-----------------------------------------------------------------------
Seorang teman kecil bertanya, "Kenapa pangkat Letnan Jenderal lebih tinggi daripada Mayor Jenderal?". "Memangnya kenapa? Kan memang begitu ranking-ya..," jawab saya asal. "Tapi..., itu kan aneh.. !," tuntutnya. "Aneh gimana?" tanya saya. "Ya aneh... soalnya pangkat Letnan kan lebih rendah daripada Mayor...!!" katanya sambil ngeloyor pergi tanpa menunggu komentar saya. Saya hanya bisa garuk-garuk kepala menggerendeng, "bisa aja tuh anak." Â Otak analitis saya langsung bekerja, seperti biasa kalau ada soal yang belum kutahu jawabnya. Mari kita lihat pernyataan itu secara matematis:
Letnan < Mayor
Letnan Jenderal > Mayor Jenderal
Aha...!, ini hanya bisa kalau ada faktor negatif dalam pertidaksamaan diatas. Lihat contoh di bawah ini:
Misallkan: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â A = 2 dan B = 3
maka: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â A < B
Jika: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â A x (-1) ... B x (-1) Â Â Â (A dikalikan minus 1 dan B dikalikan minus 1)
Maka hasilnya: Â Â Â Â Â Â -A > -B Â Â karena -2 lebih besar daripada -3
jelas kan faktor negatif-lah yang membuat 3 menjadi lebih kecil dari 2....
Kalau sifatnya positif maka mestinya  Letnan Jenderal < Mayor Jenderal  .......weleh...
Saya tidak tahu "kesalahan" urutan pangkat tentara tersebut disengaja atau ada maksud lain, tetapi saya lebih tertarik dengan istilah JENDERAL.
Kata Jenderal atau jendral diambil dari bahasa Inggris: General. Namun secara asosiatif pengertian dalam bahasa indonesia telah bergeser dari bahasa asalnya. Dalam bahasa Inggris, kata general mengandung pengertian umum, awam, total, lazim, tidak terperinci, dan sejenisnya. Hal-hal yang tidak spesifik atau umum di depannya diberi label general seperti general information (informasi umum), general knowledge (pengetahuan umum) atau general symtomps (gejala-gejala umum).
Hal yang bersifat umum memang meliputi banyak atau berjumlah besar tetapi kelemahannya tidak mengetahui detil atau spesifik. Coba simak kalimat ini "he discussed the general but neglected the particular" (ia membahas yang umum tetapi mengabaikan yang khusus).
Perusahaan-perusahaan yang bergerak secara umum dalam bidang tertentu juga memberi nama dengan memasang kata umum (general) di depannya misalnya General electric (GE) atau General Motors (GM), dan mereka adalah perusahaan maha besar kelas dunia - yang satu di urusan peralatan yang menggunakan listrik dan satunya urusan kendaraan bermotor.
Tak heran bila yang gede-gede (tapi umum) itu diberi atribut jenderal dan berpangkat tinggi misalnya General (Jendral tentara), attorney general (menteri hukum) atau secretary-general of UN (Sekjen PBB).
Di Indonesia, kata jenderal hanya diasosiakan dengan pangkat yang tinggi saja atau hal-hal yang besar saja, tapi melupakan sifat umum atau awami yang tetap melekat di dalam bahasa Inggrisnya. Misalnya, General Manager (Manajer Umum) disini disulap menjadi Jenderalnya manajer atau Direktur Jenderal disini diartikan sebagai jenderalnya para direktur (mestinya kan Direktur Umum). Nah kalau Anda alergi dengan kata 'umum' dan memang maksudnya posisi yang tinggi-tinggi itu, harusnya ditulis dengan memakai tanda - (minus) seperti dalam bahasa Inggrisnya General-Manager atau Director-General. Bahkan Sekretaris Umum PBB (disini lebih sering diterjemahkan sebagai Sekretaris Jenderal) dalam bahasa Inggris ditulis Secretary-General of UN.
Nah, karena disni sudah kadung jenderal artinya tinggi, wah, hebat atau besar saja maka tak salah kalau kita melihat masalah-masalah yang membuat bangsa ini morat-marit adalah masalah-masalah jenderal yang disebabkan oleh perusahaan jenderal, pejabat jenderal, bank jenderal, atau koruptor-koruptor jenderal. Lihat saja lenyapnya duit 600 trilyun (nol-nya berapa ya?) BLBI akibat ulah para pengusaha jenderal, bankers jenderal dan penguasa jenderal. Â Masalah century karena ulah pengusaha jenderal dan pejabat jenderal. Mafia kasus atau markus adalah mainan para penegak hukum jenderal,...dan sebut saja daftarnya sendiri... banyak yang bisa anda buat daftarnya.
Jadi, soal faktor negatif pada urutan pangkat dalam kelompok jenderal itu ketidak-sengajaan atau tulah...?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H