Mohon tunggu...
Hilman Fajrian
Hilman Fajrian Mohon Tunggu... Profesional -

Founder Arkademi.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

JAGADIRI: Ketika Asuransi Dibeli

6 Mei 2015   15:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:19 2782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asuransi JAGADIRI produk Jaga Jiwa (sumber: JAGADIRI)

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="PIONIR ASURANSI MODERN INDONESIA: Para Direksi JAGADIRI, Operations Director Jullysava C Aziz (kiri), President Director Reginald Yosiah Hamdani (tengah) dan Finance Director Olivia Savitri Widjaja (kanan) saat peluncuran JAGADIRI 27 Januari 2015 lalu. (sumber: Marketeers)"][/caption] Sebagai seorang pengelola sebuah perusahaan, salah satu tugas saya adalah ikut terlibat dalam proses rekrutmen karyawan baru. Khusus untuk calon karyawan bidang penjualan, favorit saya adalah calon karyawan yang pernah berpengalaman sebagai agen asuransi. Di mata saya, para agen atau penjual asuransi itu adalah penjual yang hebat. Mereka menawarkan produk dengan harga tidak murah, harus dibayar rutin dalam jangka panjang dan keuntungannya tidak bisa dinikmati seketika -- apalagi dipakai pamer. Proses dan limitasinya juga rumit, harus ini-itu, cuma bisa ini-itu, dsb. Bahkan, keuntungan dari asuransi hanya bisa dinikmati ketika seseorang mendapat musibah atau meninggal.

Menurut saya, asuransi itu barang jualan paling rumit yang pernah diciptakan manusia. Maka terpuji lah mereka yang bisa menjual barang satu ini. Saya biasanya tak perlu pikir panjang untuk mengiyakan lamaran pekerjaan calon karyawan yang pernah jadi agen asuransi.

Pertamakali saya mengetahui soal Asuransi JAGADIRI dari PT Central Asia Financial (CAF), saya melongo. Saya menganggap orang-orang di balik JAGADIRI agak 'sinting'. Di Indonesia, asuransi baru jadi 'barang' yang dijual, belum 'barang' yang dibeli. Tanya pada diri anda sendiri, kapan terakhir anda membeli asuransi? Kalau pun saat ini anda punya asuransi, mayoritas itu karena disediakan pemerintah atau perusahaan. Bila anda membeli asuransi, mungkin lebih karena agen asuransinya kerabat atau saudara anda, anda capek ditelepon terus, atau kasihan dengan agen asuransinya.

Coba lihat JAGADIRI. Mereka tidak punya agen asuransi atau telemarketing yang rajin menelepon itu. Mereka 'cuma' punya website dan mobile application. Calon nasabah datang sendiri, mendaftar sendiri, transaksi sendiri. Semua mengurus sendiri. Agak sinting memang. Asuransi di Indonesia dijual saja susah, apalagi dibeli.

Tapi bukan kah nama-nama besar yang kita kenal sekarang memang agak sinting di zamannya? Waktu Larry Page ingin menjual alogaritma mesin pencari ke Yahoo, ia ditertawakan dan dibilang sinting. Tapi sekarang mesin pencari Google buatan Larry Page tidak hanya mengubah internet, tapi mengubah dunia. Atau seperti Bob Sadino yang dibilang sinting ketika memilih berbisnis sayur dan ayam potong ketika ia sangat mungkin bisa cepat kaya dari proyek pemerintah saat itu. Tapi siapa tidak kenal Om Bob?

Memang dunia ini sering membutuhkan orang-orang agak sinting. Bukan sinting betulan tepatnya. Tapi visi dan kecerdasan mereka melampaui zaman dan belum bisa diterjemahkan oleh orang awam di era yang sama. Orang-orang di belakang JAGADIRI seperti Presiden Direktur Reginald Yosiah Hamdani pasti bukan orang bodoh, hanya rata-rata kita mungkin belum bisa menterjemahkannya. Kenapa JAGADIRI begitu berani memulai era asuransi di Indonesia dari produk yang dijual menjadi produk yang di beli?

Karena penasaran, saya coba menelusur kemungkinan alasan-alasannya.

KELAS MENENGAH MENDOMINASI POPULASI

Pembeli asuransi pastinya bukan untuk golongan yang masih tidak bisa mencukupi kebutuhan primer. Kalau dirujuk ke Piramida Maslow, pembeli asuransi berada mulai dari tingkat ke-2, yakni ketika manusia sudah memikirkan cara mewujudkan perlindungan bagi dirinya sendiri dan keluarga. Di tingkat ke-2 ini lah kelas menengah bermula. [caption id="attachment_1617" align="aligncenter" width="540" caption="Piramida Maslow (sumber: Wikipedia)"]

[/caption] Sampai 2013 saja sudah ada 134 juta dari 237 juta populasi Indonesia yang masuk kelas menengah atau 56,5% populasi. Pertumbuhannya tidak kurang dari 7 juta orang per tahun. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia terus naik dengan rata-rata 5,9% per tahun. Artinya, ekonomi masyarakat Indonesia makin membaik dan makin berpindah ke jenjang lebih tinggi dalam Piramida Maslow dalam memenuhi kebutuhannya. Ditambah, secara total ekonomi daya konsumsi kelas menengah lebih banyak dibandingkan kelas atas.

UNTUK PARA MILLENIAL

Priska Sari Kurniawan, Head of Strategic Marketing Division CAF, mengatakan JAGADIRI menyasar market usia 28-35 tahun. Ini kalangan Millenial atau populasi yang lahir di tahun 1980-2000, atau biasa disebut Generation Y. Dalam tulisan saya berjudul Mengenal Millenial: Konsumen Anda, dijelaskan bahwa Millenial punya karakter sangat kontras dengan generasi-generasi sebelumnya seperti Generation X dan Baby Boomer. Mereka berpikiran terbuka, inovatif, dinamis, terdidik, mementingan gaya hidup, berorientasi masa depan, gemar travelling, bergerak cepat, efisien, mandiri dan tech savvy (tergantung dan cakap dengan teknologi).

Pertumbuhan internet di Indonesia juga naik pesat dan menduduki peringkat ke-6 dunia. Sampai 2014 ada 83,7 juga pengguna internet di dalam negeri. Pada 2017 nanti diprediksi ada 112 juta pengguna internet Indonesia mengalahkan Jepang. Millenial makin dimanjakan dan makin 'always on'.

Dari sini jawaban soal JAGADIRI sudah makin terang. Menjual produk ke Millenial tidak bisa dengan cara-cara lama, begitu pula cara merayu mereka. Kemandirian dan akses tak terbatas Millenial terhadap informasi membuat mereka skeptis dan mementingkan value produk, bukan faktor bujuk-rayu. Itu sebabnya agen asuransi konvensional akan kesulitan mendekati para Millenial dengan cara-cara konservatif. Millenial harus memutuskan sendiri. Ketika sudah memutuskan, mereka ingin enabling (aktivasi) dilakukan secara cepat dan efisien -- tak perlu bertele-tele.

Itu sebabnya JAGADIRI 'membuat' asuransi sebagai produk yang dibeli oleh market Millenial -- bukan dijual. Dalam pembelian, proses enabling dilakukan secara cepat dan ringkas lewat website dengan waktu kurang dari 5 menit untuk aktivasi. JAGADIRI sebagai asuransi pertama yang bergerak secara digital sadar betul bahwa perilaku konsumen saat ini dan masa depan sudah berubah. Bukan untuk gagah-gagahan duluan online, tapi menyesuaikan dengan perilaku pasar mereka.

MAKIN SADAR BERBAGI RISIKO

63% Millenial berpendidikan sarjana, mereka orang-orang terdidik dan punya kemampuan yang lebih advance dalam mengelola keuangan -- khususnya pribadi. Dalam mengelola dan perencanaan keuangan, manajemen risiko adalah salah satu elemen terpenting. Manajemen risiko ini lah yang membuat seseorang membeli asuransi, dimana mereka ingin berbagi risiko dengan penyedia asuransi.

Secara statistik, tren kesadaran masyarakat Indonesia dalam berbagi risiko alias berasuransi juga makin baik. Pada 2014 saja pertumbuhan premi asuransi nasional tumbuh 17,9%. Sampai 2020 nanti diprediksikan pertumbuhan rata-rata premi 23,2%.

ANDA DAPAT APA YANG ANDA BAYAR

Sampai di sini kita sudah mendapatkan fakta-fakta: ekonomi Indonesia terus membaik, kelas menengah terus membesar, kesadaran berasuransi makin tinggi, JAGADIRI menyasar market Millenial lewat aktivasi online dan Millenial adalah kaum terdidik yang efisien dan cepat. Cukup sampai di situ? Tidak.

Harus ada pilihan yang mudah dipahami. Ketika asuransi pada umumnya menyediakan pilihan terbatas, tidak murah, tidak singkat, dan kompleks untuk dipahami, JAGADIRI hadir jadi anti-tesis.

JAGADIRI menyediakan layanan di 4 kategori: asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan unit link. [caption id="attachment_1615" align="aligncenter" width="560" caption="Asuransi jiwa JAGADIRI produk Jaga Aman dan Jaga Aman Instant (sumber: JAGADIRI)"]

[/caption] Pada asuransi kecelakaan, JAGADIRI ada asuransi Jaga Aman. Pertanggungan 1 tahun, premi mulai dari hanya Rp50.000 dengan pertanggungan Rp10 juta - 100 juta. Kalau mau pertanggungan lebih besar, tinggal pilih premi lebih tinggi.

Tidak sulit memahami ini. Atau anda sedang travelling atau melakukan aktivitas berisiko dalam waktu relatif singkat dan ingin berbagi risiko? Maka pilih Jaga Aman Instan yang pertanggungannya per bulan, minggu, hari, bahkan jam! Preminya mulai hanya dari Rp5.000 (betul, lima ribu rupiah) dan langsung aktif. Untuk ilustrasinya bisa dilihat di video ini. [caption id="attachment_1614" align="aligncenter" width="560" caption="Asuransi JAGADIRI produk Jaga Jiwa (sumber: JAGADIRI)"]

[/caption]

 

Pada asuransi jiwa, JAGADIRI ada Jaga Jiwa dengan masa pertanggungan 1-5 tahun dan premi mulai Rp120.000/tahun. Uang pertanggungan mulai Rp30 juta - 100 juta. Anda pilih saja mana yang cocok buat anda. Anda yang putuskan sendiri sejauh mana anda ingin berbagi risiko. [caption id="attachment_1613" align="aligncenter" width="560" caption="Asuransi JAGADIRI produk Jaga Sehat Plus dan Jaga Sehat DBD (sumber: JAGADIRI)"]

[/caption] Pada asuransi kesehatan, JAGADIRI menyediakan Jaga Sehat Plus dengan premi mulai Rp66.000/bulan dengan santunan perawatan rumah sakit Rp300.000/hari. Bila anda ingin dapat santunan rumah sakit sampai Rp1,5 juta/hari, tinggal naikkan premi anda. Anda dapat yang anda bayar. Semudah itu.

Bahkan Jaga Sehat Plus menyediakan jasa konsultasi medis evakuasi dan repatriasi, transportasi pasien, ambulans, pemulangan jenazah dan santunan meninggal dunia Rp 6 juta - 30 juta. Masih ditambah lagi diskon di merchant rekanan JAGADIRI seperti Blitz Megaplex. Nasabah juga dapat kartu jaminan pengobatan yang bisa dipakai di 400 rumah sakit seluruh Indonesia yang bekerjasama dengan JAGADIRI. Jadi, bayarnya tinggal gesek dengan kartu jaminan JAGADIRI.

Untuk klaim juga tak perlu repot-repot datang ke kantor JAGADIRI. Hanya perlu scan dokumen dan dikirim secara online. Kalau 14 hari klaim tidak ditanggapi, JAGADIRI menjamin membayar penuh klaim secara otomatis. Tak hanya itu Jaga Sehat Plus juga satu-satunya produk asuransi yang mengembalikan 50% premi setiap 3 tahun, baik ada atau tanpa klaim.

Kalau daerah anda sedang rawan penyakit demam berdarah dengue (DBD), JAGADIRI punya Jaga Sehat DBD yang akan menanggung biaya rumah sakit karena DBD sampai dengan Rp10 juta dan santunan kematian sampai Rp20 juta. Premi cukup bayar Rp10.000 saja dan anda sudah dilindungi selama 90 hari. [caption id="attachment_1612" align="aligncenter" width="630" caption="CAF Flexy Link sebagai Unitlink JAGADIRI (sumber: JAGADIRI)"]

[/caption] Kalau anda ingin investasi lewat unitlink, JAGADIRI punya Plus Investasi dengan uang pertanggungan Rp 7,5 juta - 15 juta dengan masa tanggung 5-25 tahun.

Pokoknya, anda pilih sendiri jenis risiko apa yang hendak anda bagi atau asuransikan. Berapa besar nilai pertanggungan tergantung berapa pilihan premi yang anda bayarkan kepada JAGADIRI sebagai pihak yang ikut menanggung risiko anda.

Cara membayarnya pun tak perlu repot, cukup pembayaran online dengan kartu kredit atau kartu debit secara online. Memeriksa klaim pun dilakukan secara online lewat website atau aplikasi ponsel. Semua proses enabling ini bisa dilakukan via website dan aplikasi ponsel.

TANPA BEBAN LEWAT EMPAT INDIKATOR

Indikator pertama yang membuat saya percaya bahwa JAGADIRI sesuai dengan slogan mereka yakni Asuransi Tanpa Beban adalah platform e-commerce yang mereka pilih. Anda tidak bisa melakukan aktivasi pelanggan lewat e-commerce bila proses enabling anda rumit. Perilaku pengguna e-commerce selalu menuntut kecepatan, keringkasan, efeisiensi, kejelasan dan efektivitas. Tanpa ini, e-commerce tak bisa jadi enabler. Bila anda berbelanja di toko online dan proses pembeliannya 'njelimet minta ampun' anda pasti segera pergi. Di JAGADIRI, pembelian dan aktiviasi online bisa dilakukan kurang dari 5 menit. Bahkan membeli barang di toko kelontongan pun bisa lebih lama dari ini.

Indikator kedua adalah leluasanya pilihan, baik itu jenis, premi, masa pertanggungan, masa pembyaran, sampai uang pertanggungan. Semua sangat fleksibel tergantung dari pilihan atau kemampuan kita berbagi risiko. Anda mendapatkan apa yang anda pilih dan bayarkan. Ini semua anti-tesis dari layanan asuransi yang sering dipersepsikan selama ini sebagai produk yang rumit, berbiaya tinggi dan limitasi terbatas. JAGADIRI hadir mendobrak itu.

Indikator ketiga adalah pemeriksaan klaim secara online. Ini merupakan fasilitas tracking sejauh mana perkembangan klaim kita dan laporannya dapat diakses secara real time dan terbuka. Fasilitas online tracking seperti ini hanya bisa disediakan oleh penyedia yang menjalankan business process yang akuntabel dan jujur kepada rekanan/konsumennya.

Indikator keempat adalah ketiadaan agen asuransi konvensional. Keberadaan agen asuransi otomatis menambah panjang alur birorakrasi yang mengonsumsikan waktu dan tenaga. Pembelian lewat agen asuransi tak cuma memperpanjang birokrasi, tapi juga beban perusahaan asuransi atas honor atau fee untuk agen. Fee ini ditanggung oleh nasabah sehingga meningkatkan biaya. Selain itu, tidak jarang klaim dilakukan lewat agen asuransi yang memperpanjang rentang penyelesaian. Di JAGADIRI, ketiadaan agen asuransi membuat biaya bisa ditekan sehingga lebih bersahabat bagi nasabah. Proses yang dilakukan secara online dan realtime juga membuat business process menjadi singkat, efektif dan efisien. Bahkan, dengan best price guarantee-nya, JAGADIRI akan mengganti selisih 100% bila anda bisa menemukan produk serupa yang lebih murah.

Ketika Indonesia memasuki era dimana asuransi dibeli, JAGADIRI hadir duluan menjadi pionir. Dengan kecerdasan orang-orang di baliknya, JAGADIRI sangat layak jadi pemenang di industri asuransi nasional masa depan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun