Tapi bila kita melihat negara-negara yang berhasil dengan program mobil listriknya, pemerintah mereka hadir lebih dulu sebagai pendorong awal untuk menghidupkan industri mobil listrik. Langkah awalnya adalah menjadikan mobil listrik sebagai bagian dari sistem infrastruktur.
Pemerintah harus mengubah paradigma dengan melihat fasilitas pendukung kendaraan listrik sebagai bagian dari sistem infrastruktur dan sebuah ekosistem. Sama seperti pemerintah membangun jalan, rambu, lahan pakir dan lahan SPBU. Lewat Pertamina sebagai BUMN, negara telah mengamanatkannya mencari, mengeksploitasi, mengolah, sampai mendistribusikan BBM. Bagaimana jika Pertamina juga diberi amanat untuk membangun electric car network serta pendistribusian isi ulang baterai kendaraan listrik? Sangat hebat tentunya.
Infrastruktur kendaraan listrik ini harus dibangun pemerintah untuk menciptakan permintaan. Inovasi pengisianulang baterai (charging spot) kendaraan listrik sudah sebegitu majunya. Mereka bisa ditempatkan di tempat parkir, stasiun khusus, bahkan garasi pribadi. Teknologi charging spot Tesla Motor bahkan hanya perlu 90 detik, dua kali lebih cepat dibanding mobil pembakaran.
[caption caption="Charging spot Tesla Motor. (sumber: cst.org)"]
[caption caption="Charging spot di garasi pribadi. Tak perlu ke stasiun pengisianulang lagi. (sumber: plugincars.com)"]
Kalau ini masih belum cukup canggih, BMW telah bekerjasama dengan Qualcomm membangun Qualcomm Halo. Ia berbentuk perangkat yang ditanam di jalan atau lantai dan dapat mengisi ulang baterai pada mobil listrik yang melintas di atasnya secara nirkabel (wireless). Tak perlu tempat pengisianulang lagi. Hanya dengan berjalan atau berhenti di atas Qualcomm Halo selama 1 jam, baterai mobil berkapasitas 7,2 kW langsung full bar! Inggris akan segera mengimpelementasikannya  dalam bentuk electric car charging lane. Ini adalah jalur khusus di jalan raya yang mampu mengisi baterai mobil mobil listrik yang melintas di atasnya.Â
[caption caption="Sebuah BMW sedang siap parkir di atas perangkat pengisianulang baterai mobil listrik Qualcomm Halo. (sumber: arstechnica.net)"]
[caption caption="Arsitektur sederhana charging lane di Inggris. (sumber: slidesharecdn.com)"]
Negara-negara yang sadar bahwa infrastruktur kendaraan listrik adalah tanggungjawab mereka antara lain Jepang, Denmark, Jerman, Austria, Amerika Serikat sampai Israel. Tak hanya membangun charging spot secara masif, tapi juga menuangkannya dalam regulasi. Di Jepang, taksi wajib mobil listrik. Dengan hadirnya infrastruktur, hadirlah permintaan. IBM, Intel, AT&T, Google, Cisco telah mengganti seluruh armada mereka ke kendaraan listrik. Dengan hadirnya permintaan, produksi bisa dilakukan secara massal, berharga lebih terjangkau dan mendorong inovasi lebih cepat.
Negara-negara di atas mayoritas bekerjasama dengan Better Place. Shai Agassi, mengatakan, "Negara harus melihat segala elemen yang dibutuhkan kendaraan listrik adalah bagian sistem dan jaringan infrastruktur, bukan tanggungjawab industri. Karena tak ada pendorong yang lebih besar dalam pelestarian lingkungan hidup kecuali negara."
Kepada pengguna kendaraan listrik, Better Place menerapkan pembayaran berlangganan seperti operator selular. Selain memberi kemudahan, biaya yang prediktif dan banyak bonus, juga berbiaya 80% lebih rendah dibanding BBM. CEO Tesla Motor, Elon Musk, meyakini harga mobil listrik bisa 50% lebih murah 3-4 tahun ke depan dengan hadirnya kesadaran negara dan tumbuhnya inovator seperti Better Place.