Mohon tunggu...
Hillon Goa
Hillon Goa Mohon Tunggu... -

Lelaki biasa yang merindukan Indonesia yang tertib dan nyaman. Bangga menjadi anggota GEMAHIRA (Gerakan Masyarakat Hirau Aturan). Kalau anda juga rindu Indonesia yang tertib dan nyaman, ayo bergabung di GEMAHIRA(klik saja)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Barrack Takut Sama Obama

19 Maret 2010   03:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JeDheeeeRRR..!!!! Pas saat hampir terlelap saya melek lagi begitu mendengar pembaca berita mengucapkan "Anak Menteng yang jadi orang nomor satu di AS itu batal datang di Indonesia akhir Maret ini!". Saya bengong sejenak, menerawang mencoba membayangkan apa yang menjadi penyebabnya, tak peduli lagi lanjutan ceritanya meski si penyiar gencar menyebutkan alasan resmi penundaan itu.

Saya yakin banyak orang yang juga terkejut mendengarnya baik yang pro maupun yang kontra, yang sedih maupun yang bersorak ria. Saya juga yakin esok hari semua media akan mengulasnya, talk show digelar dimana-mana dan para pakar akan meyodorkan analisis mereka atas alasan penundaan itu. Saya tersenyum geli sendiri membayangkan ocehan ngawur penuh keyakinan para narasumber yang sejatinya memang pakar alias pandai kelakar...wew. Lha....iya, wong analisisnya itu kebanyakan dilihat dari perspektif kepentingan kita sendiri, maunya beginilah, begitulah. Ujung-ujungnya kecewa tanpa empati.

Analoginya persis seperti jika ada famili penting yang sudah janji mau datang berkunjung ke rumah kita lalu tiba-tiba batal. Segala syak wasangka dialamatkan ke sang tamu, kecewa karena sudah menyiapkan penerimaan (permintaan) atau kesal karena tidak jadi menunjukkan eksistensi berupa perlawanan, penyanggahan atau penolakan. "Gue malu donk sama famili dan tetangga si om kaya gak jadi datang. Apa kata dunia!?" (kaya iklannya Dirjen Pajak...heheh)

Saya tersenyum makin mengambang ketika hasil terawangan saya yang mencoba melihat dari sudut pandang bang Obama dan anggota 'keluarga'-nya. Ternyata Barrack Obama takut sama Obama yang banyak sekali terdapat di negeri ini. Kalau AS punya satu Obama (mungkin beberapa..ding!) kita punya ribuan bahkan jutaan Obama di Indonesia alias Orang Banyak Maunya!

Ada yang maunya AS bantu ekonomi kita, ada yang maunya AS musuhin Israel, ada yang maunya AS kasih teknologi canggihnya, ada yang maunya AS harus kasih aset-asetnya ke kita atawa nasionalisasi, AS harus stop ekspor pornografi, AS harus kasih...ini dan itu. Kita negeri yang siap menerima, negeri tangan dibawah. Bahkan ada yang mau ngatur urusan rumah tangga orang, AS harus adil terhadap kaum minoritas, AS harus punya undang-undang khsus bagi warga x, AS harus...bla...bla...

Gimana gak tersenyum, ini namanya BIAR MISKIN ASAL SOMBONG! Disatu sisi minta-minta (bahkan minta sederajat) disisi lainnya nuntut bin mendikte. Kita menganut azas "Take and Give" dengan pemahaman "I alaways Take and You always Give". Dalam teori hidup bersosialisasi manapun gak pernah ada yang begitu hidup dalam satu kandang. Dalam teori negosiasi apapun tak akan pernah ada hasilnya. Jangankan hasil yang win-win, yang kompromi saja gak bakalan! Adanya cuma win-lose, bahkan justru cenderung lose-lose. Dengan ilmu "Pokoknya" kita bertekad "TIJI TIBEH" alias Mati Siji (satu) Mati Kabeh (semua). weleleh.... ari gini..?

Kembali ke Barrack Obama.

Tentunya sulit bagi doi (atau siapapun) untuk memenuhi segala 'maunya' yang bejibun gak karuan itu. Dia tentu tahu persis pepatah 'Jika ingin memuaskan semua orang, anda tak akan memuaskan siapapun", meskipun dia ingin memenuhinya. Karena itu ada yang namanya prioritas, fokus, dan first thing first! Gak bisa sekaligus dipenuhi semuanya. Ini dengan premise dia datang untuk memberi (karena tahu mental kita 'take and give' yang nyleneh itu), kita belum bicara dari sisi kepentingan AS sendiri..lol! Untuk yang satu sisi ini saja kita semestinya harus bisa merumuskan dan menetapkan SATU agenda utama dan fokus pada agenda itu. Pemerintah harus tegas menetapkan ini yang akan dibahas, tidak dengan dan itu, dan ini, dan...dan..

Obama tentu paham betul Obama-nya orang Indonesia itu, wong dia anak Menteng! Dia menunggu apa seh maunya Indonesia sebenarnya, satu aja dulu, yang lain nanti berikutnya. Baru dia mau datang ke rumah lamanya! Meski hatinya disini tapi dia juga harus menjaga hati anggota keluarganya juga kan? Masa semuanya dikasih ke mantan istri, pulang-pulang bisa dipecat sama mertua nanti.

"Pak,...pak.. bangun pak..! Anak-anak minta diantar ke sekolah tuh, kasian kan jalanan macet orang gak pada tertib laluintasnya... Entar telat, lho!" cerocos istri saya membuyarkan nikmatnya tidur dikala harus bertugas nagantar anak.

"Oke, mam..!", saya bangun sambil membayangkan Jakarta yang super krodit jalanannya. Kapan ya Gemahira bisa bergema di negeri ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun