Pengertian psikoterapi Islam :
Psikoterapi islam adalah proses perawatan dan penyembuhan jiwa (nafs) terhadap gangguan penyakit kejiwaan atau keruhanian, mental, spiritual, moral maupun fisik didasarkan pada tuntutan Al-Qur'an dan Hadits (sunnah). Psikoterapi Islam mempercayai bahwa keimanan dan kedekatan terhadap sang Penyembuh akan menjadi kekuatan yang sangat berarti bagi kebaikan problem kejiwaan seseorang.
Penyembuhan secara psikoterapi Islam dapat diaplikasikan oleh muslim dan muslimah guna menjaga kesehatan mental dan jiwanya.
Berikut definisi dan pengertian psikoterapi islam dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Anshori (2000), psikoterapi islam adalah upaya penyembuhan jiwa (nafs) manusia secara rohaniah yang didasarkan pada tuntutan Al-Qur'an dan Hadits (sunnah), dengan metode analisis ensensial, empiris serta ma'rifat terhadap segala yang tampak pada manusia.Â
- Menurut Arifin (2009), psikoterapi islam adalah proses perawatan dan penyembuhan terhadap gangguan penyakit kejiwaan dan keruhanian melalui intervensi psikis dengan metode dan teknik yang didasarkan kepada Al-Qur'an dan Sunnah.
- Menurut Adz-Dzaky (2006), psikoterapi islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW.
Fungsi - fungsi psikoterapi Islam :
Menurut Adz-Dzaky (2008), terdapat tiga fungsi utama dari psikoterapi islam, yaitu sebagai berikut:Â
a. Fungsi pencegahan (prevention)Â
Mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan ilmu ini, seseorang akan dapat terhindar dari hal- hal, keadaan atau peristiwa yang membahayakan diri, jiwa, mental, spiritual atau moral-nya. sebab ilmu akan menimbulkan potensi preventif sebagaimana yang telah diberikan Allah Ta'ala kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.
b. Fungsi penyembuhan atau perawatanÂ
Psikoterapi Islam akan membantu seseorang melakukan pengobatan penyembuhan dan perawatan terhadap gangguan atau penyakit khususnya terhadap gangguan mental spiritual dan kejiwaan, seperti dengan berdzikir, hati dan jiwa menjadi terang dan damai.
c. Fungsi penyucian dan pembersihan (sterilisasi dan atau prefication)Â
Psikoterapi Islam melakukan upaya penyucian diri dari dosa dan kedurhakaan dengan penyucian najis (istinja), penyucian yang kotor (mandi), dan penyucian yang bersih (wudu), penyucian yang suci atau fitri (shalat tobat) dan penyucian Yang Maha Suci (dzikrullah).
Adapun beberapa fungsi yang lain dari psikoterapi islam antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi pemahamanÂ
Fungsi pemahaman yaitu memberikan pengertian tentang manusia dan problematikanya dalam hidup dan kehidupan serta bagaimana mencari solusi dari problematika itu secara baik, benar dan mulia, khususnya terhadap gangguan mental kejiwaan, spiritual, dan moral serta problematikanya.
b. Fungsi pengendalianÂ
Fungsi pengendalian yaitu mengarahkan potensi yang dapat membangkitkan aktivitas setiap hamba Allah agar tetap terjaga dalam pengendalian dan pengawasan Allah SWT sehingga tidak akan keluar dari hal kebenaran, kebaikan dan kemanfaatannya.
c. Fungsi peramalan atau analisis ke depanÂ
Ilmu ini akan memungkinkan seseorang untuk memiliki dasar untuk melakukan analisis ke depan tentang segala peristiwa, kejadian, dan perkembangan. Jika mengetahui sesuatu akan terjadi, seseorang akan dapat mempersiapkan diri untuk melakukan tindakan antisipasi, baik peristiwa itu membawa manfaat atau tidak, kebaikan atau tidak.
d. Fungsi pengembanganÂ
Fungsi pengembangan yaitu mengembangkan ilmu ke-Islam-an, khususnya tentang manusia dan seluk-beluknya, baik yang berhubungan dengan problematika ke-Tuhan-an menuju keinsanan, baik yang bersifat teoritis, aplikatif, maupun empiris. bahkan bagi yang mempelajari dan mengaplikasikan ilmu ini, ia pun berarti melakukan proses pengembangan aksistensi keinsanannya menuju esensi yang sempurna.
e. Fungsi pendidikanÂ
Fungsi pendidikan yaitu hakikat pendidikan yang merupakan peningkatan kualitas sumber daya manusia. misalnya, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, atau yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.
Bentuk Psikoterapi IslamÂ
Menurut Rahayu (2009), psikoterapi islam terdiri dari dua bentuk, yaitu sebagai berikut:
a. Psikoterapi TabiyyahÂ
Psikoterapi Tabiyyah adalah pengobatan secara psikologis terhadap penyakit yang gejala-nya dapat diamati dan dirasakan oleh penderitanya dalam kondisi tertentu, seperti perasaan kecemasan, kegelisahan, kesedihan dan amarah. Pengobatannya yaitu dengan menghilangkan sebab-sebabnya. Obat untuk menghadirkan hati, ialah menolak segala lintasan di dalam hati dan sesuatu itu tidak dapat ditolak, selain dengan menolak sebabnya. Maka hendaklah diketahui sebabnya, dan sebab kedatangan lintasan-lintasan itu, adakalanya, ia sesuatu yang datang dari luar atau sesuatu yang berada di dalam (batiniyah).
b. Psikoterapi SyariyyahÂ
Psikoterapi Syariyyah adalah pengobatan secara psikologis terhadap penyakit yang gejalanya tidak dapat diamati dan dirasakan oleh penderitanya dalam kondisi tertentu, tetapi ia benar-benar penyakit yang berbahaya, sebab dapat merusak kalbu seseorang seperti penyakit yang timbul akibat kebodohan, syubhat, keragu-raguan, dan syahwat. Pengobatanya yaitu dengan penanaman syariah yang datangnya dari Tuhan.
Metode - metode psikoterapi Islam
Metode Psikoterapi IslamÂ
Menurut Amin (2010), terdapat beberapa metode yang digunakan dalam pelaksanaan psikoterapi islam, yaitu sebagai berikut:
a. Metode ilmiah (Method of Science)Â
Metode ilmiah adalah metode yang selalu dan sering diaplikasikan dalam dunia pengetahuan pada umumnya. untuk membuktikan suatu kebenaran dan hipotesis-hipotesis, dibutuhkan penelitian secara empiris di lapangan, dan untuk mencapai kesempurnaan, paling tidak mendekati kesempurnaan untuk penelitian hipotesis. Metode ini sangat dibutuhkan dengan teknik-teknik seperti wawancara, eksperimen, observasi, tes, dan survei di lapangan.
b. Metode keyakinan (Method of Tenacity)Â
Metode keyakinan adalah metode berdasarkan suatu keyakinan yang kuat yang dimiliki oleh seorang peneliti. keyakinan itu dapat diraih melalui:
- Ilmul Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang diperoleh berdasar ilmu secara teoritis.Â
- 'Ainul Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan mata kepala secara langsung tanpa perantara.Â
- Haqqul Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan dan penghayatan pengalaman (empiris), artinya si peneliti sekaligus menjadi pelaku dari peristiwa dan penelitiannya.
- Kamalul Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang sempurna dan lengkap, karena ia dibangun di atas keyakinan berdasarkan hasil pengamatan dan penghayatan teoritis (Ilmul Yaqin), aplikatif ('Ainul Yaqin), dan empirik(Haqqul Yaqin).Â
c. Metode otoritas (Method of Authority)Â
Metode otoritas, yaitu suatu metode dengan menggunakan otoritas yang dimiliki oleh seorang peneliti/psikoterapis, yaitu berdasarkan keahlian, kewibawaan dan pengaruh positif. atas dasar itulah seorang psikoterapis memiliki hak penuh untuk melakukan tindakan secara bertanggung jawab. apabila seorang psikoterapi memiliki otoritas yang tinggi, maka sangat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan terhadap suatu gangguan yang sedang diderita oleh seseorang.
d. Metode Intuisi atau Ilham (Method of Intuition)Â
Metode intuisi atau ilham adalah metode berdasarkan ilham yang bersifat wahyu yang datangnya dari Allah SWT. Metode ini sering dilakukan oleh para sufi dan orang-orang yang dekat dengan Allah SWT dan mereka memiliki pandangan batin yang tajam (bashirah), serta tersingkapnya alam kegaiban (mukasyafah)
Teknik Psikoterapi IslamÂ
Menurut Farida (2011), terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam pelaksanaan psikoterapi islam, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Membacakan ayat-ayat Allah SWTÂ
Hal yang dimaksudkan adalah membacakan ayat-ayat Al-Qur'an, surat-surat tertentu yang ada hubungannya dengan permasalahan, gangguan atau penyakit yang sedang dihadapi oleh seseorang, atau dapat juga berarti membacakan Al-Qur'an secara utuh.fungsinya adalah untuk pemberian nasehat, tindakan pencegahan dan perlindungan, dan pengobatan atau penyembuhan.
b. Penyucian diriÂ
Maksud dari penyucian diri ini adalah suatu upaya untuk menghilangkan atau melenyapkan segala yang kotor dan najis yang terdapat dalam diri seseorang secara psikologis dan rohaniyah. Objek yang disucikan adalah bekasan pengingkaran dan kedurhakaan yang melekat pada jiwa, qalb, akal fikiran, inderawi dan fisik, sehingga "cahaya ke-Tuhan-an" tidak dapat memancarkan sinarnya atau cahaya itu kembali kehadirat Allah SWT, karena tempat-tempat ia berlabuh telah penuh sesak dengan noda-noda hitam, beraroma tidak sedap dan sangat kotor. kotoran dan najis inilah yang membuat eksistensi fitrah seorang manusia terbelenggu didalamnya. Sehingga jiwa, qalb, akal fikiran, inderawi dan fisik menjadi sakit dan tidak dapat menjalankan fungsi-fungsi fitrahnya yang hakiki.Â
c. Pengajaran al-Qur'an dan al-HikmahÂ
Al-Qur'an ialah firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, melalui malaikat Jibril AS, dari Luhul Mahfuzh, ke Baitul 'Izzah lalu ke bumi. Al-Qur'an sumber dan pedoman bagi manusia untuk membangun kehidupan yang hidup di permukaan bumi dan langit, di dunia hingga akhirat. Sedangkan Al-Hikmah ialah suatu ilmu yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang terdapat pada yang wujud (yang ada). Ibnu Abbas RA telah menafsirkan al-Hikmah dalam Al-Qur'an dengan pengajaran tentang halal dan haram.
Tahapan Psikoterapi IslamÂ
Menurut Rahman (2012), dalam ilmu tasawuf tahapan dalam pelaksanaan psikoterapi islam dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Takhalli (pembersihan diri)Â
Tahap takhalli merupakan pembersihan diri atau pengosongan diri dari permasalahan, dosa-dosa ataupun menghilangkan energy-energi negatif atau penyembuhan penyakit yang dialami penderita dengan Taubatan Nasuha (sungguh-sungguh taubat dan berjanji tidak mengulangi lagi). Dalam fase takhalli merupakan fase pensucian mental, jiwa, akal pikiran, qalbu, dan moral (akhlak) dengan mengamalkan sifat-sifat yang mulia dan terpuji berdasarkan ajaran Islam.
b. Tahap Tahalli (pengisian diri)Â
Setelah melakukan ikrar dan janji setia pada Allah SWT, dalam proses tahapan tahalli yang dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak jelek. Selanjutnya mengisinya dengan melakukan ibadah-ibadah yang dilakukannya secara disiplin, konsisten, kontinyu dan sabar. Seperti tindakan-tindakan pembersihan diri, pikiran, hati, jiwa dan jasad dengan ketaatan-ketaatan beribadah secara spesifik dan filosofis lahiriyah maupun batiniyah. Tahap tahalli bisa juga berbentuk psikoterapi kelompok atau munajat dipimpin oleh seorang imam atau terapis. Munajat adalah dzikir, sholawat dan do'a bersama yang dilakukan khusus untuk menghadirkan rasa keberadaan Allah SWT.
c. Tahap Tajalli (Kelahiran baru)Â
Tahap yang ketiga adalah tajalli (kelahiran baru), tahap ini sering disebut penyingkapan. Tajalli berarti Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada makhluknya penyingkapan diri Tuhan tidak tidak pernah berulang secara sama dan tidak pernah pula berakhir. Penyingkapan-penyingkapan diri Tuhan itu berupa cahaya batiniyah yang merasuk kehati. Tajalli merupakan tanda-tanda Allah yang ditanamkan dalam diri manusia setelah kembali ke fitrah seraya Ia dapat disaksikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H