Mohon tunggu...
Hilman Fajrian
Hilman Fajrian Mohon Tunggu... Profesional -

Founder Arkademi.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Smart Grid: Lompatan Kuantum Era Green Economy

28 Desember 2015   09:00 Diperbarui: 30 Desember 2015   09:58 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Lampu pintar Philips Hue. (sumber: Philips)"]

[/caption]

Belkin tak mau ketinggalan dengan membuat WemoSmart Switch atau 'colokan' listrik pintar dan sakelar pintar yang juga terhubung ke smart device lain. Pastinya juga bisa diatur penggunaan dari jarak jauh dan memberi informasi konsumsi energi seperti Philips Hue.

[caption caption="Wemo Insight Switch dari Belkin. (sumber: geeky-gadgets.com)"]

[/caption]

Harga Smart Meter, Philips Hue, Belkin WeMo dan merk smart device kelistrikan lain memang masih mahal. Tapi teknologi ini nyata dan open source. Tak hanya harga yang bisa ditekan, tapi inovasinya juga bisa dilakukan siapa saja. Sama seperti harga ponsel Android yang dulu di atas Rp 5 jutaan namun sekarang di bawah Rp 1 jutaan.

SMART GRID: KEMANDIRIAN, KOLABORASI DAN PASAR ENERGI MASYARAKAT

Sekarang mari kita bayangkan situasi ini: setiap rumah di Indonesia telah menerapkan UGE dan dilengkapi dengan electrical smart device. Artinya, setiap orang telah mandiri secara energi dan punya kontrol penuh. Mereka akan membagikan data energinya ke dalam jaringan: mulai tingkat RT, kelurahan, kecamatan, kota, hingga negara.

Apakah hanya data yang bisa dibagi? Tidak.

Setiap orang bisa menciptakan surplus energi dan membaginya ke dalam jaringan. Ini adalah penerapan nyata Wikinomic bidang energi dalam skala makro. Mandiri, produktif, kolaboratif, transparan, inovatif dan interdepensi.

Dengan UGE, setiap orang tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan energi rumah tangganya, tapi juga menciptakan surplus seperti yang dilakukan Gordon dan Susan Fraser. Surplus ini bisa dikirim ke dalam storage atau baterai besar deposit bersama yang disediakan pihak ketiga, untuk dijual. Pembelinya adalah pihak yang membutuhkan tambahan energi pada propertinya. Maka terciptalah pasar energi yang dilakukan secara kolaboratif dan produktif di atas prinsip-prinsip Wikinomic oleh seluruh elemen masyarakat lewat sebuah jaringan listrik pintar atau Smart Grid.

[caption caption="Arsitektur jaringan sederhana Smart Grid. (sumber: 3M.com)"]

[/caption]

Regulasi pengurangan emisi melalui pasar karbon akan membuat Smart Gridmenjadi sistem yang sangat menarik. Masyarakat tak hanya bisa menjual surplus energi, tapi juga menjual jatah karbonnya kepada pihak lain karena berhasil menekan konsumsi energi. Perdagangan karbon antar negara itu sudah lumrah. Namun kita sedang membicarakan perdagangan karbon antar masyarakat.

Pemerintah Inggris mulai 2010 melakukan pilot project perdagangan karbon masyarakat atau personal carbon trading (PCT) di Kota Manchester. Setiap warga dijatah produksi karbonnya lewat personal carbon allowance.Karbon dihasilkan melalui konsumsi energi per orang termasuk penggunaan di rumah tangga. Setiap smart meter rumah di Machester dilengkapi dengan informasi produksi karbon.Bagi mereka yang mampu menekan produksi karbon dengan cara berhemat energi, akan terjadi surplus atas jatah karbon. Surplus ini bisa dijual kepada pihak lain yang membutuhkan tambahan jatah karbon. Melalui PCT ini Manchester berhasil menurunkan emisi hingga 41%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun