Mohon tunggu...
Hilman Darmasetiawan
Hilman Darmasetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Islam Latifah Mubarokiyah(Iailm),Fakultas Dakwah,Prodi Ilmu Tasawuf

Saya mengikuti lintasan para shufi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

3 Drama Iblis di negeri para wali Alloh

6 Januari 2024   14:10 Diperbarui: 6 Januari 2024   14:22 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sorban adalah sejenis penutup kepala tradisional yang digunakan oleh orang-orang di berbagai belahan dunia. Sorban umumnya terbuat dari kain yang panjang dan biasanya dibentuk dalam bentuk kerucut atau segitiga.

Apa arti sorban dalam Islam?

Nabi SAW bersabda seperti dikutip oleh Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam Lubab al-Hadits, "Sorban-sorban adalah mahkota-mahkota Arab, maka apabila mereka memakainya, mereka memakai kemuliaan mereka."

Siapa saja yang boleh memakai sorban?

Semua muslim tentu boleh memakai sorban karena sunnah Rasul. Adapun sorban yang diletakkan di pundak disebut rida. Rasulullah SAW selalu memakainya, demikian pula para sahabat radhiyallahu'anhum. Namun, sebagian ulama ada yang mengelompokkan bahwa rida hijau adalah untuk ulama.

Sedangkan yang dimaksud rida adalah selendang,berikut penjelasannya:

Memakai rida' (semacam selendang) dan membalik posisi rida' disunnahkan. Sebagai contoh dalil pemakaian rida' / burdah shawl ini berlaku ketika Rasulullah saw menunaikan solat istisqa, iaitu dengan menaruh kain yang disebelah kiri ke sebelah kanan, dan kain yang ada di sebelah kanan ke sebelah kiri.
Hadis-hadis yang menyatakan dianjurkannya hal ini sangatlah banyak, diantaranya hadis Abu Hurairah, hadits Abdullah bin Zaid, hadis 'Aisyah yang sudah disebutkan.

Pemakaian dan tindakan membalikan rida' ini dapat dilakukan setelah berdoa, sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah, atau ketika hendak berdoa, sebagaimana hadits Abdullah bin Zaid Radhiallahu'anahu :

.
"Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam keluar menuju lapangan untuk istisqa'. Beliau membalik rida'-nya ketika mulai menghadap kiblat" (HR. Muslim, no.894)

Di negeri para wali Alloh terdapat seorang pemuda yang tergolong kaum mulia (an Nujaba).Ia seorang pemuda yang dikaruniai Alloh kepintaran dalam keilmuan.Sikapnya santun walau lisannya terkadang nyeleneh.Ia sangat taat kepada guru-gurunya dan tidak pernah menolak perintah-perintah gurunya.Saat menjaga ibadahnya karena beribu harapnya hanya kepada Alloh.Pemuda tersebut sangatlah fokus menjalani kehidupan seorang sufi(pertapa islam)karena ia sudah tidak lagi memiliki keluarga.Namun ia memiliki banyak sahabat yang membantunya.

Kesehariannya hanya belajar dan membantu warga di sekitar rumah tinggalnya di negeri para wali Alloh.Pemuda ini sangat rinci(tafshil) dalam melihat hal-hal kecil didalam kehidupan.Ia selalu mencatat sebab-akibat yang terjadi atas perlakuan-perlakuan manusia didalam kehidupan.Dari kebiasaan ini ia mudah mempelajari ilmu tasawuf,yaitu salah satu cabang keilmuan didalam agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun