Mohon tunggu...
Hilman Dr.Puradiredja
Hilman Dr.Puradiredja Mohon Tunggu... -

Studium,Specialisasi Bedah Visceral dan Traumatolog,DR. Med Christian Albrecht Univ.Kiel Germany. Mengikuti Perkembangan di Indonesia, Mencintai Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perbedaan pandangan moral dan etika di Jerman dan Indonesia

27 November 2010   13:16 Diperbarui: 4 April 2017   16:20 7834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Perbedaan pandangan Moral, Etika di  Jerman  dan Indonesia.

 

Saya sering mendengar kadang kadang  orang Indonesia yang tidak mengerti akan  kelakuan atau kebiasaan orang Jerman dan juga kebalikannya.

 

Tulisan ini bermaksud untuk menyumbang  atau hanya usaha sedikit memberi penjelasan tentang  etika atau penilaian tentang  moral di satu bangsa ( hal ini di Indonesia ) dan  bangsa lain ( hal ini di Jerman )  yang berlainan.

 

Di Jerman sekarang ini sedang merisaukan jumlah penduduknya yang tiap tahun makin mengurang.Berusaha menarik orang asing yang mempunyai keahlian untuk bekerja dan tinggal disana. Kanzlerin Merkel, Mentri Tenaga Kerja Van d.Leyen, Mentri Perekonomian Bruderle mengatakan perekonomian Jerman yang sekarang kembali tinggi akan menurun lagi, kalau tidak ada  tambahan ahli ahli orang asing.

 

Tambahan problem Jerman adalah kelahiran manusia yang makin sedikit dan umur manusia di Jerman yang makin lama , artinya uang pemasukan untuk pensiunan dan untuk tanggungan kesehatan makin kurang, sedangkan pengeluaran makin banyak.

 

Dalam berita terahir pemerintah Jerman akan memberi kemudahan untuk orang asing yang bersedia bekerja dan tinggal di Jerman. Saratnya bisa berbahasa Jerman, punya satu keahlian dan bisa menerima adat kebudayaan Jerman.

 

Tapi mungkin bagi orang Indonesia  ragu untuk bekerja dan tinggal disana, karena Etika dan Kemoralan  Jerman tidak bisa dimengerti.

 

Dengan tulisan ini semoga bisa ada pengertian dari kedua pihak,ada toleransi antar kedua bangsa ,bisa memamfaatkan kebutuhan kedua bangsa.

 

 

Moral adalah subyek dari beberapa penelitian.

Etika adalah disiplin filsafat,berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan,satu cara pembahasan ciri sikap perilaku, nilai hidup , kebajikan, validitas klaim, penuntutan hidup, argumen, dll dipelajari , dinilai dan  ditentukan menjadi satu aturan yang berlaku.


Anhören

Umschrift

 

Wörterbuch - Detaillierten Wörterbucheintrag anzeigen

Beliebige Website übersetzen

·Onet.pl-Polnisch

·盆栽-Japan

·BBC News-Großbritannien

·L'Express-Frankreich

·G1 Globo-Brasilien

·Guardian.co.uk-Großbritannien

·The White House-USA

·NouvelObs-Frankreich

·Zamalek Fans-Arabisch

·La Información-Spanien

·Tom.com-China

·The Washington Post-USA

Dalam menentukan satu etika ada  sarat saratnya.  Penilaian mana yang dinamakan etika baik atau  buruk  tergantung dari tempat kediaman masarakat , kebudayaan , agama dan tradisi.Jadi etika ini  di dunia  berbeda beda.

 

Umpamanya etika Jerman tidak sama denga etika Indonesia karena dua negara yang berlainan adat istiadat, kebudayaannya, berlainan Agamanya dan juga berlainan iklimnya.

 

Moral dari bahasa latin  Moralitas  yang berarti adat kebiasaan. Adat  kebiasaan yang bernilai baik.Moral secara eklisip adalah hal hal yang berhubungan  dengan kesosialan individu. Penilaian terhadap moral tergantung dari adat kebudayaan, tradisi , Agama masyarakat setempat . Jadi Moral adalah hasil produksi dari Kebudayaan,Tradisi dan Agama.

 

Moralitas dalam konteks unit sosial atau organisasi merupakan salah satu objek dari  Kesosialan .

 

Prof.Dr.Ayala Francisco berpendapat dalam mengartikan penilaian Etik dan Moral juga tergantung dari pendidikan ( Intelektuel ) manusia.

 

Terachir Luhman mengatakan bahwa penilaian, pendangan Moral dan Etik juga tergantung dengan perkembangan satu bangsa.

 

Kadang dalam penggunaan sehari hari kata moral dipergunkan juga umpamanya sebagai unjukan motivasi orang ( moral cara kerja, moral pasukan dsb )

Disini ada istilah yang dikatakan ber moral dan  tidak bermoral.

 

Saya tidak membahas tentang etika dan moral ini secara mendalam , tidak membicarakan tentang teori  etika , tetapi ingin bicara tentang pandangan atau penilaian arti moral, etika   di Indonesia dan  di Jerman  yang berbeda.

 

Saya tidak menilai etika , moral mana yang baik di Jerman atau di Indonesia , karena keduanya disesuaikan dengan kehidupan, kebudayaan  masing masing.

 

Dengan contoh contoh dibawah ini bisa melihat perbedaannya .

 

1.Wanita dan laki laki bercinta didepan umum atau wanita dan laki laki hidup bersama  tampa kawin di Indonesia dipandang tidak bermoral , etika yang jelek , di Jerman dipandang normal , tidak melangar etika .

 

2.Satu pekerja( tukang tembok,sarjana mesin, atau dokter, atau pekerja lain   mengerjakan pekerjaannya asal sajah , tidak teliti, tidak memperhatikan jam kerja , malas di Jerman dipandang hal yang tidak ber moral , etika hidup yang jelek di Indonesia hal ini dimaklumi, tidak melanggar etika.

 

3.Minuman  yang mengandung alkohol seperti minuman anggur (  wine ) , bir, Champagne,Sekt,Rum,Korn,whisky,Brandy, Cognag , Grafa , Aquavit dsb, termasuk satu kultur yang sudah ratusan tahun  ( mungkin ini sesuai dengan iklimnya). Umpamanya minum wine ada aturannya , wine apa yang harus diminum,kapan minum wine, caranya minum wine dan Juga ada penyesuaian gelasnya.Jadi minum  minuman yang mengandung alkohol yang berkultur tidak dianggap tak bermoral , kecuali mabok mabokan.

 Di Indonesia karena berdasarkan  agama  minuman apapun yang mengandung alkohol dianggap tidak beretika  dan tidak bermoral. Apalagi sampai mabok.

 

4.Seorang pengendara mobil tidak memperhatikan aturan lalu lintas, tidak menghormati orang yang jalan kaki , nyerobot nyerobot di Jerman di pandang tak bermoral di Indonesia tidak dinilai dengan kemoralan manusia.

 

  5.Tidak memperhatikan kebersihan rumah, tempat umum,tempat jalan kaki dimuka rumah , membuang kotoran, sampah semaunya di Jerman dianggap tidak bermoral di Indonesia dianggap tidak ada hubungannya dengan moral..

 

6.Beristri lebih dari satu ( Poygami ) di Jerman satu hal yang tak ber moral dan satu etika yang jelek, di Indonesia dianggap biasa.

 

7.Tidak bakti dan tidak menurut kata orang tua di Indonesia adalah satu hal yang  tak bermoral dan etika yang jelek, di Jerman bakti dan selalu menurut orang tua bukan hal yang harus atau kata bakti kepada orang tua di Jerman tidak ada.

 

8.Tidak memperhatikan  kewajiban sebagai warga  negara umpamanya tidak bayar pajak atau menipu pajak ini di Jerman dipandang tidak bermoral , menjalankan etika yang tidak baik, di Indonesia di kecam tetapi tidak ada hubungannya dengan moral manusia.

 

9.Tidak bersembahyang, tidak puasa dalam bulan Ramadan ,tidak melakukan jakat di Indonesia dipandang orang yang tak ber moral , di Jerman tidak menjadi persalahan kalau tidak sembahyang.Jakat tidak ada karena mereka pandang setiap warga membayar pajak yang cukup besar ( 23 sampai 43 % dari bruto pendapatan ) dan dari hasil pemungutan pajak ini diberikan untuk bantuan negara negara yang sedang berkembang atau yang dalam kesusahan.Juga ada yang namanya pajak gereja yaitu 3 % dari pendapatan bruto tiap bulan.

 

 

 

Kesimpulan yang diambil dari beberapa contoh penilaian Moral dan Etika dari dua bangsa.

 

Dari contoh ini terbukti bawa penilaian moral dan etika tergantung dari faktor faktor yang diatas diuraikan yaitu adat istiadat ,kebudayaan , agama masarakat setempat .

 

Kelihatannya di Indonesia lebih mendasarkan keagamaan dan di Jerman lebih dikemukakan faktor Kebudayaan

 

Kita  tidak bisa menilai bahwa  etika  di Jerman itu  rendah dan di Indonesia tinggi atau kebalikannya.Atau orang Jerman bermoral tinggi dan Indonesia rendah atau kebalikannya, karena  etika dan penilaian moral di Indonesia dan di Jerman berlainan.

 

Beberapa hal yang barangkali bersangkutan dengan pendidikan ( pendapat Ayala Francisco ) tentang contoh Nr. 4 dan 5 .

 

 

Semoga tulisan ini memberi pengertian yang baik untuk kedua bangsa dan bisa saling menghormati.

 

Kalau ada kata kata yang tidak sesuai mohon dimaafkan.Begitu juga dengan kesalahan kesalahan dalam mempergunakan bahasa Indonesia mohon dimaklum.

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun