Mohon tunggu...
Hillary Kylie Felani
Hillary Kylie Felani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Katolik Parahyangan

INFJ || Greek Mythology Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Geladi Hominisasi: Pengembangan Civitas Academica UNPAR sebagai Generasi Penerus Bangsa

22 Mei 2022   11:45 Diperbarui: 22 Mei 2022   11:52 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geladi hominisasi, sebuah kegiatan LPH UNPAR yang melimpah makna, bercermin diri, namun tetap asik pol untuk dijalani. Sejak awal, kita telah diberikan tugas pra-gladi, sebagai tanda kesiapan untuk mengikuti geladi hominisasi. Kita diajak untuk menyimak lagu Kebangsaan Indonesia Raya 3 Stanza, lalu mencari syair yang dianggap paling menarik. Saya memilih bagian reff, yaitu Indonesia Raya, Merdeka, merdeka, Tanahku, Negriku yang kucinta. Ini karena menurut saya, syair ini benar-benar menggambarkan semangat tinggi para pejuang bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, terlihat sekali rasa cinta mereka yang akan selalu rela berkorban demi tanah air dan rasa bahagia ketika negeri yang dicintai akhirnya bebas dari penjajahan. Saya juga menjadi tersadar atas betapa kuat nasionalisme dan perjuangan bangsa yang tergambar dalam syair lagu kebangsaan kita.

Hari pelaksanaan, Sabtu, 14 Mei 2022. Diawali dengan berdoa, lalu perkenalan dari teman-teman yang berasal dari luar kota Bandung. Kemudian masuk ke breakout room untuk perkenalan dengan teman-teman kelompok yang telah dibagikan sebelumnya dan lanjut ke sedikit sesi materi. Setelah itu, ada mini games quizizz seputar pengetahuan umum Indonesia. Dari quizizz ini, saya mendapat berbagai pengetahuan unik baru, seperti kepanjangan kue putu, yaitu pencari uang tenaga uap. Setelah selesai, kami kembali masuk ke breakout room untuk mempersiapkan presentasi, puncak acara dari geladi hominisasi. Tema kelompok saya sendiri adalah “Menerapkan Kearifan Lokal di Era Digitalisasi” dan kami melakukan presentasi kreatif dalam bentuk talkshow. Dari antara 14 kelompok, dipilih 3 kelompok untuk maju ke presentasi final, lalu dipilih satu kelompok yang menjadi presenter terbaik. Presentasi setiap kelompok benar-benar menarik, menunjukkan civitas academica UNPAR yang mampu berinovasi dan kreatif. Akhirnya, kegiatan ditutup dengan kesimpulan dan doa penutup.

Geladi hominisasi memberi pengalaman dan insight baru bagi saya. Keberagaman Indonesia yang tampak dalam setiap perjalanan kegiatan geladi, mulai dari perbedaan domisili, suku, budaya, dan agama setiap peserta hingga materi yang diberikan, semakin menginspirasi saya untuk selalu bisa mengapresiasi dan memahami keberagaman yang ada. Budaya Indonesia sendiri benar-benar indah dan menarik, masih banyak hal yang belum kita ketahui, masih banyak hal yang perlu kita pelajari tentang Indonesia sendiri. Saya juga semakin sadar akan pentingnya kemampuan menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara, agar kita mampu berpikir kritis dalam memberikan kontribusi kita sebagai warga negara Indonesia dan menjadi bagian dari bangsa ini seutuhnya. 

Saya juga belajar banyak mengenai cara menyampaikan ide dan pendapat melalui presentasi selama kegiatan geladi. Kita diajarkan untuk mampu menggunakan metode bersikap kritis (knowing, understanding, and innovating) lalu selalu bersikap kritis, antusias, dan kreatif dalam melakukan presentasi. Saya menjadi sadar bahwa saya harus meningkatkan aspek kreativitas saya, bagaimana cara mengemas presentasi agar dapat menarik perhatian audiens untuk mendengarkan. Tentunya, saya akan mencoba untuk memperhatikan hal ini di kala menyampaikan presentasi di kemudian hari untuk menunjang perkuliahan saya. Tak lupa, saya akan memperbanyak membaca dan memperdalam pengetahuan saya mengenai budaya Indonesia dan selalu berusaha untuk berpikir logis di setiap kesempatan yang ada, untuk dapat menempatkan diri dengan semakin baik sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.


"Anak muda wawasan boleh meng-internasional, tapi jangan lupa bangga-lah juga kearifan lokal"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun