Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor Degree of Public Education University of Ibn Khaldun Bogor

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gen Z: Iseng Jualan, Eh Malah Rame. Gak Bisa Ikut Nongkrong!

23 November 2024   08:45 Diperbarui: 23 November 2024   08:50 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gen Z: Iseng Jualan, Eh Malah Rame. Gak Bisa Ikut Nongkrong!

Fenomena Gen Z yang makin kreatif bikin banyak orang geleng-geleng. Dulu, generasi ini sering distereotip suka nongkrong dan "ngalor-ngidul" tanpa arah. Eh, tapi sekarang, ada tren baru: iseng jualan malah laku keras! Bahkan, karena kesibukan baru ini, banyak Gen Z yang mulai mengurangi waktu nongkrong. Yuk, kita bahas lebih lanjut kenapa ini bisa jadi tren seru dan unik!

Iseng Jualan, Awalnya Cuma Coba-Coba

Gen Z dikenal suka bereksperimen. Banyak yang awalnya jualan karena bosan, iseng, atau sekadar "coba ah, siapa tahu laku." Ide-idenya pun sering muncul dari hal-hal receh yang mereka suka, kayak bikin aksesoris handmade, jual jajanan unik, atau bahkan jasa edit video aesthetic.

Tanpa ekspektasi tinggi, mereka mulai promosi di media sosial seperti Instagram, TikTok, atau WhatsApp. Eh, ternyata malah viral! Produk mereka laku keras, bukan cuma karena barangnya bagus, tapi juga karena mereka paham cara "main" di dunia digital. Algoritma medsos jadi senjata andalan buat nyebar ide-ide kreatif mereka.

Waktu Nongkrong Berkurang: Dari Chat Temen Jadi Chat Customer

Karena bisnis dadakan ini sukses, prioritas Gen Z pun berubah. Kalau dulu jadwal penuh sama ajakan nongkrong, sekarang malah sibuk ngurusin orderan, packing barang, atau bikin konten promosi. Teman-teman yang dulu sering curhat, sekarang ngeluh, "Kok lu susah diajak nongkrong sih?"

Fenomena ini sebenarnya menarik. Bukan berarti mereka gak peduli sama sosial life, tapi lebih ke arah "waktunya gue bangun sesuatu yang berarti." Meskipun kadang jadi dilema, Gen Z mulai belajar mengatur waktu antara kerja, nongkrong, dan me-time.

Kreativitas Anti-Mainstream Jadi Modal Utama

Salah satu hal yang bikin bisnis Gen Z ini unik adalah cara mereka memanfaatkan kreativitas. Mereka tahu bahwa konsumen sekarang lebih suka hal-hal personal, relatable, dan beda dari yang lain. Itulah kenapa produk atau jasa mereka sering terasa lebih spesial.

Misalnya, mereka bikin packaging yang lucu, kasih nama produk yang nyeleneh, atau tambahin sentuhan cerita personal. Contoh sederhana, ada yang jual tote bag bertema "drama hidup Gen Z" dengan quotes lucu yang bikin orang langsung relate. Atau yang jual kue sambil bikin cerita fiksi di akun TikTok mereka.

Karakter Gen Z yang "berani beda" dan selalu ingin menonjol bikin produk mereka gampang diingat. Selain itu, mereka juga paham banget cara bikin branding yang sesuai sama selera pasar sekarang.

Nongkrong Versi Baru: Networking Sambil Ngobrolin Bisnis

Meskipun waktu nongkrong berkurang, bukan berarti Gen Z benar-benar kehilangan momen bersosialisasi. Bedanya, nongkrong mereka sekarang punya tema: sharing pengalaman bisnis, brainstorming ide baru, atau sekadar ngobrolin tren pasar terbaru.

Circle mereka pun makin luas karena sering ketemu orang-orang baru yang punya minat serupa. Dari yang awalnya cuma jualan iseng, sekarang malah jadi punya komunitas bisnis kecil-kecilan. Seru, kan?

Fenomena ini ngasih pelajaran penting buat kita semua: kreatifitas kecil bisa jadi peluang besar kalau dijalani dengan konsisten. Gen Z sukses membuktikan bahwa mereka bukan cuma generasi "suka nongkrong," tapi juga generasi yang berani mencoba dan gak takut gagal. Jadi, kalau kamu juga iseng punya ide, coba aja! Siapa tahu, kamu bisa jadi cerita sukses berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun