  dari teman saya. Istri saya kemudian menyetujui, namun dia meminta kepada saya bahwa keinginan seperti itu, untuk sementara ditangguhkan dulu. Sebab, saat itu kami baru usai mendirikan rumah, sehingga kata istri saya, belajar pada lembaga bimbingan belajar nanti disesuaikan dengan dengan kondisi keuangan.

Nurrizqiyah saat mengikuti Wisuda santri TPQ Se-Kota Ternate 
Nurrizqiyah saat mengikuti Wisuda santri TPQ Se-Kota Ternate 

Sejak kelas tiga hingga menjelang naik kelas, karena keinginan saya agar Nurrizqiyah belajar pada lembaga bimbingan belajar non-formal belum bisa terpenuhi, sehingga saya memilih melatih mentalnya di rumah, saya memanfaatkan kamera serta tripod untuk melatihnya berbicara, saya mengajaknya menonton berita Live Report pada Televisi, lalu menyuruhnya memperagakan seperti wartawan lakukan pada saat Live Report, seperti wawancara, lalu menjelaskan kepada pemirsa dan lain-lain.

Tujuan saya yaitu, selain melatih mental juga berbicara di depan umum. Dan apa yang saya lakukan hasilnya nyata terlihat sejak dia berada di bangku kelas empat, hingga kelas enam Sekolah Dasar (SD). Sebab, diberi tanggung jawab menjadi petugas upacara oleh gurunya, dia tak pernah malu dan  selalu tampil, mulai dari menjadi penggerek bendera, membaca doa, maupun membaca Undang-Undang Dasar 1945.

Nurrizqiyah bersama teman-teman mengikuti Lomba gerak jalan memperingati HUT RI ke-74 tahun 2019
Nurrizqiyah bersama teman-teman mengikuti Lomba gerak jalan memperingati HUT RI ke-74 tahun 2019

Hingga, pada suatu kesempatan, pada kelas empat, dia kembali ke rumah dengan raut wajah yang menyiratkan kekecewaan, saya bersama istri lalu bertanya, kenapa hari ini pulang sekolah Nona kelihatan tidak bersemangat, dan dia menjawab bahwa ibu guru tidak memberi dia tugas pada uapaca bendera. Karena menjadi petugas upacar sudah menjadi kebiasaan dan tantangan baginya, sehingga maunya pada setiap pelaksnaan upacara, saat kelas mereka mendapat tugas, dia berkeinginan selalu tampil menjadi petugas upacara.

Foto bersama Direktur ETC dan para tenaga pengajar di Bandara Babullah Ternate, sebelum berangkat ke Jepang
Foto bersama Direktur ETC dan para tenaga pengajar di Bandara Babullah Ternate, sebelum berangkat ke Jepang

Melihat mentalnya kian matang saat berada di depan banyak orang, hingga pada suatu petang, saya mengajaknya serta ibunya, untuk mengunjungi sebuah taman, lalu mencari lembaga bimbingan belajar bahasa Arab di pusat kota Ternate, kami berkeliling dari Kelurahan Salero, Ternate Utara hingga Kelurahan Kayu Merah Ternate Selatan --- mencari lembaga bimbingan belajar tersebut. Namun, sejumlah warga yang kami temui mereka menjelaskan, bahwa lembaga bimbingan belajar bahasa Arab, mereka tidak tahu, sehingga saya menyampaikan kepada istri saya bahwa alangkah baiknya, kita ke Lembaga English Training Center (ETC) Ternate, di kelurahan Toboko Ternate Selatan. Namun, sepanjang perjalanan menuju ke ETC, istri saya bilang bahwa di ETC kadang harus antri, sebab peminatnya cukup banyak. Karena ETC merupakan lembaga bimbingan belajar bahasa Inggris yang sangat terkenal di Provinsi Maluku Utara, yang memiliki banyak alumni dengan sederet prestasi. Sehingga para orang tua berkeinginan anak mereka belajar di ETC Ternate.

Nurrizqiyah bersama Direktur Englis Training Center (ETC) dan para tenaga pengajarnya
Nurrizqiyah bersama Direktur Englis Training Center (ETC) dan para tenaga pengajarnya

Penjelasan  yang disampaikan istri saya, lalu saya merespon bahwa kita mencoba dulu, mungkin ada seat yang kosong untuk siswa baru, lalu dia bertanya, kalau biayanya belajarnya mahal? Saya menjawab bahwa ini merupakan impian saya, anak kita harus belajar pada lembaga bimbingan belajar, berapa pun biayanya, akan saya upayakan demi putri kita. Sebab, saya sudah sampaikan kepada Nurrizqiyah dan dia menyambut dengan senang hati.

Dugaan saya ternyata benar, setelah mendengar penjelasan dari petugas penerima pendaftaran siswa baru, bahwa masih ada tiga tempat yang belum terisi, saya lalu menatap wajah Nurrizqiyah, rona wajahnya memancarkan senyum bahagia, bahwa impiannya belajar di ETC terwujud, begitu pun juga istri saya. Sehingga sambil mengisi biodata Nurrzqiyah oleh istri saya, dan saya pun bergegas menuju ke salah satu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di Kelurahan Takoma Ternate Selatan, persis di dekat Kantor Kepolisian Resort (Polres) Ternate, Jalan Hasan Esa Takoma -- mengambil uang pendafataran Nurrzqiyah. Sebab, ini merupakan kesempatan berharga yang tidak bisa ditunda, lantaran sebagian orang tua, bahkan berselisih paham hanya karena merebut ingin mendaftarkan anak-anak mereka, sebab ETC tidak pernah sepi peminat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun