Hai aku yang ada di masa depan! apa kabarmu sekarang? Hmm, aku membayangkan kau sangat sibuk saat membaca tulisan ini. Tapi ya seperti biasa, akan selalu ada waktu untukku, dirimu di masa lalu.
Bagaimana kabar anak pertamamu? lutut dan tangannya luka karena jatuh dari sepeda ya? hahha. Biarkan saja dia menikmati luka hasil belajar itu. sakitnya cuma sebentar kok. Setelah itu dia insyaallah akan semakin kuat. Beberapa tahun kemudian dia pasti akan jadi keras kepala. Persis ketika kau muda dulu, ahahahaha
Tenang saja, tulisan kali ini tak begitu panjang. Aku juga sedang tak ingin menulis yang berat-berat. Karena aku tahu, saat membaca ini kemungkinan kamu sedang pusing, sedang ada riak kecil antara kau dan istrimu. Sudahlah, maafkan saja sifatnya yang galak dan moody itu, ahahaha. Coba kamu ingat-ingat bagaimana perjuanganku mendapatkannya, lumayan ribet kan?? Kamu pasti sangat tidak percaya, dengan peluang yang mendekati nol, aku bisa bertemu dengannya, berpisah untuk sementara waktu, dan dipertemukan kembali oleh takdir ^_^.
Ceritaku kali ini, tentang kondisimu dimasa lampau (ya iyalah!) , menjelang tahun akhir perkuliaha n tepatnya. Tapi ini bukan bermaksud mengeluh kok. Aku sekedar ingin bercerita. Kamu tentu ingat, kalau dulu masih belum ada orang yang bisa (mau sih tepatnya :/ ) memahami pikiranku. Karena itu aku ingin kau mendengarkanku. Setidaknya aku bisa lega, karena insyaallah di masa depan nanti ada orang yang benar-benar bisa mengerti isi kepalaku, siapa lagi kalau bukan kamu :D.
Pada titik ini aku merasa hampir kehilangan segalanya. Good friends, good grades, senyum orang tua, kesempatan entreupreuner, hobi, dan banyak hal lain, hmm…
Dan kali ini kelihatannya memang edisi spesial sih. Baik dari sisi kuantitas maupun kualitas masalah. Cecunguk-cecunguk itu saling bersinergis mempertahankan eksistensinya. Variabel waktu yang sering aku dan kau gunakan sebagai senjata andalanpun dibuat tak berdaya. Sepertinya kali ini hanya bisa pasrah -___-m/.
Hmm, tapi kalau menyerah sekarang, berarti aku lemah dong?? ahahaha. Lagipula kehidupanmu sekarang kelihatannya sudah cukup mapan. Itu sudah cukup jadi bukti, bahwa aku berhasil menghajar cecunguk-cecunguk ini sampai tak berdaya O_o.
Yaa yaaa, aku tahu. Ini harus tetap dilalui. Dan aku sendiri setidaknya harus memastikan supaya kamu punya koneksi internet yang cukup oke dirumahmu, tentu saja supaya ceritaku ini dan selanjutnya tetap bisa sampai padamu dan keluargamu. Walaupun aku pribadi berharap Acer yang babak belur ini beserta data didalamnya bisa bertahan sampai ke tanganmu, dan tetap bisa digunakan. Setidaknya ini akan mengurangi intensitas moody istrimu, karena anggaran pengeluaran rumah tangga bisa lumayan berkurang, ahahahaha.
Lucu juga, sepertinya di awal tadi banyak cerita yang ingin kusampaikan padamu dipostingan ini. Namun merekayasa & memikirkan kondisi kehidupanmu sekarang saja sudah membuatku pusing & tertawa-tawa sendiri.
KARENA KEHIDUPAN HARUS TETAP BERJALAN! Aheey!!
Tq :D <— ini tandatangan virtual yang sering kugunakan sampai saat ini. Kalau ada kesempatan, tolong di edit jadi lebih keren yoo…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H