Mohon tunggu...
Hilman Danil
Hilman Danil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyambut Tahun Baru Hijriyah di Desa Jatisari

25 April 2021   03:00 Diperbarui: 25 April 2021   04:38 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Desa Jatisari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Yang berjarak kurang lebih 16 Km dari Kabupaten Jember ke selatan bisa disebut juga Jember selatan. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke desa Jatisari jika dari Jember kurang lebih sekitar 45 menit. 

Mayoritas masyarakat desa Jatisari beragama Islam. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya musholla di desa tersebut. Musholla tidak hanya digunakan untuk beribadah sholat saja, tapi juga digunakan sebagai pembelajaran Al-Qur'an yang dilakukan setiap hari ba'da magrib. 

Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi nilai agama, baik anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Anak-anak sedari kecil sudah di wajibkan untuk ke musholla terdekat setiap magrib untuk belajar Al-Qur'an oleh orang tua mereka.

Selain anak-anak yang belajar Al-Qur'an setiap ba'da magrib, juga terdapat acara sosial keagamaan yang dilakukan didesa ini, mulai dari acara harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan. 

Contohnya tiap malam Kamis diadakan acara tahlil di salah satu rumah yang mengikuti acara tersebut secara bergantian. Acara ini dilakukan oleh sebagian bapak-bapak desa Jatisari. Acara ini juga dilakukan secara rutin mulai pukul 18.00 atau ba'da magrib. Acara ini ditujukan untuk mendo'akan keluarga rumah yang telah meninggal dunia. Acara pertama dimulai dengan pembacaan tawassul dengan menyembutkan nama-nama almarhum kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan ditutup dengan do'a.

Kemudian acara tahunan, yaitu yang paling dinanti oleh masyarakat Jatisari setiap tahunnya adalah acara menyambut tahun baru Hijriyah ( Ruwatan ). 

Acara ini dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram yang dilaksanakan di desa Jatisari dusun Krajan. Acara pertama adalah arak-arakan atau karnaval yang dilakukan pada siang hari yakni sekitar pukul 14.30 WIB. 

Masyarakat desa Jatisari khususnya dusun Krajan sangat antusias menyambut acara ini. Karena jauh-jauh haru sebelun hari H masyarakat telah mempersiapkan semuanya.

Anak-anak sangat senang menyambut acara ini. Anak-anak pada arak-arakan atau karnaval ini bisanaya berpenampilan layaknya JFC di Jember meskipun tidak sebagus itu. sedangkan untuk para remaja biasanya mereka berjoget-joget di belakang pickup yang membawa soundsystem dan tak lupa ada drum black asshepshap yang memang dimiliki oleh desa. 

Drum black asshepshap adalah drumband seperti drumband-drumband yang lain yang dimiliki oleh sekolah namun bedanya adalah asshepshap menggunakan tempat biskuit seperti Khong Guan dan lain sebagainya. uniknya lagi adalah dari penampilan mereka yaitu para personil dari drumblack tersebut semuanya laki-laki mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa, namun mereka semua berpenampilan menggunakan rok dan kerudung layaknya wanita.

Para Ibu-ibu juga ada yang ikut serta dengan joget-joget seperti para remaja, sedangkan untuk bapak-bapak ada yang membuat gunung-gunungan yang terbuat dari bambu dengan di kelilingi hasil panen desa mulai dari macam-macam buah hingga macam-macam sayuran ada juga uang kertas yang dipasang mulai dari 2.000 hingga 100.000. 

Bapak-bapak yang tidak ikut serta membuat gunung-gunungan mereka menjaga dan mengatur jalannya acara agar acara arak-arakan atau karnaval ini berjalan dengan lancar.

Itulah acara menyambut tahun baru Hijriyah pada siang hari. Sedangkan untuk malam hari acara dimulai pukul 18.00 WIB atau ba'da magrib. Masyarakat desa datang ke tempat acara dengan membawa nasi, lauk pauk dan kue yang di masukkan ke dalam tas plastik atau biasa disebut dengan berkat. 

Acara dimulai dengan pembacaan tawassul yang ditujukan kepada seluruh masyarakat desa dipimpin oleh ustadz yang berada di atas pentas. Pentas tersebut tingginya hanya setengah meter yang hanya di tempati oleh para ustad dan tokoh-tokoh masyarakat. 

Sedangkan untuk warga disiapkan karpet besar yang ada di depan pentas tersebut. Setalah tawassul acara dilanjutkan dengan membaca surat Yasin, tasbih, tahmid, tahlil hingga sholawat bersama-sama. Setelah itu dilanjutkan dengan do'a.

Acara terakhir dalam menyambut tahun baru Hijriyah ini yaitu do'a ruwatan yang dipimpin oleh ustadz. Dalam pembcacaan ruwatan ini semua warga diminta untuk hening dengan membaca amiin. Setelah acara selesai warga berebut mengambil buah-buahan, sayur-sayuran, dan juga uang yang telah dibentuk gunung tersebut. 

Acara ini ditujukan untuk seluruh masyarakat desa Jatisari khususnya dusun Krajan semoga seluruh dosa-dosa diampuni oleh Allah SWT, dan Seluruh amal baik diterima disisi-Nya, dan untuk kedepannya semoga masyarakat desa menjadi lebih baik iman dan Islamnya, dijauhi dari segala penyakit, dilimpahkan rejekinya serta diberikan umur yang barokah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun