Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor Degree of Public Education University of Ibn Khaldun Bogor

Saya baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Ibn Khaldun Bogor jurusan Pendidikan Masyarakat. Saya tertarik pada bidang pelayanan, project manajemen, writing dan marketing. Pengalaman kerja terakhir saya sebagai Customer Support Intern di PT. Cloud Hosting Indonesia selama 1 tahun, dan sebagai Marketing Research Intern di GPS United Insurance selama 5 bulan. Ketertarikan saya terhadap bidang penulisan juga telah mengantarkan saya untuk bisa menjadi seorang copywriter di Kompasiana yang menerbitkan artikel, puisi, cerpen, maupun fakta-fakta menarik seperti tips dan trik selama masa perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Overthinking Mempengaruhi Setiap Tindakan Kita

1 Agustus 2024   10:22 Diperbarui: 1 Agustus 2024   10:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana Overthinking Mempengaruhi Setiap Tindakan Kita

Overthinking, atau berpikir berlebihan, bisa menjadi penghalang besar dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun sering dianggap sebagai hal yang wajar, dampaknya terhadap setiap tindakan kita bisa sangat signifikan. Berikut ini adalah penjelasan mendalam tentang bagaimana overthinking memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita dan bagaimana cara menghadapinya.


1. Menghambat Pengambilan Keputusan

Ketika terjebak dalam overthinking, proses pengambilan keputusan bisa menjadi sangat rumit. Kamu mungkin merasa perlu mempertimbangkan setiap kemungkinan, setiap detail kecil, dan setiap konsekuensi dari pilihan yang ada. Akibatnya, keputusan yang seharusnya bisa diambil dengan cepat dan tegas malah tertunda. Proses ini bukan hanya menghabiskan waktu, tetapi juga menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian.

Menurut Dr. David A. Clark, seorang ahli psikologi klinis dari University of Oxford, "Overthinking sering kali menyebabkan ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang efektif karena adanya rasa takut akan kesalahan yang mungkin terjadi." (Clark, D. A. (2014). Overcoming Depression and Low Mood: A Five Areas Approach. Routledge.) Ketika kita khawatir terlalu banyak tentang potensi kesalahan, kita bisa jadi tidak pernah mengambil keputusan, atau bahkan membuat keputusan yang kurang optimal karena kekurangan keyakinan.

Proses ini sering disebut sebagai "paralisis analisis," di mana kamu terlalu banyak menganalisis informasi hingga akhirnya tidak bisa bertindak sama sekali. Misalnya, jika kamu merenungkan setiap aspek dari sebuah keputusan besar, seperti memilih karir atau membeli rumah, kamu bisa merasa bingung dan akhirnya menunda keputusan tersebut tanpa batas waktu.

 2. Mengurangi Produktivitas

Overthinking tidak hanya menghabiskan waktu tetapi juga energi mental. Ketika pikiran kita terbagi antara berbagai kemungkinan dan kekhawatiran, fokus kita pada tugas-tugas yang ada menjadi terganggu. Produktivitas yang menurun adalah hasil langsung dari kurangnya fokus ini. Kamu mungkin menghabiskan lebih banyak waktu memikirkan pekerjaan daripada menyelesaikannya, yang akhirnya memengaruhi hasil kerja kamu.

Sebagai contoh, jika kamu mengerjakan proyek penting dan terus-menerus khawatir tentang kemungkinan hasil yang buruk, kamu mungkin merasa terjebak dalam siklus kekhawatiran. Hal ini mengakibatkan penurunan efisiensi kerja dan menyebabkan kamu tidak bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Kinerja yang buruk ini bisa menyebabkan stres lebih lanjut, menciptakan lingkaran setan yang sulit dipecahkan.

3. Memengaruhi Hubungan Sosial

Overthinking dapat secara signifikan memengaruhi kualitas hubungan sosial kita. Ketika kamu terlalu fokus pada bagaimana orang lain memandang dirimu atau khawatir tentang setiap kata dan tindakanmu, hubungan yang seharusnya nyaman bisa menjadi tegang. Misalnya, kamu mungkin terlalu khawatir tentang bagaimana rekan kerja atau teman menilai setiap komentar yang kamu buat, sehingga kamu menjadi lebih cenderung untuk menarik diri atau bersikap defensif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun