Dari segi ketersediaan energi, jelas tenaga surya sangat prospektif di masa depan. Setiap tahun, matahari mengirimkan radiasi surya yang mencukupi kebutuhan energi manusia lebih dari 10.000 kali.
Inovasi bernama Ravina Projectini secara rutin mempublikasikan data energi yang dihasilkan dan dikonsumsi secara harian lewat situs dan akun Twitter. Biaya yang dikeluarkan Fraser untuk project ini tidak murah: US$45.000 atau Rp600 juta. Namun mereka berhasil membuktikan bahwa kebutuhan energi rumah tangga bisa disediakan dan dikelola secara mandiri, dan jumlah uang di atas adalah investasi mereka bagi masyarakat. Bagi ekonomi dalam skala lebih besar, mereka membuktikan bahwa menciptakan energi mikro yang ramah lingkungan jauh lebih efisien dibandingkan membangun pembangkit listrik besar yang tersentralisasi.
Bagi Pemerintah Ontario, Ravina Project adalah berkah bagi masyarakat. Pemerintah setempat memberikan insentif besar bagi mereka yang ikut serta dalam proyek ini dan mewujudkan 100.000 rumah dengan panel surya di tahun 2009. Perusahaan lokal bernama One Block Off The Grid di masa awal telah ikut menginstalasi panel surya di 6.000 rumah di tahun pertama. Dengan besarnya permintaan pasar, harga instalasi panel surya di Ontario tahun 2009 sudah lebih murah 50%. Dengan Ravina Project di Ontario, Kanada berhasil menurunkan kadar emisi 15%.
[caption caption="Komplek perumahan dengan sumber energi tenaga surya di Santa Barbara, Amerika Serikat. (sumber: solarworld-usa.com)"]
HARGA MASA DEPAN LISTRIK TENAGA SURYA
Di tahun 1980-an biaya listrik tenaga surya berada di kisaran $ 30/kWH atau Rp 410 ribu. Bandingkan dengan harga listrik dari PLN yang kita nikmati saat ini yang seharga Rp 1.500/kWH. Tapi itu dulu. Dengan maraknya inovasi, makin seksinya industri ini serta turun drastisnya harga polysilicon sebagai bahan dasar sel surya, harganya jatuh secara fantastis.
Kalkulator panel surya yang dibuat Michael Blue Jay menunjukkan bila kita hendak menginstalasi panel surya yang memasok listrik 500 kWH/ bulan di rumah dengan tarif instalasi $ 2/watt serta rabat pemerintah $1,5/watt, maka biaya instalasinya senilai $ 1.295 atau Rp 17 juta. Investasi ini akan kembali dalam 1 tahun 9 bulan. Biaya listrik yang kita keluarkan untuk investasi 21 tahun hanya 0,01 sen dolar/KWH atau Rp 13/KWH. Ya, hanya Rp 13/kWH! Sangat jauh dibandingkan harga listrik dari PLN saat ini yang Rp 1.500/kWH.
[caption caption="Grafik harga listrik tenaga surya 1977-2013. (sumber: Economist.com)"]
Itu hanya dari aspek harga keekonomian di sisi konsumen. Belum dihitung keuntungan yang ditimbulkan atas ditekannya biayapembangunan pembangkit listrik konvensional, biaya operasi dan transmisinya, penurunan emisi serta penekanan risiko atas insiden atau blackout.
Hal ini jelas mengubah paradigma, kultur dan cara pandang kita terhadap penyediaan energi. Dari konsumen menjadi produsen, dari tergantung menjadi mandiri, dari pasif menjadi aktif. "Kita perlu paradigma baru dan tak bisa lagi berdiri di atas fondasi yang sama terhadap penyediaan energi model lama," ucap Gordon Fraser.
Dengan model baru ini, kelak pihak penyedia ketenagalistrikan, akan beralih sebagai perusahaan utilitas sepertiOne Block Off The Grid. Bisnis utamanya kelak bukan lagi menyediakan pasokan listrik, tapi menangani instalasi aplikasi user generated energy (UGE) di setiap bangunan. Mulai dari perumahan sampai perkantoran, dari sekolah hingga rumah ibadah.
ELECTRICAL SMART DEVICE BUKAN MIMPI
Apakah anda tahu berapa uang yang telah anda keluarkan untuk menyalakan lemari es selama sebulan? Atau, berapa rupiah telah anda habiskan untuk satu lampu di kamar yang menyala 8 jam per hari? Atau, berapa yang harus anda bayar ke PLN untuk menyalakan televisi dalam sebulan?