Mohon tunggu...
Hillary Porsia
Hillary Porsia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

Pembelajar Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi: Perbedaan Interaksi Sosial antara Ekstrovert dan Introvert dalam Sistem Pembelajaran Daring Saat Ini

1 Februari 2021   19:18 Diperbarui: 1 Februari 2021   20:43 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia sebagai makhluk sosial pada hakikatnya membutuhkan manusia lain dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, setiap manusia memiliki perbedaan dan keunikan antara satu dan yang lain. Misalnya cara individu untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Menghadapi situasi pandemi Covid-19, orang melakukan aktivitas di rumah untuk menghindari dan memutus rantai penularan virus corona. Proses belajar dan mengajar dilakukan di rumah secara daring.

Pada saat pembelajaran daring tentunya para pelajar tidak melakukan interaksi secara langsung. Ini yang menyebabkan pelajar introvert lebih unggul dari pada ekstrovert karena pembelajaran daring dilakukan di rumah masing-masing.

Kepribadian seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepribadian ekstrovert dan introvert. Ekstrovert merupakan pribadi yang terbuka aktif dan suka bergaul, sedangkan introvert dapat dikatakan sebagai pribadi yang lebih menyukai kesendirian daripada berinteraksi dengan orang lain.

Pelajar introvert menjadi lebih unggul karena lebih menyukai dunia mereka sendiri dan kesendirian. Sebaliknya, pelajar ekstrovert tidak menyukai pembelajaran daring karena mudah bosan dan jenuh. Kepribadian yang terbuka dan senang berada di keramaian membuat si ekstrovert memilih belajar di sekolah bertemu dengan teman dan guru.

Bagaimana cara pelajar menguasai dirinya agar menyukai cara pembelajaran ini?

Menurut Miller dan Perlman (2009) faktor interaksi sangat menyenangkan ketika menemukan orang yang mirip dengan kita dan saling berbagi asal usul. Sebab, ketika kita disukai orang lain, hal ini dapat meningkatkan self-esteem (harga diri) dan memberikan penilaian positif.

Cara agar si introvert dan si ekstrovert menyukai pembelajaran daring adalah

1. Seorang pengajar membuat aplikasi pelajaran dengan sangat menarik. Dengan mengunakan mapping map, persentasi, atau video yang menarik agar pelajar tidak bosan dengan kelas pelajaran tersebut.

2. Pelajar dan pengajar agar lebih memahami satu dengan yang lain. Memotivasi satu dengan yang lain bahwa bukan hanya pelajar saja yang sedih namun pengajar juga, motivasi satu sama lain bahwa cara belajar pada saat ini sedikit berbeda dengan sebelumnya, dengan cara ini mungkin bisa dijadikan hal yang special.

3. Hindari memberi tugas yang berlebihan. Tugas yang berlebihan dapat membuat seorang pelajar jenuh dengan tuntutan yang ada.

4. Lakukan pembelajaran dengan menggunakan videocall. Dengan melakukan tuntutan ini para pelajar lebih memahami materi yang dijelaskan atau dibawakan oleh pengajar.

5. Pengaruh perasaan. Dalam berbagai situasi, humor digunakan secara umum untuk mencairkan suasana yang tegang dalam memahami suatu materi.

6. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis

7. Membuat siswa merasa bertanggung-jawab dan merasa mampu untuk mencapai tujuan yang realistis

Pembelajaran daring dapat berlangsung selama adanya interaksi. Melalui interaksi timbal balik, individu saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Tipe kepribadian tertentu mempunyai cara berinteraksi yang khas, dengan kata lain kepribadian mempengaruhi cara individu dalam berinteraksi sosial.

Dengan kepribadian yang terbuka maka individu akan mudah berinteraksi dengan orang-orang, sedangkan dengan kepribadian tertutup maka individu akan sulit untuk berinteraksi dengan orang-orang.

Kurangnya interaksi dalam pembelajaran daring itu akan menimbulkan suatu hal yang tidak bertujuan. Misalnya untuk mencapai pemahaman materi, diperlukan hubungan atau ikatan interaksi yang baik. Demikian sebaliknya.

Oleh karena itu, pelajar harus memiliki pondasi kuat yang ada dalam diri sendiri dengan konsep diri. Persepsi tentang diri dapat bersifat psikologi dan sosial.

Konsep diri merupakan gambaran tentang diri seseorang menurut penilaian dan pendapatnya. Pada masa pembelajaran daring ini kebanyakan para pelajar mengenali guru serta teman-temannya hanya melalui media sosial.

Namun, dalam membuat penilaian terhadap seseorang, seringkali salah sasaran. Contohnya ketika orang senang dalam berkirim pesan, belum tentu responnya menjadi ramah dibanding ketika bertemu.

Penilaian tersebut tidak didasarkan pada apa sebenarnya yang dipikirkan oleh orang lain, melainkan pada interpretasi pribadi terhadap apa yang menurut pendapatnya dipikirkan oleh orang lain tentang kenyataan dirinya. Jadi, penilaian tersebut belum tentu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

Pandangan positif terhadap orang lain merupakan keyakinan bagi guru bahwa peserta didik mampu memahami dan mengubah dirinya ke arah yang relative lebih positif. Dengan pandangan ini guru diharapkan dapat lebih menerima seluruh kemampuan dan keterbatasan peserta didiknya.

Dengan adanya empati dari guru ke peserta didik, pelajar dapat merasa dirinya tidak sendirian dalam menghadapi masalahnya sehingga dia tidak menutup diri.

Hillary Porsia
Mahasiswa Psikologi Universitas Medan Area

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun