Mohon tunggu...
Hilma Khaira
Hilma Khaira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

"Hidup bukan tentang dipukul lalu kau membalas, tapi tentang bagaimana kau mampu berdiri tegak walau banyak pukulan yang kau terima"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mushala Bersih karna Ulah Kami

25 September 2024   01:33 Diperbarui: 25 September 2024   01:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari sudah meninggi menyorot tajam ke bumi. Menciptakan bayangan panjang di lantai kelas. Azan zuhur berkumandang. Memanggil siswa-siswi untuk melaksanakan sholat. Di dalam kelas, aku dan teman-temanku Lala, Veli, Mila, Dea, dan Faras masih asyik bermain kartu Uno.

"Eh, udah dzuhur nih," Kata Lala sambil melirik jam dinding yang berdetak pelan.

Bel sholat pun berbunyi. Memecah suasana permainan yang sedang berlangsung.

"Iya nih kita pergi wudhu yuk" Ajak Veli terlihat bersemangat.

"Yuk!" seru kami semua. Namun alih-alih bergegas kami malah terjebak dalam permainan yang tak kunjung selesai. Dea tampak sangat fokus matanya menyala ingin menang.

"Udah yuk nanti telat sholat berjamaah" Ajakku sedikit khawatir.

Namun Faras justru mengusulkan "Ah kita sholat setelah sholat berjamaah selesai saja."

Sementara itu sholat berjamaah sudah dimulai. Kakiku mulai menuruni anak tangga satu per satu menuju kamar mandi. Kamar mandi tampak sepi. Menandakan bahwa teman-teman yang lain sudah melaksanakan sholat. Kami mulai berwudhu. Air mengalir dingin di tangan. Tiba-tiba Lala mengangkat tangan.

"Aku mau buang hajat dulu!" ucapnya.

Melihat kesempatan itu Faras dengan iseng menunggu Lala dan tiba tiba berteriak, "BAAAA!"

"AAAAAA!" teriak Lala tubuhnya terloncat kaget. Kami semua tidak bisa menahan tawa melihat tingkah konyol mereka.

"HEIII! teriak Ibu Maya dari luar kenapa kalian masih di sini? sholatnya sudah dimulai dari tadi! ngapain saja kalian dari tadi!" Tegasnya dengan penuh wibawa.

Suasana mendadak tegang. Kami saling bertatap dengan wajah kebingungan dan sedikit takut.

"Udah lah terlambat Kalian ribut lagi setelah sholat kalian harus membersihkan mushola tegas Ibu Maya dan laporkan pada ibuk jika sudah selesai" Ucapnya dengan nada marah.

Dengan cepat kami merapikan diri dan melangkah keluar dari kamar mandi. Sholat berjamaah telah dimulai. Kami terburu-buru bergabung dengan teman-teman yang lain.

Setelah sholat kami membersihkan mushola. Sambil menyapu dan merapikan alas sholat. Kami saling berbagi cerita dan tertawa. Tetapi di dalam hati kami tahu pelajaran hari itu cukup berharga.

Setelah membersihkan mushola. Kami melapor kepada Ibu Maya bahwa kami telah menyelesaikan tugas. Beliau mengingatkan kami untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Dan mengingatkan pentingnya waktu dan tanggung jawab.

Sejak hari itu kami bertekad untuk tidak melalaikan sholat lagi. Dan menyadari bahwa kebersamaan dan ibadah itu sangat penting. Kami belajar untuk lebih menghargai waktu dan tanggung jawab sebagai siswa. Serta berjanji untuk selalu mengutamakan ibadah di atas permainan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun