Mohon tunggu...
Hilman Fajrian
Hilman Fajrian Mohon Tunggu... Profesional -

Founder Arkademi.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

5 Jam Memburu Popularitas Blog

15 Mei 2015   19:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:00 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_404617" align="aligncenter" width="627" caption="Kissmetric"][/caption]

Salah satu fitur yang sangat saya harapkan hadir di Kompasiana adalah 'Publish Later' yang membuat kita bisa menjadwalkan penayangan/publish tulisan yang sudah kita buat, berdasarkan tanggal dan jam. Sekilas tentang fitur tersebut saya tuliskan dalam artikel Pembunuh Kompasiana.

Tentu akan ada tanggapan bahwa kita bisa menulis duluan lalu menyimpannya sebagai draft dan men-publish di waktu yang kita inginkan. Tapi justru di sini lah masalahnya, dengan metode tersebut kita harus datang berulang kali ke Kompasiana dan belum tentu kita ada waktu di hari atau jam tersebut. Ini bukan hanya merugikan penulis, tapi juga Kompasiana dan audien untuk mendapatkan konten berkualitas.

Mengapa pemilihan waktu publish konten blog menjadi sangat penting?
Kita semua menulis di online platform umum seperti Kompasiana adalah untuk dibaca oleh orang lain. Kita ingin mendapat perhatian karena merasa konten kita penting bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga buat orang lain. Kita ingin kontribusi kita dalam bentuk tulisan tersebut berarti buat orang lain. Makin banyak pesan kita sampai, maka makin luas pula kontribusi yang kita berikan. Bukan kah itu prinsip pergaulan dan social media? Bahwa kita ingin membagi hal-hal yang berarti untuk orang di sekeliling kita.

Kalau kita tidak hirau berapa orang yang akan membaca tulisan kita, mungkin kita hanya akan menulis dan menyimpan di komputer pribadi, atau menulis diari dan menyimpannya di lemari baju.

Di sini kita ingin dapat perhatian. Makin banyak perhatian yang kita dapat makin baik.

Tapi kapan kah kita bisa mendapat perhatian?
'Kapan' adalah soal waktu. Ibarat seorang salesman yang menjual barang door to door, sulit menjual barang bila berkunjung saat penghuni rumah tak ada di tempat.

Dalam social commerce, 'kapan' ini dibahas dalam science of social timing yang menjawab kapan sebuah konten online paling tepat diantarkan kepada audien (pembaca umum, konsumen, stake holder atau mitra bisnis).

Sekarang masuk ke pertanyaan inti: Kapan sebaiknya men-publish tulisan di Kompasiana?

Saya tak punya data demografi penulis dan pembaca Kompasiana (sayang sekali). Tapi asumsi menurut pengamatan saya, mayoritas penulis dan pembaca Kompasiana adalah pria, berusia 23-45 tahun, warga urban, bekerja dan berpendidikan minimal SMA. Sekali lagi itu asumsi mayoritas.

Audien dengan profil seperti di atas mudah menemukan siklus hidup mereka lewat berbagai referensi. Kapan mereka bangun tidur, berangkat kerja, bekerja, pulang, family time, tidur, dan weekend. Tidak sulit membaca kapan mereka punya waktu luang, termasuk yang digunakan untuk beraktivitas di dunia maya. Prinsipnya, ketika mereka ada di dunia maya, anda (baca: tulisan anda) datang.

Masalahnya, penulis dan audien punya siklus hidup yang sama, waktu yang bisa mereka luangkan untuk beraktivitas di dunia maya nyaris seragam. Khusus buat penulis dari golongan pekerja, mereka akan meluangkan waktu menulis di malam hari. Kalau mereka publish tulisan malam hari, siapa yang baca? Wong pembacanya tidur. Bahkan Admin Kompasiana pun tidur.

Kalau anda mencuri-curi waktu menulis di sela pekerjaan harian dan publish di jam kerja, bukannya pembaca anda juga sedang bekerja?

Lalu anda berpikir, "Ah, publish saat weekend saja, waktu saya luang seharian". Siapa yang baca? Wong pembaca anda sedang asyik dengan keluarga.

Mulai dari sini anda akan makin mumet memilih waktu yang tepat untuk dapat perhatian. Di bawah ini saya akan paparkan data tentang social timing untuk blog yang kesimpulan awalnya: penulis blog dihadapkan pada rentang waktu yang sempit untuk mendapatkan perhatian maksimal.

Berterimakasih lah pada Kissmetric dan TrackMaven yang telah melakukan melakukan riset tentang social timing untuk blog. Mereka menggunakan data trafik kunjungan, posting frequency, bouce rate dan engagement rate.

[caption id="attachment_404244" align="aligncenter" width="461" caption="View by day/Kissmetric"]

14268391721738821700
14268391721738821700
[/caption]

[caption id="attachment_404238" align="aligncenter" width="441" caption="Posting frequency by day/Trackmaven"]

14268390042125031332
14268390042125031332
[/caption]

1. HARI
Data di atas menunjukkan pembaca blog terbanyak ada di hari Senin sampai Jumat. Jumlah pembaca akan jatuh di hari Sabtu dan Minggu. Data TrackMaven menunjukkan frekuensi posting juga jatuh di Sabtu-Minggu. Jadi bila anda ingin publish tulisan di Sabtu dan Minggu, pikirkan lagi.

[caption id="attachment_404243" align="aligncenter" width="392" caption="AM-PM hour blog reading/Kissmetric"]

14268391591128350205
14268391591128350205
[/caption]

[caption id="attachment_404245" align="aligncenter" width="307" caption="Blog reading hour/Kissmetric"]

14268391871185148239
14268391871185148239
[/caption]

[caption id="attachment_404239" align="aligncenter" width="401" caption="Blog posting hour/Trackmaven"]

142683904161433703
142683904161433703
[/caption]

2. JAM
Data Kissmetric dan TrackMaven sama-sama menunjukkan pagi adalah waktu terbanyak audien membaca dan posting blog mulai dari jam 6 pagi. Ini wajar karena ketika pagi masyarakat urban dan rural akan menempuh perjalanan ke tempat kerja. Mereka akan meluangkan waktu beraktivitas di dunia maya saat di angkutan umum. Bahkan ketika sudah berada di kantor pun mereka 'pemanasan' dulu dengan memeriksa ini-itu, termasuk informasi terbaru, sebelum benar-benar bekerja.

Tapi dari data di atas, tampaknya jam kerja pukul 08-11.00 ini banyak yang mencuri-curi waktu untuk membaca blog. Posting frequency juga ramai sekali di rentang waktu ini. Pembaca mulai turun setelah jam makan siang. Mungkin karena stamina menurun, deadline mepet.... dan kekenyangan setelah makan siang.
Pembaca akan turun terus mulai jam 11.00 sampai pukul 23.00. Lepas jam 23.00 night owl beraksi sampai jam 24.00.

Dari data TrackMaven di jam 24.00 posting frequency naik lagi, tapi dengan cepat jatuh satu jam kemudian.

Kesimpulannya, jam yang tepat untuk publish blog adalah pukul 06.00-11.00. Cuma 5 jam saja waktu ideal atau peak hour untuk mengejar popularitas keterbacaan blog.

Dari sini anda mungkin akan berkata, "Eureka! Akhirnya saya tahu hari dan jam yang tepat untuk publish tulisan di Kompasiana!".
Eits, jangan buru-buru. Saya juga berharap social timing sesederhana itu, tapi nyatanya tidak.

Science of social timing bukan ilmu rahasia, apalagi ilmu hitam. Para penulis lain, terutama korporasi penyedia konten (seperti portal berita) tahu benar ilmu yang satu ini. Mereka juga beramai-ramai menggunakan peak hour untuk menyebarkan konten. Di peak hour potensi anda mendapatkan pembaca memang tinggi, tapi noise atau kebisingan di jam ini sudah mutlak terjadi. Konten anda adalah bagian dari air bah informasi yang datang kepada audien dan dengan cepat terkubur atau diabaikan bila tidak menarik. Tingginya noise juga membuat pembaca melompat-lompat dari satu informasi ke informasi lain. Lompatan ini disebut bounce rate yang diukur dari seberapa lama seorang pembaca bertahan dan berinteraksi di sebuah laman. Makin sebentar pembaca berada di satu laman, bounce rate makin tinggi -- yang artinya buruk.

[caption id="attachment_404241" align="aligncenter" width="370" caption="Day time post/Kissmetric"]

14268391101386813398
14268391101386813398
[/caption]

Tipe pembaca di peak hour ini adalah tipe pembaca cepat. Anda tidak bisa berharap mereka bisa bertahan dengan tulisan panjang dan menyerap isinya dengan baik. Pembaca cepat lebih suka lompat ke satu konten singkat ke konten singkat lain.

Portal penyedia berita biasanya menekan bounce rate dengan cara memisahkan konten ke halaman berbeda. Itu lah sebabnya kita melihat Detik 'menyuruh' kita menekan tombol 'Next/Berikutnya' untuk membaca konten secara komplit. Saya bukan tipe orang yang suka berurusan dengan tombol 'Next' begini.

Kesimpulannya: bila anda ingin berkompetisi di peak hour, maka pastikan tulisan anda tidak panjang, yang artinya anda harus mengorbankan kedalaman.

[caption id="attachment_404242" align="aligncenter" width="371" caption="Night time post/Kissmetric"]

1426839140768055807
1426839140768055807
[/caption]

Tulisan yang panjang dan dalam lebih tepat publish di malam hari ketika pembaca sudah santai, bahkan bersiap tidur. Mereka akan punya daya tahan dan daya serap lebih tinggi berhadapan dengan tipe tulisan seperti ini karena sudah lepas dari kesibukan. Jumlah pembaca di waktu malam memang lebih sedikit, namun kualitas penyerapan lebih baik.

Tapi kalau tulisan anda panjang dan dalam tapi yang anda prioritaskan adalah view/keterbacaan dan mengesampingkan bounce rate serta kualitas penyerapan, maka silakan anda berkompetisi di peak hour.

Saya menerapkan strategi lain untuk tulisan ini: tulisan saya panjang dan dalam, tapi saya memilih topik yang saya anggap kuat. Dengan begitu saya bisa berkompetisi di peak hour untuk mendapatkan view meski bounce rate-nya tinggi. Dari view saya berpotensi dapat TA, dari kekuatan tulisan saya berpontesi dapat HL. Bila menjadi TA atau HL, tulisan saya bisa bertahan lebih lama di tempat strategis sampai pembaca potensial datang malam hari -- saat mereka bisa menyerap lebih baik.

Tapi kalau tidak jadi TA atau HL juga tidak apa-apa. Namanya juga usaha. Kalau tidak dicoba kan tidak akan tahu.

[caption id="attachment_404246" align="aligncenter" width="536" caption="Comments by day/Kissmetric"]

1426839202310323256
1426839202310323256
[/caption]

[caption id="attachment_404247" align="aligncenter" width="518" caption="Comments by hour/Kissmetric"]

14268392201036650540
14268392201036650540
[/caption]

[caption id="attachment_404240" align="aligncenter" width="459" caption="Social share by hour/Trackmaven"]

1426839085178370131
1426839085178370131
[/caption]

3. ENGAGEMENT/INTERAKSI
Tulisan anda dibaca, itu satu hal. Tapi mendapatkan engagment/interaksi itu hal lain lagi. Engagement di Kompasiana terjadi dalam bentuk vote, komentar dan social share. Sayangnya, peak hour untuk view berbeda lagi peak hour untuk engagement, justru berbanding terbalik.

Dari data KissMetrics, enagegment dalam bentuk komentar di blog justru tinggi di hari Sabtu. Jam paling banyak saat audien berkomentar adalah jam 9.00. Data TrackMaven menunjukkan social share tinggi mulai jam 20.00-23.00 malam.

Sayangnya, komentar di Kompasiana tidak bisa menjadi engagement yang viral karena ekosistemnya yang tertutup. Pembaca tidak bisa menggunakan ID Facebook atau Twitter untuk berkomentar (seperti Disqus), padahal dari situ lah kita bisa mendapatkan viral.

[caption id="attachment_404248" align="aligncenter" width="414" caption="Blog lifespan/Skynet"]

1426839236952646623
1426839236952646623
[/caption]

4. UMUR (LIFESPAN)
Semua ada umurnya, termasuk konten blog. Nate Weiner, CEO of content app Pocket, seperti yang dikutip Skyword, mengatakan blog dengan 2000-an kata memiliki umur sampai 37 hari. Artinya, anda hanya punya waktu 37 hari untuk membuat tulisan anda populer. Lepas itu, pembaca mungkin akan datang 1-2 orang, tapi tak perlu berharap banyak.

5. SOCIAL SHARE
Anda sudah menulis di Kompasiana dan tahu kapan waktu yang tepat untuk dapat perhatian. Tapi anda pastinya juga ingin tulisan anda lebih populer di luar ekosistem Kompasiana dengan cara menyebarkannya lewat social media lain seperti Facebook dan Twitter. Bahkan, justru lewat social media di luar Kompasiana lah anda bisa mendapatkan popularitas lebih tinggi. Fenomena ini saya sebutkan dalam tulisan Pembunuh Kompasiana di mana tulisan Penipuan Kontes Foto Bayi dan Anak di Medsos Raup Milyaran Rupiah yang viralitasnya di Facebook sangat tinggi. Padahal tulisan itu baru ‘Dibaca 2.681′ dan ‘Komentar 50′ di Kompasiana. Tulisan itu sangat ngetop di luar Kompasiana.

Kemudian anda bertanya, "Oke, saya sudah publish tulisan saya di Kompasiana, lalu kapan saya harus share tulisan saya itu di Facebook dan Twitter?".

Facebook dan Twitter meski sama-sama hidup di alam social media, mereka ini punya audien dengan habit yang berbeda. Bahkan umur sebuah tweet hanya 3 jam (lebih singkat dari usia radiocarbon) dan konten Facebook hanya 5 jam. Tulisan mengenai ini saya bahas di Blog Social Lab dengan judul Waktu Terbaik Berpromosi di Twitter & Facebook. Berikut ini penjelasannya:

[caption id="attachment_404250" align="aligncenter" width="350" caption="Social share by day"]

14268392661355860093
14268392661355860093
[/caption]

[caption id="attachment_404251" align="aligncenter" width="375" caption="Twitter share timing"]

14268392911774835537
14268392911774835537
[/caption]

[caption id="attachment_404252" align="aligncenter" width="321" caption="Facebook share timing"]

1426839301550207972
1426839301550207972
[/caption]

Hari terbaik untuk share konten di Facebook dan Twitter (kita sebut saja keduanya social media) adalah Senin-Jumat. Terbaik adalah Rabu. Jam terbaik untuk share adalah pukul 06.00-10.00 dan 17.00-22.00.

Umur (lifespan) konten social media sangat singkat, tapi umur konten blog sangat panjang. Karen itu anda bisa promote tulisan anda secara berulang sesuai kebutuhan lewat social media agar pembaca tetap datang di hari-hari berikutnya.

Saya berharap Kompasiana bisa menyediakan data-data seperti demografi, trafik viewer, trafik posting frequency, artikel dan rubrik terpopuler mingguan/bulanan, atau bahkan peak hour berdasar rubrik. Semua itu untuk mempermudah kerja para Kompasianer yang hampir semua adalah penulis. Dengan memudahkan penulis, Kompasiana bisa mendapatkan konten-konten yang lebih baik yang datang di saat yang tepat. Saat ini tampaknya penulis harus 'berburu harta karun' itu dengan caranya masing-masing. [*]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun