Mohon tunggu...
Hillary Claresta Sirait
Hillary Claresta Sirait Mohon Tunggu... -

I'm just like the other teenagers... But the different is, I really love DBSK/TVXQ/Dong Bang Shin Ki/TOHOSHINKI Love them forever... ALWAYS KEEP THE FAITH

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FANFIC] Don't Let Me Awake If This Is a Dream

9 September 2010   03:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:20 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Happy reading^^ Title: Don't Let Me Awake If This Is a Dream Cast: - Kim Soo Jin -Jung Yunho -Jung Taewoo Other cast: -Shim Changmin -Kim Jaejoong -Park Yoochun -Kim Junsu Yunho Marie Claire ~Author’s POV~ Kata-kata “aku akan selalu berada disampingmu”, pada akhirnya…… hanya menjadi cerita dalam mimpi saja. “Laporan terkini Kim Soo Jin seorang siswi berumur 15 tahun yang kepalanya terbentur keras ada dalam kondisi koma. Ada jugaberita yang menyatakan si penabrak adalah penguntit yang sering mengikuti Soo Jin. Polisi masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.”kata reporter TV. #flashback# “Hei, habis ini kita naik bianglala yuk! Aku ingin sekali naik itu.”kata Soo Jin. “Apa? Bianglala? Main jet coaster saja.”kata Changmin. “Bianglala kan membosankan.”Junsu menimpali. “Aku juga mau main jet coaster aja ah.”kata Yoochun. “Aku mau main bianglala.”kata Yunho tiba-tiba. “Kita naik bareng yuk!” “Kamu serius Yunho?”Tanya Jaejoong. “Ya sudah, kalau gitu  kalian berdua saja yang naik.” “Mweo? Kita berdua?”protes Soo Jin. “Ya sudah, begitu saja ya. 30 menit lagi kta bertemu di tempat ini lagi. Annyeong!”kata Jaejoong. “Ya! Kalian itu.”teriak Yunho. -di bianglala- “Wah hebat! Semua pemandangan di Seoul kelihatan dari sini.”kata Soo Jin semangat. Lalu Soo Jin menoleh ke arah Yunho yang dari tadi diam saja. Soo Jin menatap curiga kearah Yunho. “Jangan-jangan…. Kamu takut ketinggian ya?”kataku. “A…aniyo.. si…siapa bilang.”kata Yunho. “Padahal kamu kan nggak usah memaksa ikut naik dengaanku.”kata Soo Jin. “Aku…”kata Yunho. “Hmm?”Tanya Soo Jin. “Soo Jin-ah, aku menyukaimu! Nae yeoja chingu-ga dwae-o jullae?”Tanya Yunho. Lalu keheningan menyelimuti. “Boleh.”kata Soo Jin. “Jeongmal?”kata Yunho bersemangat lalu langsung berdiri menuju Soo Jin. Krak… Bianglala yang kami naiki  bergoyang. “Uwaaa…”teriak Yunho lalu menuju pojokkan. “Tuh kan kamu takut ketinggian. Geojitmal!”kata Soo Jin. “Hehehehehe..”Yunho hanya bisa tertawa. Aku suka kamu Yunho… Kebaikan hatimu… Senyummu…Juga kebohonganmu yang langsung ketahuan… Yunho…ku ingin selalu berada di sampingmu. #end of flashback# ~Soo Jin’s POV~ “Geojitmal!”kata-kata itu keluar dari mulutku. Aku pun membuka mataku. “Soo…Soo Jin-ah.”kata seseorang di samping tempat tidurku. “Ahjussi siapa?”tanyaku pada orang di sampingku. “Aku panggilkan dokter ya.”katanya lalu pergi keluar kamar. “Oh iya, aku tertabrak ya.”kataku. “Menurut pemeriksaan kondisimu stabil. Tapi bukan berarti kamu bisa kembali seperti semula. Kamu sudah tertidur selama 1 bulan.”kata lelaki itu. “Satu bulan?”tanyaku. “Tapi ngomong-ngomong ahjussi ini siapa sih?” “Aku Jung Taewoo. Aku saudara jauhmu. Sepertinya cuma aku yang menjagamu. “Aku kan masih punya orang tua. Lalu Yunho…dimana dia?”kataku. “Soo Jin-ah, kepalamu terbentur keras, mimpi dan kenyataan tidak bisa dibedakan. Ayo kita pulang!”kata Taewoo. *Apa? Mimpi.. tidak mungkin* “Pu..pulang kemana?”tanyaku. “Ke rumahku.”kata Taewoo lalu menggendongku. “Kyaaaa… Kenapa aku harus ikut ke rumah ahjussi? Aku nggak mau.”kataku meronta. Aku sama sekali tidak mengerti. Akhirnya aku dibawa juga ke rumahnya. Cukup besar. “Tunggu disini sebentar.”kata Taewoo lalu ia masuk ke dalam rumahnya. *Wah, kesempatan. Aku bisa kabur* Tapi tubuhku tidak mau berkkompromi. Aku masih belum bisa menguasai tubuhku. Tubuhku lemas lalu terdengar suara… Prang… “Ayo masuk!”kata Taewoo. Taewoo menggendongku lagi. *Bagaimana ini? Aku harus menelepon polisi* “Mana HP-ku?”tanyaku. “Rusak sewaktu kecelakaan.”katanya. “Ayah dan ibuku?”tanyaku. Ia hanya diam tanpa ekspresi. “Yunho?”teriakku mulai kehilangan kesabaran. “Sebelum kecelakaan aku masih bertemu Yunho. Aku masih sangat mengingatnya sama seperti kemarin! Tapi aku nggak kenal kamu!!” “Kan sudah kubilang. Mereka yang kamu sebut itu hanya khayalan. Kamu hanya bermimpi. Dan lagipula, wajar kamu tidak mengenalku. Aku kan saudara jauhmu.”kata Taewoo *Apa-apaan sih orang ini. Jangan-jangan orang ini penguntit yang menabrakku* “Itulah kenyataannya.”kata Taewoo lagi. Aku berjalan mundur menghindari Taewoo. Tapi aku menginjak pecahan kaca, aku melihat pecahan-pecahan kaca di belakangku, lalu tiba-tiba semuanya gelap. *Jangan-jangan ini kasus lelaki aneh yang menawan perempuan muda lalu meminta tebusan* Aku membuka mataku. “Oh iya, aku pingsan..di atas pecahan cermin!”kataku. “Lho.”kataku sambil memegang punggungku. Aku melihat Taewoo tertidur posisi duduk di tepi tempat tidurku. Aku melihat tangannya di perban. “Dasar, salahnya sendiri memecahkan kaca.”kataku. Taewoo lalu terbangun. “Oh, sudah sadar ya. Maaf membuatmu kaget.”kata Taewoo lalu mengelus lembut kepalaku. “Ah…Ahjussi mau kemana?”tanyaku saat melihat Taewoo pergi. “Aku mau ke kantor, tadi anak buahku menelepon ada yang harus kuurus. Aku pulang agak malam. Tirainya jangan dibuka, bahaya.”kata Taewoo lalu pergi keluar rumah. Terdengar suara mobil keluar rumah. *Lho…aku yang mau kabur, malah dia yang pergi. Aku telepon Yunho saja* Aku pun beranjak mnuju ruang tamu mencari telepon. Nomor yang anda hubungi sudah tidak terpakai lagi. *Apa salah pencet? Coba lagi!* Nomor yang anda hubungi sudah tidak terpakai lagi. *Telepon rumah, eomma pasti khawatir* Nomor yang anda hubungi sudah tidak terpakai lagi. “Mereka yang kamu sebut itu hanya khayalan.”kata-kata Taewoo terngiang di kepalaku. *Telepon polisi* Aku hendak memencet nomor polisi, lalu mataku tertuju pada tas yang berisi baju yang terlipat rapih. Jangan-jangan… dia yang selama ini merawatku. Saat tersadar pun yang ada hanya dia. Jangan-jangan biaya rumah sakitnya juga… *Benarkah semua itu hanya mimpi?* Saat malam hari aku mendengar deru mobil masuk ke halaman rumah. ‘Jung Taewoo’ yang pulang larut malam masuk ke rumah lalu menuju kamarku. Ia melihatku yang pura-pura tidur lalu tersenyum lega. Sejak saat itu aku rasa orang ini bukan orang jahat. -keesokan hari- Aku terbangun saat sinar matahari memaksa masuk ke dalam kamarku melalui ventilasi. Aku keluar kamar dan melihat ke arah tirai yang terbuka. “Yunho.”teriakku. Aku melihat Taewoo berjalan bersama Yunho. *Itu bukan mimpi* -keesokan hari- “Pagi.”ucapku dari dapur. “Ya! Apa yang kamu lakukan?”Tanya Taewoo. “Eummm… Di kulkas ahjussi nggak ada bahan yang bagus! Kalau nggak enak jangan salahkan aku ya.”kataku. “Selamat makan.”kata Taewoo. “Apa sih pekerjaan ahjussi?”tanyaku. “Aku hanya menjalankan perusahaan yang diwariskan keluargaku.” “Oh.. Terus yang bayar biaya rumah sakitku siapa?”tanyaku. “Aku. Memang kenapa?”tanyanya. “Aniyo. Cuma ingin tahu.”kataku. “Terima kasih makanannya. Enak.”kata Taewoo. “Masa?”kataku lalu mencicipi makanannya. “Uh, geojitmal.” “Oh iya. Aku kemarin melihatnya. Ahjussi sedang ngobol dengan Yunho. Yunho datang untuk bertemu denganku kan? Temukan aku dengan Yunho!”kataku. “Tidak ada orang seperti itu yang datang.”kata Taewoo. “Tadinya kupikir ahjussi orang yang jahat, tapi sebenarnya ahjussi orang yang baik kan? Tolong katakana yang sebenarnya.”desakku. “Mungkin kamu bermimpi lagi.”kata Taewoo. “Ini bukan mimpi!! Kenapa tidak mau memberitahu apapun?”teriakku. “Aku pergi ke kantor dulu. Jangan keluar rumah sama sekali.”katanya lalu keluar rumah. “Kalau dia seperti itu, aku akan pergi dari sini.”kataku lalu mengambil jaket dan keluar rumah. *Sebenarnya ini dimana?* “Sial tangan dan kakiku belum bisa bergerak sesukaku.” *Aku harus pergi kemana? Ada dimana…* “Yunho.”ucapku saat melihat sosok Yunho berjalan di depanku. Tapi Yunho terlihat menggandeng perempuan lain. #flashback# “Soo Jin-ah.. boleh kucium?”Tanya Yunho. “Dasar.. nggak perlu tanya segala.”kataku. “Hah..mian.”kata Yunho. “Kalau begitu, kalau kamu mau berjanji seumur hidup akan berada di sisiku, kamu boleh melakukannya.”kataku. “Seumur hidup ya.. kalau gitu nggak jadi deh.”kata Yunho. “Eeh..”kataku lalu menatap Yunho. Tiba-tiba aku merasa Yunho menyapu bibirku. Bibirnya lembut sekali. Mukaku merah karena malu. “Kau tertipu.”kata yunho. “Selamanya aku akan berada di sisi mu.” #end of flashback# *Kenapa…janjinya diingkari* Air mata mulai menetes dari pelupuk mataku. Langit pun sepertinya merasakan sakit hatiku. Hujan pun ikut turun. Aku terduduk di tempatku. “Yunho..”bisikku. “Soo Jin-ah.”panggil Taewoo. Aku memandang Taewoo. *Dia mencariku?* “Pekerjaanmu bagaimana?”tanyaku. “Yu..Yunho..” “Ah, dia itu! Katanya mau sekolah ke luar negeri. Sekarang sudah tidak di Korea lagi.”kata Taewoo lalu menutupi kepalaku dengan jaketnya.”Kemarin dia bilang tolong jaga Soo Jin.” *Dia ini ngomong apa sih? Padahal aku baru saja melihat Yunho. Selalu saja berbohong, kenapa tidak mau beritahu apapun* Ah..aku tahu.. orang ini…. “Soo Jin-ah, aku menyukaimu.”kata Taewoo sambil memelukku. “Aku ingin kau berada di sisiku.” Kenapa… Kenapa perasaanku jadi sehangat ini? Aku pun membalas pelukan Taewoo. “Bukan itu… kan sudah kubilang. Bunga pearlgonium!”kataku. “Salah ya?”kata Taewoo. “Padahal manisan itu.”kataku. “Aku bosan sekali di rumah. Belikan yang benar dong. Ahjussi bisa baca nggak  sih?” “ Begitu ya. Kalau itu yang ini di kembalikan deh.”kata Taewoo. “Eh, nggak usah dikembalkan.”kataku. “Gara-gara bunga ini aku dibilang tidak bisa membaca. Buang saja yang seperti ini.”kata Taewoo lalu membuangnya ke tong sampah. “Eh?! Jangan. Cuma salah ngomong kok.”teriakku. “Lho!”kataku saat melihat bunga tadi ada dimeja. “Kau tertipu.”kata Taewoo lalu tertawa. Taewoo sekarang jadi lebih sering tertawa. Aku mungkin…mencintai lelaki ini. Ting..tong… “Apa ada yang tertinggal?”kataku sambil membuka pintu. Aku terkejut melihat orang yang berdiri di hadapanku. Yunho! “Ternyata sudah keluar dari rumah sakit ya? Mana ahjussi? Sudah pergi kerja? Yah, walaupun berat, kalau sudah bisa jalan, kerja donk. Gimana kalau sedikit membantu om. Karena khawatir aku melihat situasi. Kalau nggak ada, aku pergi. Ngomong-ngomong bagaimana kalau berpakaian sesuai umurmu. Dagh.”kata laki-laki di hadapanku. Padahal jaraknya sedekat ini. Tapi aku,kenapa tidak merasakan apapun? Yang tadi itu, apa benar Yunho? Benarkah Yunho yang kusukai? Sekarang pikiranku tertuju pada Taewoo. Semua ingatan-ingatanku dengannya mulai muncul di benakku. Geojitmal…’Soo Jin-ah, aku menyukaimu’… ‘kau tertipu’ Tapi kenapa ia memecahkan cerminnya? Aku pun mengambil pecahan cermin yang tersisa. Prang… aku menjatuhkan kaca yang ada ditanganku. -sore hari- “Taman bermain?”Tanya Taewoo. “Itu tempat kenanganku dengan Yunho. Untuk menghilangkan perasaanku pada Yunho, tolong antar aku kesana ya.”kataku. “Boleh, aku tidak ada janji sore ini. Ayo kita pergi.”kata Taewoo. -di taman bermain- “Uwaa…kangennya..”teriakku. “Saat kelas 10 SMA, aku pernah datang dengan teman-teman sekelasku. Ada Yunho juga.” “Jangan terlalu bersemangat, nanti jatuh.”kata Taewoo. “Ahjussi aku ingin naik bianglala.”kataku Aku dan Taewoo pun naik bianglala. “Padahal Yunho takut ketinggian. Tapi demi aku, dia memaksakan diri. Ahjussi tidak takut ketinggian kan?”celotehku. “Iya.”kata Taewoo. “Ahjussi..”panggilku. “Ne?”katanya. “Boleh aku duduk disampingmu?”tanyaku. “Boleh.”kata Taewoo. “Yap…”aku pun pindah ke sampingnya sambil melompat sehingga bianglala yang kami naiki bergoyang. “Uwaa…”teriak Taewoo. “Geojitmal.”kataku. “Bu..bukan begitu. Kayaknya tadi ada serangga. Aku nggak takut ketinggian kok.”kata Taewoo. “Kau nggak perlu berbohong lagi.”kataku. Aku lalu memegang kedua pipi Taewoo dengan tanganku. Aku pun lalu mengecup bibirnya dengan lembut. “Soo…Soo Jin-ah.”kata Taewoo. Air mata mulai membanjiri mataku. “Di matamu…terbayang diriku yang sesungguhnya. Yunho, berapa umurku sekarang?”kataku. Yunho yang berada di depan mataku sudah berumur 31 tahun. “Orag tuamu sempat berpikiran untuk menghilangkan penderitaanmu selamanya. Tapi aku memaksa untuk merawatmu. Karena aku sudah berjanji, aku akan berada di sisimu selamanya.”kata Yunho. #flashback# -di rumah sakit- “Soo Jin-ah. Perlahan-lahan sinar mataharinya jadi pendek, ya. Soo Jin-ah, aku…selamanya seperti ini pun, sudah cukup bahagia.”kata Yunho. “Geojitmal.”kataku lalu membuka mataku. “Eh?”kata Yunho. “Ahjussi siapa?” #end of flashback# Mulai saat itu Yunho memutuskan untuk berbohong padaku. “Yang kamu pikir Yunho itu, sebenarnya keponakanku.”kata Yunho. “Yunho, ayah, ibu juga kenangan bahagia. Kalau semuanya dihilangkan kamu tidak akan terluka lebih dalam lagi.” “Dasar bodoh! Selalu saja membuat kebohongan yang mudah ketahuan. Selama 15 tahun selalu dan selalu berada di sisiku. Gomawoyo..”kataku sambil terisak di dadanya. “Mianhaeyo Yunho-ah.” Gara-gara aku, Yunho membuang hidupnya selama 15 tahun, demi memberi kehangatan seperti ini. Apakah kebahagiaan ini bisa kukembalikan pada Yunho? Harus kukembalikan! Meski waktu mengubah wujud kami berdua. Walau keputusasaan mengambil senyum itu. Janji tak pernah teringkari. Mulai sekarang akan terus berlanjut. FIN Gimana chingu?? Wajib comment!!!! -NO SILENT READER PLEASE-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun